꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Aku akan melangkah ke arahmu
Menghapus sesak yang membayang di sela tawamu
Merengkuh tubuh rapuh itu
Hingga kamu tak perlu menyembunyikan lukamu
Hingga kamu tak perlu berpura-pura menjadi mampuDan aku, akan selalu menjadi tempat pulangmu....
SETELAH Senja rela mengorbankan kalori hanya untuk berlari mengejar bola, kini Senja harus mengorbankan dua kali lipat kalori lagi. Gadis itu berlari dari kelas menuju gerbang sekolah. Karena langit menunjukkan gejala akan turun hujan. Jangan lupakan jika payung Senja dibuang oleh Bumi.
"Lama banget, satu jam doang nungguin kamu!" ucap Langit ketika Senja masuk ke dalam mobil.
Satu jam katanya?
"Pembohongan publik, dosa!"
"Emang bener."
Gadis itu berdecak sebal, memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosan.
"Bang...."
"Hm?"
"Mampir ke toko buku dulu yuk, pengen beli novel. Bentar doang, kok."
Langit mendengus. "Bayar sendiri, ya?"
"Ya nggaklah, aku pergi sama Abang ya berarti Abang yang bayarin. Gimana, sih!"
Langit mendengus lagi, "kebiasaan ya lo."
"Lo?" Senja mengerutkan dahinya. "Aku bilangin Bunda nih kalo bilang lo lagi." Senja meletakkan jemarinya di dagu. "Nggak akan aku bilangin kalo dibayarin, deal?"
"Iya Senja sayang, puas!" Dengan berat hati pun, Langit menyetujuinya. Walau sebenarnya lelaki itu lebih ingin membeli susu, tapi tak apa. Demi Senja ia rela melakukan apa saja.
"Nah gitu kek dari tadi."
Langit mendengus saat Senja justru tersenyum lebar. Gadis itu kembali memfokuskan diri pada sesuatu di ponselnya.
"Bang?"
"Apa lagi adik manis?"
"Tumben." Gadis itu menggerutu, tak peduli pada Langit yang tertawa di sebelahnya. "Aku mau nanya nih, serius tapi ya jangan main-main."
Langit melirik sekilas ke arah Senja. "Ya udah berarti kita resmi jadian."
"Baaaaaang... please deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
Não Ficção[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...