22. Siapa yang pantas?

675 139 3
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Jika perasaanmu adalah sekuntum mawar
Lebih baik aku tidak pernah memetikmu di taman
Agar aku tak terluka jika kamu layu dan kemudian meninggalkan

Dan jika esok tidak berpihak pada kita
Ingatlah, di sini ada gadis yang rela memelukmu kembali jika kamu terluka
Meski dunia telah memintanya untuk berhenti saja.

Dan jika esok tidak berpihak pada kitaIngatlah, di sini ada gadis yang rela memelukmu kembali jika kamu terlukaMeski dunia telah memintanya untuk berhenti saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SENJA, ada temen kamu tuh."

"Siapa?" tanya Senja dengan tatap yang tak tertuju kepada Langit.

"Gebetan kali, temen sekolah kamu juga, kok. Seragamnya sama."

Senja mengernyit, lalu gadis itu berjalan, membasuh tangannya setelah bicara pada Bunda untuk menemui temannya.

Kemudian Senja merekam semua hal. Ia menyukai bagaimana mata Bumi menyipit dengan kening yang mengernyit. Senja bahkan sangat hafal bagaimana Bumi mengatupkan bibir dan menghela napas panjang, seolah dengan begitu semua beban di kepalanya menghilang. Namun yang membuat gadis itu penasaran adalah bagaimana Bumi bisa terlihat begitu tenang, sedangkan Senja harus menahan napas hanya karena satu ruang dengannya?

Dan kemana perginya mulut cerewet Senja?

"Kak Bumi... ngapain di sini?"

Lalu yang ia lihat, Bumi menghembuskan napas panjang. Menatap Senja dengan mata teduh yang seolah menaunginya. Sampai akhirnya Senja jatuh pada kalimat seringan kapas yang lelaki itu ucapkan.

"Gue mau bicara."

Senja tersenyum dan membuang muka ke belakang. Duh, jangan sampai Bunda, Ayah sama Bang Langit lihat... bisa panjang melebihi interview pekerjaan.

Senja mengikuti arah Bumi melangkah ke luar. Mereka sama-sama bungkam. Membiarkan sunyi dan Bumi berteman hingga langkah mereka terhenti di taman dekat rumah Senja. Tanpa peringatan, Bumi memangkas jarak antar keduanya, membuat Senja terkesiap tiba-tiba dan membulatkan mata. Aduh, bisa munduran nggak, sih? Nggak kasihan apa sama jantung Senja?

Dan sialnya, Bumi meraih sepotong batang sayur di kepala Senja. Keterkejutan Senja bertambah dua kali lipat, gadis itu meruntuk dalam hati. Kenapa bisa lupa? Padahal kewarasan Senja sudah terbang entah ke mana.

Lelaki itu memiringkan kepala dan kemudian mendapati Senja menunduk seraya meremas bajunya.

"Gue kira jepit rambut model baru." Bumi mengangkat batang sayur itu ke hadapan Senja, dengan senyum yang membuat Senja ingin sekali mengumpat pada dirinya sendiri.

Hanya dua hal yang gadis itu dengar setelah Bumi membuang batang sayur itu; debar jantungnya dan suara gesekan sepatu dengan tanah.

Bumi mengetuk bangku kosong di sampingnya, memberi kode pada Senja untuk duduk. Dan kemudian Senja mengikutinya, lidahnya masih kelu karena rasa malu.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang