Tiga Puluh

1.5K 175 31
                                    

Mohon untuk menandai typo😅

HAPPY READING!❤

-T i g a P u l u h-

🍁🍁🍁

Tentang hati yang terlampau tertutup. Tentang semu yang tak mampu berubah layak nyata. Tentang semesta yang sepertinya tak pernah berpihak.

🍁🍁🍁

"Zuschauer, heute Morgen weht der frühe frühlingswind stark und wird voraussichtlich bis Mitternach auftreten. Jeder Frankfurter wird gebeteb, nicht außerharlb des Hauses zu verweilen oder keine langen Aktivitäten im Freien zu unternehmen .... [Pemirsa, pagi ini angin awal musim semi sedang bertiup kencang dan diperkirakan akan terjadi hingga tengah malam nanti. Setiap warga Frankfurt dimohon untuk tidak berlama-lama berada di luar rumah atau tidak berlama-lama berkegiatan di luar ruangan ....]"

Pembawa acara perkiraan cuaca di setiap stasiun telivisi itu sudah terdengar sejak tadi pagi Fahira menyalakan telivisi.

Benar saja, angin awal musim semi pagi ini begitu kencang membuat cuaca yang seharusnya hangat kembali dingin. Fahira jadi mengurungkan niatnya untuk mengantar Sienna ke sekolah lebih awal. Lagi pula teman-teman Sienna pun pasti datang terlambat lantaran angin yang berhembus di seluruh kota Frankfurt.

"Fa ...." teriak Emy dari dalam kamar. Gadis itu tergopoh membawa ponsel Fahira yang katanya sudah berdering lebih dari 5 kali.

"Handphone lo bunyi terus dari tadi. Sampai gue yang lagi di kamar mandi aja kedengeran," gerutu Emy sambil menyerahkan ponsel Fahira yang masih menyala.

Fahira menyimpan dua tangkup roti gandum yang sudah ia olesi coklat. "Siapa?" tanyanya kemudian.

"Fabian," jawab Emy pelan hampir tidak terdengar.

Fahira buru-buru mengambil ponselnya dari tangan Emy kemudian menekan tombol reject pada layar ponsel.

"Why?"

Fahira menggelengkan kepala seraya memasukkan ponselnya kedalam saku celana jeans yang ia kenakan.

Semenjak Fahira tahu bahwa Panji adalah tersangka dibalik kecelakaan Emy, Fahira jadi membatasi pembicaraanya dengan Fabian. Bukan karena Fahira menyalahkan Fabian, hanya saja ia tak ingin membuat harapan baru untuk Fabian seolah dirinya akan bertahan lebih lama lagi.

Terdengar jahat memang, tapi Fahira tidak punya pilihan lain selain menjauh dari Fabian secara perlahan. Ya, secara perlahan, meski akhirnya ia tahu cara ini akan melukai Fabian cepat atau lambat.

Fahira sudah bulat dengan pilihannya karena ia tak ingin ada 'korban' lain dari keegoisannya untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Fabian.

Emy menatap sendu pada Fahira yang sedang memotong buah alpukat. "Fa, lo gak jatuh cinta sama Fabian, kan?"

Fahira menghentikan kegiatannya seketika. Jatuh cinta? Ia pikir terlalu awal untuk dikatakan tidak, namun terlalu terlambat jika dikatakan iya. Benar bukan?

Tidak bisa Fahira pungkiri, bahwa selama ini ia hanya berusaha keras untuk menolak Fabian dari dalam hatinya karena kenangan masa lalu yang begitu membekas dalam hatinya. Itu saja. Padahal, kenangan itu akan terkikis bahkan hilang seiring dengan berjalannya waktu dan seiring dengan perasaan yang ia miliki untuk Fabian suatu saat nanti.

Namun semuanya tak semudah itu. Panji datang menjadi penghalang diantara semua kemungkinan yang ada. Buktinya, hati Fahira kembali goyah saat Panji menentang hubungan mereka. Apalagi saat panji mulai mengusik orang-orang di sekitar Fahira hanya agar Fahira menjauh dari putra kebanggaannya.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now