Sebelas

2.1K 253 115
                                    

Assalamualaikum, teman-teman❤
Apa kabar? Semoga baik dan selalu dalam lindungan Allah, aamiin ....

Maaf aku lama update karena seperti biasa harus semedi terlebih dahulu. Hehe.

Disarankan, untuk baca dulu part sebelumnya karena takutnya lupa jadi gak nyambung gituuu. Wkwk

HAPPY READING!♡

-S e b e l a s-

🍁🍁🍁

Kenang yang telah lama tertidur dalam kening.

🍁🍁🍁

Fahira tidak bisa memejamkan mata barang satu menit. Pikirannya melayang pada punggung berjas dokter dan suara tak asing yang tadi setelah sholat isya tidak sengaja ia temui.

Kepingan puzzle yang ia satukan sendiri dalam benaknya belum juga menjawab beribu pertanyaan yang ada.

Dokter Zayn?

Ah, panggilannya bukan Zayn.

Fasih sekali dia membaca Alquran.

Tapi aku belum pernah dengar dia mengaji dulu.

Suaranya kenapa mirip sekali?

Fahira terus bermonolog sambil menatap kosong ke arah langit-langit ruangan. Dahi Fahira berkerut, kembali mengingat kepingan memori tahun 2016. Tahun dimana ia pertama kali bertemu dengan pemilik suara yang sama dengan laki-laki bernama Dokter Zayn itu.

Masih pada tahun 2016, dimana lagu berjudul Dia milik Anji bisa terdengar dimana-mana. Seperti halnya hari ini. Lagu itu mengalun merdu memenuhi aula untuk menemani kesibukan persiapam para panitia pemilu calon presiden Badan Eksekutif Mahasiswa tahun 2016.

"Woy, gue pengen request lagu. Rockbye aja yang agak mantap," teriak seorang laki-laki berambut gondrong yang sedang membenarkan spanduk besar diatas podium.

Usulan lagu berjudul Rockbye di setujui tim acara yang berada dibalik soundsystem. Senyum pemuda tadi merekah lalu bernyanyi mengikuti alunan musik milik Dean Bandit dan Anne Marie-Sean Paul itu.

Semuanya masih sibuk mempersiapkan acara orasi pemilu calon presiden BEM tahun ini. Kecuali gadis berkerudung abu-abu yang tengah berdiri di depan pintu masuk aula sebelah timur. Ia sungkan untuk masuk kedalam aula yang mana banyak terdapat panitia. Sedangkan dirinya bukan panitia dan bukan pula delegasi fakultas untuk menghadiri acara orasi ini.

Gadis itu menyapukan pandangannya siapa tahu menemukan sosok yang sedang ia cari. Di tangannya terdapat paper bag berisi almamater kuning milik seseorang yang tempo hari menolongnya dari hujan deras di depan kampus.

"Dre, Andre.." panggil seorang pemuda berpakaian rapih pada si pemuda berambut gondrong yang semula membenarkan spanduk.

Andre menoleh bersamaan dengan gadis berkerudung abu-abu yang tersenyum karena sosok yang ia cari sedang mendekat kearah Andre yang posisinya tidak jauh darinya.

"Gue minjem almamater lo dong," ujar laki-laki itu pada Andre.

Andre mengerutkan alisnya, "Maksud Pak Pres ini bagaimana? Acaranya tinggal empat puluh lima menit lagi mau mulai pembukaan, lah almamater Pak Pres kemana? Malah minjem punya gue," cecar Andre.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now