40. Kau genggam untuk kau jatuhkan

578 109 1
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Bagimu, aku hanya pasir di tepi pantai itu
Yang kau genggam kemudian kau kembalikan
Yang kau mainkan kemudian kau tinggalkan.

Bagimu, aku hanya pasir di tepi pantai ituYang kau genggam kemudian kau kembalikanYang kau mainkan kemudian kau tinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH mengantarkan Senja pulang, Bumi kemudian memacu motornya ke rumah Papa. Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju ruangan di bawah tangga ketika melihat pintu kantor milik Papanya itu tidak tertutup.

Kantor Surya adalah salah satu tempat yang cukup terlarang untuk dimasuki oleh siapapun, termasuk dirinya. Jika Papanya tidak ada di rumah, ruangan ini selalu ditutup karena kuncinya dipegang oleh Papa.

Mengelilingi ruangan, Bumi kemudian duduk di kursi tahta milik Surya. Dihadapannya tersusun banyak kertas dan map berwarna merah dengan logo perusahaan. Dari beberapa yang ia lihat, isinya hanya berupa kontrak kerjasama dan laporan keuangan. Bumi tidak menemukan apa yang dicarinya di sana. Maka lelaki itu menyenderkan tubuhnya dan mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan.

Bumi penasaran apa yang dimaksud bukti itu oleh Papa. Mungkin saja penyelinapannya di sini akan mendapatkan petunjuk baru tentang Senja dan keluarganya. Lelaki itu menopang dagunya, memikirkan sesuatu.

Kebiasaan banyak orang dalam menyembunyikan sebuah rahasia adalah meletakkannya di tempat yang paling tidak masuk akal, seperti di bawah kolong meja. Jadi daripada ia membuang banyak waktu, bumi mulai menganalisa kolong meja atau tempat sempit lainnya.

Tidak ada.

Kemudian lelaki itu beralih menganalisa susunan rak di samping meja. Dari ujung atas sampai ujung bawah. Di deretan itu bumi terus mencari, setidaknya buku yang tidak berdebu karena kemungkinan sering dipegang atau dilihat.

Apa mungkin?

Ia lalu menarik sebuah buku bersampul abu-abu. Saat tangannya ingin bergerak membuka buku itu, decitan pintu mengalihkan fokusnya.

"Mau apa?"

Lelaki itu terlonjak dan berbalik cepat dengan wajah terkejut.

"Wah, Papa kan bilang tinggal datang ke sini, kenapa repot-repot seperti pencuri?" ujar Surya. "Kamu nggak percaya sama Papa?"

Bumi menarik napas panjang. Cepat-cepat ia mengembalikan buku itu ke dalam rak. Lelaki itu menatap Surya yang tengah mengusap wajahnya. "Pasti ada banyak hal yang mau Papa ceritakan."

"Kamu benar."

Bumi mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan Papa. Sejenak waktu berlalu dengan hening. Dari ekor matanya, ia melihat sebuah buku persis seperti apa yang ia ambil sebelumnya diambil oleh Surya.

"Jadi, gimana?" tanya Papa. "Kamu sudah ucapkan salam perpisahan?" Papa menyatukan tangannya di atas meja. "Papa dengar, hari ini kamu jalan-jalan dengan Senja, right?" terdengar nada remeh dalam suara Papa.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang