70. Semoga berhasil, Senja

532 91 3
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Aku tahu ini tidak mudah.
Tapi ingatlah, hidup memang bukan tentang bahagia saja.
Kadang kamu terluka, kadang kamu harus kehilangan, berjuang dan berkorban.

Sabar, Tuhan paling paham kapan waktu yang tepat bagi hambaNya untuk berbahagia.

Sekarang berjuang dulu, jangan menyerah lebih dulu.

Semoga berhasil, Senja.

Happy reading!!

DALAM perjalanan pulang, saat terangnya matahari sudah terganti oleh bulan-- yang bisa Senja lakukan hanyalah menyelami kesedihannya yang tak kunjung usai setelah apa yang terjadi hari ini.

"Maafin aku..." ucapnya di sela-sela lagu barat yang mengalun dalam mobil malam itu. Dalam benak gadis itu hanya diisi oleh lagu yang tengah mengudara. Dan sialnya, lagu itu sungguh melukiskan perasaannya dengan benar.

"Kamu nggak salah apa-apa."

Senja mau memercayainya dan menepis ketakutan mengenai fakta yang bisa saja terjadi. Saat ia merasa tangan kanannya dipegang oleh Bunda, barulah Senja sadar dan mengembalikan dirinya pada kenyataan. Bahwa tidak peduli meski ia didera sedih dan ketakutan bertubi-tubi, ia tidak sendirian. Ada Ayah, Bunda, dan Langit di sisinya. Ada mereka yang menyakinkan dirinya untuk kuat.

"Setelah ini kamu istirahat, jangan mikirin apa-apa." Ayah bersuara setelah mobil yang dikendarai Langit berhenti sempurna di depan rumah.

"Iya, aku langsung tidur."

Lalu Bunda melepaskan seatbelt untuk memeluk Senja seerat yang ia bisa. Seakan-akan ia sedang memberikan seluruh cinta dan kasih sayangnya. Membuat Senja lantas tenggelam dalam kehangatan yang Bunda berikan.

Sementara Senja hanya terdiam sambil mengeratkan pelukannya. Membiarkan aroma cinta wanita itu memenuhi setiap rongga paru-parunya.

***

Besoknya, ketika Senja menatap bangunan sekolah yang terpampang jelas di depannya. Entah bagaimana keberanian yang sudah sudah payah ia kumpulkan semalam lenyap begitu saja. Senja hanya teringat satu hal.

"Mati dengan cara yang salah sama aja kayak gue memindahkan rasa sakit yang gue bawa ke orang-orang terdekat gue. Dan itu jauh lebih menyakitkan dari apapun."

Dan kalimat itu mengingatkannya pada Mars. Mulanya, Senja tidak begitu peduli pada lelaki itu. Tapi Mars membuatnya merasa dihargai dalam waktu tertentu. Seperti menyelamatkannya dari perundungan Nora dan Nathalie, mengobati lukanya, meminjamkan jas sekolah untuknya, mengantarkannya pulang, dan menghargainya dengan cara yang layak.

Wajah lelaki itu seolah-olah terjebak dalam kepalanya. Berputar-putar layaknya kaset rusak di sana. Detik berikutnya, hilang bersamaan dengan denting ponsel di saku roknya. Menampilkan pop up message dari lelaki yang baru saja berputar dalam pikirannya.

Langsung ke kelas, jangan ke mana-mana, katanya. Lalu Senja memutuskan untuk mengikutinya.

Ngomong-ngomong, semua orang saat ini menatap dirinya seperti barang yang menjijikan. Tapi Senja enggan menanggapi. Gadis itu lantas mempercepat langkahnya. Senja tidak peduli, yang ia pedulikan hanyalah hal konyol seperti; bisakah ia menghilang dari sini sekarang juga?

"Heh! Lo dipanggil disuruh ke ruang konseling sekarang."

Senja menoleh, lalu ia menemukan Freya berjalan mendekatinya. Sembari mengelus rambutnya dengan gerakan manja.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang