꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Aku mencintaimu seperti malam, dipenuhi oleh diam
Aku mau kita seperti angin
Berhembus dengan pelan
Menghiraukan segala macam aral rintangan
Bukan seperti bintang ataupun bulan
Karena aku tak mau menjadi satu di antara seribu
Aku hanya ingin mencintaimu dengan apa yang bisa membuatmu ingin lebih lama, bahkan lebih dari selamanya.GADIS itu menatap undangan ulang tahun di tangannya. Ia terdiam seketika, sebentar lagi fana itu akan menjadi nyata. Segala yang pernah hancur, perlahan-lahan akan segera menemui kebahagiaannya.
"Non, makanannya sudah Bibi siapkan di meja makan."
"Nanti, aku belum lapar."
Gadis itu menggeleng pelan seraya memejamkan mata, jemari lentiknya ia ketukkan di dahi.
Baginya, ada banyak hal yang tak ia pahami di dunia. Tentang kehidupan atau bagaimana semesta bekerja. Di sini, gadis itu hanya perlu mengikuti alur yang diciptakan keluarganya. Ia mengingat lagi di mana bahagia masih menjadi temannya. Bahagia sekali rasanya saat Bumi masih menjadi miliknya.
Semuanya terasa benar sampai ia membenarkan apa yang tak seharusnya ia lakukan. Menjalin hubungan dengan laki-laki lain saat ada hati yang menjaganya mati-matian.
Jika memang dirinya yang salah, mengapa rasa itu tak bisa dihilangkan?
***
Hari ini Senja sudah berangkat sekolah. Meskipun Bunda sudah melarang, tapi gadis itu tetap bersikeras bahwa dirinya sudah tidak apa-apa.
"Padahal nggak usah segitunya, aku juga udah nggak papa." ujar Senja.
"Itu tandanya Bunda khawatir. Kamu udah bawa obatnya, kan?"
"Udah."
"Bukannya kamu seneng bolos, ya?"
"Udah dua hari aku bolos, bosen di rumah."
Tangan Langit terulur mengusap rambut Senja pelan. "Udah sana turun, hati-hati. Jangan sampe kecapekan!"
"Iya, siap bos!"
Senja menghela napas dalam setelah menatap mobil Langit menjauh, lalu mengeluarkan sebotol obat dengan kasar. Ia berdiri di samping gerbang sekolah, menatap hampa tiga butir obat di tangannya.
"Kita ketemu lagi dan lagi." keluhnya.
Kemudian gadis itu tersenyum dan menelan tiga butir obat itu sekaligus. Juga berniat menelan umpatan tertahan yang sempat ia ungkapkan di dalam hati tentang sakit yang ia derita ini.
"Ngapain?"
Gadis itu berjengkit kaget, menoleh ke samping dan mendapati wajah Bumi begitu dekat dengan wajahnya. Senja menatap Bumi dengan mulut nyaris terbuka. Semburat merah muncul di pipi gadis itu tanpa diminta. Juga jejak senyum yang tercetak jelas di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
Não Ficção[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...