29. Perihal cemburuku

638 125 0
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Tidakkah kamu mengerti?
Di setiap tanganku kamu genggam, aku selalu mencoba menyampaikan
Bahwa aku adalah dingin air lautan
Yang setia memelukmu, walau tak pernah kamu suka
Yang sendirian dalam kedinginan, juga abadi pada penantian


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


RUANG guru selalu mencekam bagi mereka. Dua gadis itu duduk dengan jemari bertaut di depan Bu Listy yang memegang ujung kacamatanya. Beliau menatap Senja dan Bulan bergantian.

"Tugas sejarah kalian."

Senja menghela napas panjang, sementara Bulan menyeka bulir keringat yang mulai bermunculan. Diam-diam tangan mereka saling menggenggam, menyembunyikan rasa takut apalagi tatap Bu Listy tak lepas dari pandangan.

"Ibu sudah coba cari kesalahan di tugas kalian, tapi ternyata tidak ada," Bu Listy tersenyum. "Semuanya nyaris sempurna."

"Ibu, serius?" tanya Bulan, binar di matanya menerang.

"Ya. Tapi benar kalian kan yang mengerjakan? Bukan orang lain?"

Otomatis Senja menggeleng. Gadis itu meraih udara yang mendadak mendesak paru-parunya. Ia tidak bisa mengatakannya, jika iya, bisa dicoret nilai sejarahnya yang hampir sempurna itu.

"Nggak, Bu." ucap Senja berdusta. "Kemarin saya sama Bulan begadang buat itu, syukur hasilnya gak mengkhianati usaha."

"Kebalik, bodoh." desis Bulan.

Bu Listy mengangguk. Ia tersenyum sebelum menatap Senja dan Bulan bergantian. Tak ada lagi kemarahan di balik matanya seperti kemarin, yang ada hanya tatap hangat seorang ibu kepada anaknya.

"Kalian kembali ke kelas, ibu masih ada sesi konseling nanti. Tolong panggilkan Kara, Luna dan Fay, ya."

Mereka mengangguk dengan senyum yang menghias bibir masing-masing. Keluar dengan menutup pintu sepelan mungkin sebelum akhirnya menjauh dari ruangan itu.

"Lo dapat sokongan otak dari mana?" tanya Bulan penasaran.

"Ada pokoknya."

"Ya berarti tadi lo bohong dong?"

"Emang."

Bulan berdecak. "Bukan itu jawaban yang gue mau," gadis itu lalu merapatkan tubuhnya ke tubuh Senja. "Dapat sokongan otak dari mana? Spill dong, gue juga mau kali."

Senja berhenti sejenak di tepi lapangan. Ia tersenyum samar, menatap seseorang yang sibuk berlari menggiring bola. Senja ingin duduk di sana, karena hanya itu ia bisa merasakan Bumi berputar untuknya.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang