꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂
Terkadang, di balik dua orang yang selalu berusaha baik-baik saja
Ada hal yang sebenarnya disebut dengan luka
Kamu memilih untuk pura-pura bahagia
Sedang aku menghilangkan hal yang ku sukaJika benar begitu adanya
Jangan bersembunyi dalam hal-hal yang tak membuatmu bahagia
Mari belajar membiasakan diri tanpa adanya pura-pura.Happy reading....
"ADUH ya ampun kok bisa gini? Sakit banget pasti." teriak Bulan, sesaat setelah Senja mengirim pesan kepadanya untuk segera ke UKS.
Bulan memegang pipi Senja, membolak-balikkan kepalanya ke kanan dan kiri. "Kepala lo nggak papa kan? Nggak geger otak, kan? Duh bahaya nih bahaya kalo samp-"
"Aku nggak papa, Bulan. Cuma lecet dikit, kamu tuh khawatirnya berlebihan."
Bulan menghela napas lega, "lagian kalo jalan tuh melek jangan merem, Senja!"
"Mata aku gede bulat gini masih kamu bilang merem? Kamu gila, ya?" Senja menyibak selimut yang menutupi kakinya. "Ke kantin yuk, laper nih... tadi pagi lupa sarapan."
"Apaan?! Gue pagi-pagi udah dapat sarapan aja dari Bu Listy."
"Jangan kenceng-kenceng! UKS, banyak orang sakit."
"Eh iya." Bulan menggaruk tengkuknya. "Bye the way, lo bisa jalan nggak? Atau mau gue ambilin kursi roda?"
Senja berdiri, sebelum akhirnya mendaratkan jitakan ke kepala Bulan. "Mulai lagi kan berisiknya, abis makan toa masjid atau apa?!"
"Bukan."Gadis itu mengusap kepalanya, membuat rambut coklat terangnya yang ia kucir satu bergoyang. "Gue abis makan speaker kondangan." lanjutnya.
"Tapi ya, Ja...."
Alis Senja terangkat.
"Lo masih utang cerita ke gue gimana bisa hampir keserempet." Gadis itu kemudian meraih tangan Senja, menuntunnya pelan.
***
Dua gadis itu sibuk dengan makanan dihadapan mereka. Satu gelas jus alpukat dan satu mangkok bakso menjadi pilihan Senja. Sedangkan satu lemon ice dan semangkok mie ayam menjadi pilihan Bulan.
"Lo tuh kebiasaan kalo makan bakso, mie nya gak pernah dimakan... buang-buang tau." Bulan menggerutu sebal.
Senja hanya mengedikkan bahu, sibuk menyingkirkan helai demi helai mie dalam baksonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Milik Bumi (Completed)
No Ficción[SELESAI] Aku perlu puluhan malam agar aku paham apa yang kamu katakan. Bahwa kamu memang akan pergi meninggalkan. Bahwa senja adalah tanda perpisahan. Jika kita tidak ditakdirkan untuk bersatu Rindukan aku seperti pasir yang mengukir jejak kita yan...