Tiga Puluh Delapan

2.2K 225 66
                                    

Mohon maaf teman-teman, aku baru bisa update hari ini huhuu. Silahkan dibaca ulang ya part sebelumnyaa ... yukk ah langsung aja, happy reading!

-T i g a P u l u h D e l a p a n-

🍁🍁🍁

Bukankah kita tidak akan pernah mampu untuk menerka apa, siapa, kapan, dan bagaimana Allah mengabulkan doa-doa agar nyata? Namun kita mampu untuk terus berusaha berbaik sangka kepada-Nya hingga doa yang sempat terpanjat jadi terkabul nyata. MaasyaAllah.

🍁🍁🍁

Keterkejutan Adam ketika sampai di sekretariat BEM setengah jam yang lalu, belum juga sirna. Matanya sesekali mencuri pandang pada seorang perempuan yang berdiri di luar sekretariat bersama teman-temannya. Perempuan itu sukses menyita perhatian Adam bahkan saat ia seharusnya berkonsentrasi memerhatikan ucapan Gifar yan

g sedang menjelaskan run down liburan singkat kali ini.

Gifar yang mengatur daftar peserta yang ikut, jadi Adam tidak tahu kalau gadis yang saat ini sedang menari dalam hatinya itu akan ikut juga menggantikan Zahra dan Fanny yang lusa mengabarinya akan mengundurkan diri, karena tidak disetujui orang tuanya untuk pergi mendaki gunung.

"Sorry, Dam. Gue telat bilang ke lo kalau gue ngajak lima orang temen gue buat gantiin temen-temen lain yang gak ikut. Gak papa, kan? Listnya udah gue kasih ke Gifar kok," ujar Angga seraya merapihkan ranselnya.

"Itu ... Fa juga ikut?" Adam balik bertanya.

"Iya, dia gantiin Zahra. Gak papa, kan?" Angga melirik Adam sekilas kemudian kembali melanjutkan kegiatannya dan menghiraukan Adam yang ternyata diam-diam menghela napas panjang.

Bukan apa-apa, hanya saja Adam perlu sedikit mempersiapkan hatinya untuk melihat bagaimana perempuan itu tersipu saat Adam tak sengaja melirik kearahnya. Selain itu, Adam juga perlu sedikit meredam api cemburu yang ternyata malah meletup saat Angga berbicara akrab dengan Fa.

Perjalanan dari kampus ke Gunung Putri-Bogor, yang merupakan jalur pendakian Gunung Gede yang mereka pilih kali ini, membutuhkan waktu kurang lebih dua setengah jam dengan kendala macet. Selama itu pula Adam tak mampu mengontrol hatinya, terlebih Fa yang duduk tepat sejajar disebrangannya. Adam rasa gadis itu juga merasakan hal yang sama, sebab ketika mata mereka bertemu secara tidak sengaja, ia terlihat mengulum senyumnya malu-malu.

Pendakian ke Gunung Gede jalur Gunung Putri ini merupakan salah satu jalur pendakian favorit bagi pendaki, karena salah satu tujuan pendaki yaitu ingin berkemah di Surya kencana yang merupakan sabana yang luas dan terdapat banyak tanaman edelweiss. 

Sekitar pukul 17.45, mereka baru sampai di penginapan. Rencana untuk muncak sengaja Gifar atur besok pagi karena selain agar memiliki waktu istirahat di penginapan yang cukup, Gifar juga memperkirakan cuaca yang dikhawatirkan buruk. Perjalanan liburan singkat untuk menaklukkan Gunung Gede ini dimulai pukul 8.00 dan setelah mempersiapkan keperluan masing-masing, juga setelah mendapatkan pengarahan serta berdoa bersama. 

Pemberhentian demi pemberhentian sudah mereka lewati begitupun beberapa jalanan licin yang dipenuhi akar pohon yang mengharuskan mereka untuk saling membantu. Karena hal itulah perjalanan jadi lebih lama, tak sedikit pula dari mereka yang meminta istirahat padahal baru saja jalan. Alhasil, waktu istirahat kadang lebih lama daripada waktu jalan. 

Gifar bahkan sudah mengeluh pada Adam karena merasa habis kesabaran menghadapi teman-teman perempuannya yang minta istirahat lebih lama lagi, belum lagi beberapa dari mereka juga menghabiskan waktunya untuk berfoto. Sama halnya dengan Gifar, Andre bahkan nekad ingin berjalan sendirian meninggalkan teman-temannya yang masih menyelonjorkan kakinya saat menemukan jalan yang landai.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now