Empat

2.8K 328 107
                                    

-E m p a t-

🍁🍁🍁

Kau yang Maha Pemilik hati.
Tahu kapan seharusnya rasa ini hilang dari singgasananya.

🍁🍁🍁

Menjadi single parent tidaklah mudah. Semuanya butuh proses yang lama dan matang. Begitupun wanita berusia dua puluh lima tahun yang pagi ini mondar-mandir menyiapkan segala keperluan putrinya untuk sekolah. Liburan musim dingin telah selesai, berganti dengan hangatnya musim semi.

Kotak makan berwarna pink bergambar unicorn berisi setumpuk sandwich, lalu satu botol susu vanila favorit Sienna. Bekal ini rutin Fahira siapkan setiap hari. Meskipun sebenarnya disekolah Sienna disediakan makan siang, tapi Fahira bersikeras selalu membekali putrinya.

"Mama, beeil dich![1]" Teriak Sienna dari luar. Gadis kecil itu sedang berusaha memasukkan kakinya kedalam kaus kaki bergambar strawberi.

"Ja. Nur einen moment[2], sayang." balas Fahira dari dalam.

Fahira bergegas, mengambil kunci mobil cepat, meraih tasnya, dengan ponsel yang bertengger ditelinga tertahan antara pundak dan kepala. Sedangkan tangannya sibuk membenarkan sepatu Sienna yang terbalik antara kanan dan kiri.

 Sedangkan tangannya sibuk membenarkan sepatu Sienna yang terbalik antara kanan dan kiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya.. ini gue lagi dijalan nganter Cenna kesekolah. Habis ini gue pasti mampir ke butik dulu kok. Tapi gak akan lama, soalnya ada kelas hari ini," ujar Fahira saat sambungan telepon tersambung dan berusaha memfokuskan diri pada jalanan luas.

...

"Aksesorisnya tinggal lo samain aja kayak yang gue gambar dibuku sketch. Gak susah kok, My. Lo cuma belum nyoba aja."
...

"Iya, gitu. Nanti kalau Nyonya Brooklyn datang suruh dia tunggu sebentar, ada yang harus gue bilang ke dia.. Oke. Makasih, Emy sayang. Assalamualaikum," pungkas Fahira lalu mengakhiri sambungan telepon.

Fahira menginjak pedal remnya saat mobil telah sampai pada bangunan besar bertuliskan 'International Kindergarten'.

"Sampai deh," ucap Fahira sambil membukakan pintu mobil. "Belajar yang benar, ya sayang. Nurut sama Frau Jessy [3]. Sei nicht frech[4]," nasihat Fahira seraya merapihkan rambut Sienna.

Sienna mengangguk lalu mencium pipi dan bibir ibunya seperti yang selalu ia lakukan. "Ich Liebe mama![5]"

"Ich liebe dich auch![6]" jawab Fahira sambil membalas pelukkan Sienna. Keduanya saling melambaikan tangan sampai punggung kecil itu menghilang dibalik pintu gerbang sekolah.

Pagi ini Fahira benar-benar sibuk. Semalam saja sampai harus begadang untuk menyelesaikan aksesoris pada gaun pengantin. Acaranya hari ini, mengantar Sienna kesekolah, lalu ke butiknya yang kebetulan tak jauh dari lokasi kampusnya yaitu Modedesain Universität Frankfürt Am Main. Kemudian ada jadwal kuliah hingga siang, setelah itu ia harus kembali menjemput Sienna. Karena ada acara pernikahan yang menggunakan jasa desain gaun dari butiknya, maka Fahira mau tidak mau harus datang ke gedung pernikahan tempat kliennya itu akan menikah untuk memakaikan gaun beserta aksesorisnya.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now