Satu

3.8K 398 142
                                    

-S a t u-

🍁🍁🍁

Tak perlu bersedih. Kehidupan masih terus berlanjut. Dan dia tak akan kembali lagi.

🍁🍁🍁

Happy birthday to you...
Happy birthday to you...

Happy birthday..
Happy birthday..

Happy birthday, Sienna...!

"Ayo, diup lilinnya, sayang.." bisik Fahira pada putri kecilnya yang terlihat bersembunyi malu-malu disampingnya.

Fahira mendorong pelan Sienna untuk sedikit mendekat pada kue tart lumayan besar bergambar unicorn dengan lilin angka empat diatasnya. Sienna malu-malu mulai meniup lilin itu, butuh berkali tiupan untuk gadis kecil itu memadamkan lilin.

Semuanya bersorak, bertepuk tangan riuh ketika lilin berhasil padam. Senyum tipis menghiasi wajah cantiknya. Menandakan ia senang atas perayaan ulang tahunnya. Semua teman sebayanya berlomba menyalaminya untuk sekedar mengucapkan selamat. Ada yang memeluknya, bahkan mencium pipi Sienna tak ragu-ragu. Sienna hanya diam sesekali membalas pelukkan teman sebayanya yang baru ia kenali.

"Terima kasih, Kakak Zio," ucap Fahira saat bocah laki-laki menyodorkan sebuah kado.

"Cenaa...!" Teriakan yang seakan mengalahkan musik anak-anak itu menggema. Membuat Fahira melotot pada adiknya, sebab mengganggu ketenangan pesta ulang tahun putrinya.

"Lihat nih, Om Tio sama Tante Mia bawa apa?" Tio mengangkat boneka unicorn besar.

"Waah... unicorn, sayang. Ayo, bilang apa?" Pancing Fahira melihat Sienna langsung mengambil hadiah pemberian sepasang suami istri dihadapannya.

Binar mata Sienna tertuju pada Tio dan Mia, "Danke sön.. [1]"

Baik Tio dan Mia sudah tidak aneh mendengar apa yang dikatakan Sienna. Gadis kecil itu terbiasa menggunakan bahasa Jerman. Karena selama dua tahun Fahira dan Sienna tinggal di negeri hitler itu. Jadi, sedikit banyak bahasa Sienna kadang bercampur.

Fahira terlihat kikuk. Tidak mungkin ia menegur putrinya saat ini. Sienna memang sedikit sulit bersosialisasi. Sekalinya berbicara pun menggunakan bahasa Jerman yang tentu teman sebayanya di Indonesia tidak mengerti. Itulah mengapa, Sienna tidak bisa berbaur.

Fahira sering kali memberinya pengertian. Bahwa jika selama berada dirumah eyangnya tidak boleh menggunakan bahasa Jerman. Tapi, namanya juga anak kecil. Sulit menyesuaikan dengan lingkungan baru.

Ini kali pertama setelah dua tahun yang lalu Sienna menginjakkan kakinya lagi ditanah air. Setelah Fahira memutuskan untuk mengambil beasiswanya di Jerman.

"Sini-sini, sun dulu sama eyang uti. Cantik sekali Cena ini.." Yumi memeluk erat tubuh cucunya.

"Cucu eyang udah besar, ya sekarang." Kali ini Hasan mencium puncak kepala Sienna.

"Eyang kakung sama eyang uti bawa hadiah buat Cenna," Yumi membuka sebuah kotak berisi dress pink lengkap dengan sepatu dan aksesoris rambut.

Naungan Langit Negeri Hitler [On Going]Where stories live. Discover now