Empat Puluh Empat

701 83 18
                                    

- E m p a t P u l u h E m p a t -

🍁🍁🍁

Nyatanya, aku kembali menaruh harapan pada lembar lama yang baru kubuka kembali. Hatiku sulit untuk menolaknya. Sebab ia terlalu dalam kusimpan dalam hati.

🍁🍁🍁

Ruangan kelas yang semula berwarna-warni dan penuh dengan ornamen khas anak-anak itu kini telah disulap menjadi ruangan rias yang lengkap dengan wardrobenya. Berbagai kostum dan riasan telah selesai dikenakan anak-anak dan para orang tua yang akan mendampingi anaknya di panggung nanti.

Semua anak-anak begitu riuh dan tak sabar menunggu giliran untuk tampil di acara spring show yang telah mereka persiapkan sejak lama. Ada yang sibuk menghafal kembali tariannya, ada yang sibuk berdiri di depan kaca memeragakan pantomim, ada yang sibuk berkomat-kamit menghafalkan nyanyiannya, bahkan ada pula yang sibuk menangis karena kostumnya tak sesuai harapan yang menuntut orang tuanya untuk sama sibuknya menenangkan.

Akan ada dua kali penampilan untuk setiap murid. Termasuk Sienna yang akan menari balet dan story telling nanti. Anak itu telah siap dengan kostum baletnya yang berwarna merah menyala. Ia baru saja selesai dari kesibukannya menghafal tarian di sudut kanan ruangan ini. Rambutnya kini sedikit acak-acakan yang membuat Fahira terpaksa harus kembali bertindak untuk merapikan rambut Sienna.

"Mama penasaran deh, cerita apa sih yang nanti akan Cenna ceritakan di atas panggung? Boleh dong kasih tau mama sekarang," goda Fahira sambil terus menyisir rambut Sienna.

Sienna belum juga menjawab, kedua mata jernihnya tengah menyapu ruangan ini. Ia kemudian berujar, "Dokter Zayn belum datang ya, Ma?"

Fahira sontak terdiam. Ia sama sekali tidak pernah menyangka pertanyaan itu akan Sienna tanyakan hari ini. Fahira kira, Sienna sudah lupa akan undangannya untuk Adam, melihat bagaimana riangnya anak itu hari ini.

"Mama, Dokter Zayn mana?" ulangnya lagi yang membuat Fahira tersentak.

"Hmm ... Iya nanti, sayang. Dokter Zayn 'kan pasti sedang sibuk, jadi datangnya pun mungkin akan sedikit terlambat. Sekarang, yang paling penting, Cenna tampil dulu aja ya."

Rupanya, jawaban Fahira tidak cukup memuaskan untuk Sienna. Anak itu cemberut, kedua mata jernihnya begitu jelas memancarkan kekecewaan. Janji kecilnya baru saja patah, ia kecewa karena dokter kesayangannya itu tidak akan datang tepat waktu.

Melihat hal itu, Fahira menghela napas panjang. Ternyata bukan hanya Sienna yang mengharapkan kehadiran sosok Adam. Hati kecil Fahira juga menginginkan hal yang sama, bahkan sejak ia menginjakkan kakinya di atas rumput basah sekolah Sienna pagi ini, Fahira sudah berharap Adam akan datang hari ini. Menemui ia dan Sienna.

Ini sudah tiga minggu semenjak Fahira dirawat, dan sejak saat itu pula ia belum bertemu lagi dengan Adam. Ah, mungkin tepatnya, setelah pengakuannya malam itu. Adam seolah kembali menghilang. Laki-laki itu bahkan tidak datang untuk mengecek kesehatan anak-anak di sekolah Sienna minggu lalu. Fahira sebenarnya ingin sekali menanyakan hal ini pada Dokter Catherine yang saat itu datang menggantikan Adam, tapi gagal, Dokter Catherine seakan tidak memberi waktu untuk Fahira menanyakan hal ini.

Tirai lebar nan besar penutup panggung di tengah lapangan luas itu terbuka untuk memulai acara spring show hari ini. Para orang tua bersorak tak sabar menunggu penampilan anaknya. Pembukaan acara ini di awali dengan sambutan singkat dari kepala sekolah International Kindergarten ini untuk menyambut para orang tua dan menyemangati muridnya untuk tampil maksimal pada acara satu tahun sekali ini.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now