Empat Puluh Tiga

2K 282 113
                                    

Bismillah, Assalamualaikum, temen-temen Fillah❣️
Tidak ada kata selain kata "maaf" yang bisa mengawali pembukaan aku kali ini. Iya, aku minta maaf, temen-temen🥺 untuk segala keteledoran aku selama ini. Maaf, aku sudah meninggalkan cerita ini untuk berbulan-bulan lamanya hanya karena satu alasan yaitu, writer's block. Sindrom ini benar-benar mengganggu😭 ketika aku ada keinginan untuk menulis kembali tapi ideku seolah hilang, jalan cerita yang sebelumnya sudah tersusun di kepala seakan habis dimakan waktu.

Mungkin semuanya bermula dari aku yang sok sibuk dengan dunia kuliah semester akhirku ini :( sampai sedikit banyak melupakan cerita ini. Tapi tentunya, semua itu tidak bisa aku jadikan alasan keterlambatan aku untuk melanjutkan cerita ini. Keduanya harus kuselesaikan, tapi ada prioritas utama yang seharusnya aku utamakan.

Aku tidak akan meninggalkan cerita ini, jadi insyaAllah akan ku tamatkan dengan sekuat tenaga. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Doakan ya, temen-temen, agar aku dilancarkan.

Dan MaasyaAllah, terima kasih untuk kalian yang sudah dengan setianya menunggu aku hingga detik ini. Terima kasih untuk setiap vote yang ternyata tak pernah padam meski cerita ini meredup karena keterlambatan updateku ini. Juga terima kasih, buat temen-temen yang selalu mengingatkan aku untuk update baik melalui DM atau komentar. Jujur, aku selalu mau nangis setiap kali aku buka Wattpad. Sekali lagi, makasih yaa. Aku sayang kalian, always🤍

#curhatanauthoramatir

Baiklah, silakan baca kembali part-part sebelumnya lalu baru lanjut ke part ini agar kembali ingat dan nyambung jalan ceritanya. Yuuukk semangat, happy reading, my dearest readers❣️

- E m p a t P u l u h T i g a -

🍁🍁🍁

Masih adakah sepenggal kisah tentangku yang kau amankan dalam hati? Ataukah semuanya telah hilang dimakan waktu?

🍁🍁🍁

Fahira menatap cincin pemberian Fabian yang masih melingkar di jari manisnya. Fabian menolak mengambil kembali cincin itu dan ia ingin membiarkan Fahira menyimpannya dengan alasan ia tidak ingin mengingat Fahira lagi setelah kejadian hari ini.

Melepas Fabian ternyata membuatnya sedikit lebih lega, meskipun ada rasa bersalah dalam hati Fahira saat Fabian melenggangkan kakinya dari ruangan ini. Namun Fahira telah bulat dengan tekadnya dan kembali meyakinkan hati kalau pilihannya kali ini memang sudah paling tepat demi kebaikan dirinya sendiri dan orang-orang yang ia sayangi.

Fabian bukan orang yang tepat untuk Fahira, sehingga Allah menunjukkannya melalui segala macam hal yang kerap membuat hati Fahira ragu.

"Assalamu'alaikum Fa. Lihat gue bawa apa?"Lamunan Fahira seakan terusik dengan kedatangan Emy. Perempuan itu terlihat bersemangat menunjukkan makanan yang ia bawa untuk Fahira.

"Wa'alaikumussalam, ssttt. Sienna udah tidur," bisik Fahira pada Emy sambil menunjuk Sienna yang tertidur di sofa.

"Kok Sienna tidur di situ?"

Fahira terdiam sejenak mengingat bagaimana Sienna menolak tidur dengannya tadi. Anak itu bahkan beberapa kali mengacuhkannya sejak tadi siang. Fahira tahu bahwa kedatangan Fabian tadi siang tentu menjadi alasan mengapa Sienna bertingkah seperti itu.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now