Delapan

2.3K 258 94
                                    

-D e l a p a n-

🍁🍁🍁

Allah, apakah dia? Diakah yang Engkau takdirkan untukku. Jika iya, maka biarkan aku melupakan kenangan lama yang selalu mengiris kalbuku.

🍁🍁🍁

Gerbang lumayan tinggi bercat putih dengan tulisan International Kindergarten diatasnya itu, sudah mulai sepi. Beberapa anak-anak sudah diantar bus sekolah untuk pulang kerumah masing-masing. Meskipun hanya ada beberapa orang anak yang ditemani guru pembimbing untuk menunggu jemputan orang tuanya. Termasuk Sienna.

Gadis kecil itu terlihat menekuk wajahnya. Sebab sudah lebih dari dua puluh menit menunggu di ruang tunggu sekolah. Gurunya sudah memberitahu bahwa ibunya sedang di perjalanan. Tapi, namanya juga anak kecil kadang agak sulit diberitahu sebelum memastikannya sendiri. Dengan sabar, Frau Ella membujuk Sienna.

"Jangan cemberut, sayang. Bald wirst du abholen. versuche die Vogelbabys zu sehen, sie warten immer geduldig auf seine Mutter[1]," ujar Ella yang memang sedikit bisa berbahasa Indonesia, terdengar lemah lembut sambil membetulkan anak rambut Sienna yang sedikit berantakan ke belakang telinga.

"Ich mag es nicht, wenn du mich lange abholst[2]," protesnya polos.

Ella tersenyum, kembali mengelus rambut coklat Sienna, meyakinkan gadis kecil ini untuk menunggu seraya menunjuk kawanan burung yang berterbangan dari satu pohon ke pohon lain.

Sekitar sepuluh menit setelah Sienna protes pada Ella, Fahira akhirnya datang. Ibu muda itu setengah berlari dari arah gerbang. Bahkan, Fahira lupa menutup pintu mobil Fabian karena fokusnya hanya pada Sienna. Fahira tahu betul bagaimana reaksi putrinya jika ia telat menjemput.

"Mama minta maaf, sayang. Lama menjemput Cenna. Pekerjaan Mama baru aja selesai," jelas Fahira sambil berjongkok dan memeluk Sienna yang sudah cemberut ke arahnya.

"Vielen Dank, Frau Ella, für die Begleitung von Sienna[3]," ujar Fahira merasa bersalah sebab terlambat menjemput Sienna.

"Sama-sama, Miss. Fahira. Sampai jumpa, Sienna." Ella berlalu sambil melambaikan tangannya pada ibu dan anak itu.

Fahira kembali menyejajarkan wajahnya dengan Sienna. Meneliti wajah gembil itu yang masih belum memaafkan keterlambatannya.

"Cenna masih marah ya sama Mama?" Tanya Fahira yang tidak Sienna indahkan perkataannya. "Baiklah, kalau gitu Cenna mau es krim gak? Atau Jelly?" Tawar Fahira menyebutkan makanan favorit Sienna yang sering ia larang karena khawatir si kecil sakit gigi.

Mata Sienna berbinar ketika mendengar nama es krim dan jelly disebut. "Mau," rengeknya menggemaskan.

"Gimana kalau Om yang belikan es krimnya?" sahut suara yang membuat ibu dan anak itu menoleh. Fabian ada disana sedang tersenyum pada Sienna.

Seperti yang selalu Sienna lakukan jika bertemu orang baru. Anak itu akan berlindung dibalik tubuh Fahira. "Ini Om Fabian, teman Mama. Ayo salim, sayang." Fahira sedikit mendorong Sienna untuk mau mengulurkan tangannya.

"Good girl," ujar Fabian saat Sienna menyalaminya. "What is your name, young lady?"

"Cenna," jawab anak itu singkat.

"Cenna? Chinese?"

"No! I'm Syei-nna! Bukan Cina!" Sangkal Sienna judes yang membuat Fabian terkikik geli akibat pelafalan Sienna yang sulit mengucapkan namanya.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now