꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Bacanya sambil dengerin lagu yang sedih deh coba, biar lebih ngefeel *saran aja sih.
Hari ini aku bertemu kamu
Tatapmu masih seteduh dulu
Hingga tanpa sadar, aku kembali mengingat kenangan kita
Yang selama ini selalu ku simpan dalam kepalaSampai akhirnya kamu memalingkan muka
Dan aku sadar jika kita memang tak ditakdirkan bersama
Kamu hanya ditakdirkan singgah sementara.
MATAHARI kian jatuh, sunyi perlahan merengkuh. Bibir pucat Bumi berulang kali menghela napas panjang. Seolah dengan begitu pikiran-pikiran liarnya bisa hilang. Lelaki itu menarik sudut bibirnya kaku. Senyum yang terpatri pada setiap gerak gadis itu membuat jantung Bumi seolah hilang fungsi. Rasa kebencian yang selama semalam ia bangun sepenuh jiwa runtuh begitu saja.Gadis itu masih memiliki kemampuan yang sama, kemampuan untuk membuat Bumi jatuh cinta. Cih, salah Bumi mengiyakan permintaan Mars yang kata lelaki itu bermaksud untuk melepas semuanya.
"Kalo emang bener, bukannya lo harus lurusin ini sama Senja? Maksud gue, supaya lo bisa melepas dia... begitupun sebaliknya."
"Apa kabar?"
Suara lembut itu mengalun, menggelitik telinga dan kemudian meremas kuat jantung Bumi. Lelaki itu terpaku pada binar mata Senja, mencari secuil rindu atau sisa-sisa masa lalu yang masih tersimpan di sana.
Namun, senyum lebar yang gadis itu berikan justru membuat Bumi sadar bahwa ia harus kembali pada kenyataan. Jemarinya terkepal kuat, memutih, membiarkan luka yang belum kering itu terkoyak kembali.
Waktu tidak berhasil mengubah segalanya, terlebih perasaan Bumi pada Senja.
"Tangan kamu... berdarah."
Tanpa aba-aba, gadis itu meraih tangan Bumi. Matanya meneliti lagi, sayatan luka itu terasa seperti sayatan pada hatinya sendiri. "Bukannya waktu itu udah aku kasih obat, kenapa nggak dipake buat obatin luka kamu?"
"Bukan urusan lo."
Dengan lesu Bumi memejamkan mata, meletakkan kesadarannya pada pahatan wajah Senja. Ia lelah mengakui bahwa percuma saja ia membenci jika perasaannya sebesar ini. Belum sempat Bumi membuka suara, sosok itu sudah jauh lebih dulu mengucapkan kalimat yang membuat dadanya berdesir pelan.
"Aku kangen, tahu."
Lelaki itu berdecih untuk menutupi tawa yang sudah menggantung di ujung bibirnya.
Senja mengamati lelaki itu lama sebelum akhirnya mengusap pelan jejak darah di tangan Bumi.
"Apa lo seneng karena udah bisa buat gue menderita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
Literatura Faktu[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...