꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Untuk kemarin, terimakasih sudah mengajarkanku keikhlasan
Untuk sekarang, terimakasih sudah mengajarkanku kesabaran
Untuk esok, terimakasih karena mau mengajarkanku arti penantianUntuk kamu, terimakasih telah ada
Hingga kita sama-sama belajar tentang menerima
BEL istirahat berbunyi, disambut gema sukacita. Siswa-siswi satu persatu meninggalkan ruang kelas seperti biasa, dengan raut wajah lapar ala mereka. Koridor yang tadinya lengang kini terlihat padat hanya dengan hitungan menit saja. Tempat-tempat seperti kantin, koperasi, toserba, lapangan dan taman menjadi tempat favorit untuk dikunjungi."Ah, sial! Ulangan matematika Oliv oil sama sekali nggak bisa gue kerjain, noleh aja susah, mana bisa mau cari contekan." gerutunya di tengah langkah santainya menyusuri koridor. Sesekali ia membetulkan tatanan rambut panjangnya yang sedikit berantakan. "Apalagi si anak emasnya noh tukang ngadu, awas aja!"
"Heh, yang udah berlalu tuh jangan dipikirin. Mending mikirin cara supaya lo bisa tambah deket sama sepupu gue... Mars."
Gadis itu sontak berdecak. "Nora, jujur sama gue... emang gue kurang cantik?" tanyanya dengan wajah putus asa.
Nora menggeleng. "Cantik sih iya, tapi bego lo yang nggak ketulungan itu tuh masalahnya."
Ejekan Nora sukses membuat Nathalie merengut. "Mulut lo!"
Dua gadis yang asyik mengobrol itu mempercepat langkahnya kala mata mereka menangkap dua lelaki berjalan keluar dari kelas. Wajah Nathalie yang semula kesal, sudah berganti dengan raut wajah sumringah dengan matanya yang menyipit sebelum senyuman dan jentikan jari membuatnya tersadar.
"Samperin, yuk. Tapi, lo nggak papa kan ketemu sama Bumi?"
"Ya emang kenapa?"
"Nggk papa juga, sih." jawab Nathalie.
Lalu saat Nathalie berteriak keras memanggil mereka, dua lelaki itu memutar kepala. Melihat dua gadis yang membelah ramainya koridor. Setiap orang menjeda kegiatan mereka hanya untuk sekedar melirik dua gadis itu. Sebagian pasang mata mengagumi kecantikan mereka, Nora dan Nathalie– lambang kecantikan HSL.
Nathalie melintas, berjalan menyamai langkah Mars setelah mendorong Bumi menjauh. "Siang, Mars!" Pekikan senang Nathalie sama sekali tak digubris oleh sang pemilik mata rubah itu. Lelaki itu justru memutar mata malas.
Maka saat Nathalie menyenggol lengannya sebagai jalan ninja, Mars hanya mendesah pelan seraya menoleh tak selera. "Hari ini panas banget, ya? Mau minum dingin-dingin di kantin nggak, bareng gue?" tawarnya.
"Nggak usah repot-repot." Mars melempar senyum singkat, pesona lelaki pendiam itu ampuh sekali bikin hati cenat-cenut.
Nathalie sibuk menanyai alasan Mars kenapa lelaki itu sering sekali menolaknya. Sedangkan Nora mendekat pada Bumi, kemudian berbisik pelan di samping lelaki itu. "Hai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
Non-Fiction[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...