꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Setiap kota memiliki kisahnya
Seperti setiap manusia yang akan memiliki rasanya
Entah bahagia atau air mata
Kita bukan tentang angka
Bukan juga tentang apa
Kita adalah nama yang mencari makna
Menjejak semesta menuju takdir yang sama.–N
DAVINO Bumi :
Gue udh di jln, jgn cantik2 nanti byk yg naksir, gue gasuka. See yaKupu-kupu di perut Senja langsung beterbangan ketika ia membuka ponselnya. Matanya langsung terpaku pada layar ponsel. Lelaki itu mengirim pesan dan mengatakan bahwa ia sudah di jalan. Rasanya ia ingin berteriak, tapi takut seisi rumahnya panik. Saat itu juga Senja ingin menangis, entah karena apa. Perasaannya sungguh tak bisa dijelaskan melalui kata-kata.
Senyumnya juga tak memudar, sampai ia lupa bahwa harus segera bersiap-siap. Senja terlalu fokus pada jajaran kalimat yang Bumi kirimkan. Detik itu juga ia menyadarkan diri dan langsung ngacir ke depan lemari pakaian.
"Aduh pake ini cocok nggak, ya?" gumamnya.
Senja berdecak sebal, sedikit menyesal karena tidak memanggil Bulan. Seharusnya ada gadis itu, minimal bisa membantu Senja menjadi stylish dadakan.
Baju sudah, dan sekarang... make up? Ah, no! Senja tidak bisa! Namun karena terpaksa, maksudnya–karena ini kencan pertamanya, gadis itu harus terlihat sempurna, bukan? Maka Senja memberanikan diri duduk di depan kaca, mengabsen barang apa saja yang akan ia pakai di wajah.
Bedak, lipstik, maskara, eyeliner, blush on. Tapi, pilihan Senja jatuh pada pelembab wajah dan bibir. Ia hanya bisa menghela napas dalam-dalam.
Buyar sudah bunga-bunga yang bermekaran di hatinya.
"Udahlah pake ini aja, katanya kan jangan cantik-cantik." Gadis itu membuka penutup pelembab wajah dan mulai mengoleskannya. "Pake piyama juga kayaknya nggak papa, deh." lanjutnya.
"Senja?"
Senja melirik pintu kamar yang setengah terbuka. Ada sosok Bunda yang menyembulkan kepalanya, wanita itu masih mengenakan celemek bergambar kucing.
"Anak Bunda lagi siap-siap, ya? Udah sampai mana?" tanyanya sambil melangkah masuk ke dalam kamar Senja.
"Sampe Arab, Bun." jawab Senja asal.
Bunda sempat tercengang melihat penampilan Senja yang jauh dari kata menor. "Kamu nggak make up? Minimal pakai liptint atau bedak gitu, biar nggak pucat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
No Ficción[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...