54. Sekecap terimakasih

481 102 3
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Banyak sekali kata indah tentang senja, seakan melupakan jika senja hanya singgah sebentar saja.

Banyak sekali kata indah tentang senja, seakan melupakan jika senja hanya singgah sebentar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEPERTINYA keputusan awal Bumi untuk menjauh dari Senja dengan cara membenci berakhir gagal. Bukan karena Senja yang tidak terpengaruh, tapi karena setiap melihat gadis itu hatinya seolah ditarik.

Terlebih permintaan sederhana Senja yang tak ia kabulkan, membuat hatinya terguncang hebat. Bagaimana sulitnya mendorong rasa untuk menghilang, namun justru bertambah besar. Itu yang Bumi pikirkan sekarang.

Beberapa kali Bumi menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya pada mobil dengan tangan tenggelam dalam saku. Menanti dengan sabar hingga Nora keluar dari mobil, lalu mencari apa yang gadis itu akan beli secepat yang ia bisa.

"Sorry, lama." Nora tersenyum sekilas, lalu menunduk dan memasukkan bedaknya ke dalam tas.

"Lo ngapain aja di dalam?"

"Make up, biar kelihatan cantiklah. Kan seharian ini udah lepek gara-gara di sekolah." jawab Nora.

Gadis itu meringis, mengekori Bumi yang lagi-lagi mengabaikannya. Lelaki itu berjalan masuk ke dalam pintu mall, masih dengan tangan yang tenggelam dalam sakunya. Kini mereka sudah berjalan bersisian, dan tentunya dengan rasa tidak enak yang menggantung di kepala gadis itu.

"Lo marah, ya?"

Bumi mengernyit, mau mengelak tapi kok ia merasa kesal juga. "Lo mau cari barang apa?"

Nora mendesah berat. "Lo segitu nggak sukanya, ya, jalan sama gue? Bukannya dulu suka banget jalan gini?"

"Gue capek."

"Oke-oke maaf." Ia menghela napas panjang, menatap satu persatu toko di mall itu yang seolah mengejeknya. Sampai akhirnya, pandangannya jatuh pada toko tas branded di sana.

"Kita ke situ, yuk? Nora mendongak dengan senyum lebar. "Mau beli tas buat kado Kak Iris. Kak Iris bentar lagi kan ulang tahun."

"Bukannya lo nggak perlu dapat persetujuan dari gue?"

Jantung Nora seperti dipukul. Gadis itu menggelengkan kepala tidak percaya. Perih di dadanya terasa lebih dari yang ia kira. Bagaimana rasanya memiliki kekasih yang masih dibayang-bayangi oleh masa lalunya? Itu sakit, bagaimanapun ia tidak salah di sini... tapi rasanya.

Dan di tengah pikirannya, Nora menarik Bumi, menelusupkan tangannya pada lekuk lengan lelaki itu. "Kita itu udah tunangan, jadi harus kelihatan benar-benar mesra juga, kan?" tanyanya mencoba untuk tersenyum walau Bumi sudah ingin menarik tangannya lagi.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang