9. Dari mata itu

1.1K 199 5
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Dari mata itu, aku mampu menangkap tatap tak terbaca
Juga suara saat kamu bicara, bahwa kamu terluka

Dari mata itu, aku mampu menangkap tatap tak terbacaJuga suara saat kamu bicara, bahwa kamu terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BEGITU banyak hal yang terjadi di dunia. Tentang bagaimana semesta bekerja memberi cinta. Tetapi ia bahkan tak pernah merasakan cinta. Semuanya terasa benar walau semu nyatanya. Jika memang manusia hidup diselimuti cinta, lantas mengapa justru Bumi dikelilingi duka?

Lalu kalimat Senja berputar di kepala. Membuat lintasan tersendiri, hampir menguasai seluruh isi otaknya. Bahwa lelaki itu ternyata salah. Percuma ia berlari kalau masalahnya ada di sini.

Ia bingung mengakui kalau kalimat Senja ada benarnya. Bumi meletakkan tangannya di dada kiri, merasakan kekosongan luar biasa yang menghantamnya.

Kata Senja, ia harus mencoba bercerita. Dan lagi-lagi Bumi menganggukkan kepala, menyetujui jika kalimat Senja ada benarnya. Diam-diam Bumi tersenyum, melihat coklat pemberian gadis itu yang ia letakkan di atas nakas. Lelaki itu tidak memakannya, seperti katanya di awal bahwa ia tidak menyukai coklat.

Bumi beranjak dari duduknya ia merindukan tempat yang membuatnya merasa hidup di rumah ini. Galeri seni yang ia bangun sendiri.

Aroma cat menguar saat Bumi mendorong pintu kayu di hadapannya. Ada perasaan lega yang seketika memenuhi dada Bumi, berbaur dengan hangat juga hal lain yang lelaki itu tak bisa jabarkan.

Ia berjalan ke rak di mana ia menyimpan palet, sketchbook juga cat yang ia punya, meraihnya. Kemudian lelaki itu meletakkan palet dan catnya di atas meja. Bumi menatap kanvas putih yang lagi-lagi bertengger manis di hadapannya. Warna putih di sana seolah mampu bersuara. Mengisi kekosongan yang selama ini menjadi temannya.

Jika saja waktu bisa dibeli dengan uang, Bumi akan bertaruh sekalipun ia harus menghilang. Namun semuanya sudah terlambat, waktu berlalu begitu cepat. Satu hari berjalan begitu saja seperti bunga tidur belaka.

Bumi mulai menorehkan catnya di permukaan kanvas. Matahari tenggelam bersama semburat jingga menawan mata menjadi pilihannya. Lelaki itu sesekali menghela napas pelan, menyadari bahwa hatinya sedikit terbuka dengan kalimat yang keluar dari mulut Senja malam itu. Gadis itu mampu membuatnya melupa sementara, tapi Bumi merasa bahwa ia adalah luka yang sebenarnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang