Bagian 10

1.3K 56 0
                                    

"Orang yang sayang dan cinta sama kamu itu tidak akan membuat kamu merasa terbebani. Walaupun itu pun kamu yang mau, oleh sebab itu biarkan orang itu mencintai mu dengan caranya sendiri".

"

Kenapa Abah sama Umik nggak kasih tau ke Moza?. Memang Moza nggak berhak tau ya?".Tanya ku dengan suara ku yang sudah bergetar.

Aku mencoba agar air mataku tak keluar. Jujur sebenarnya aku nggak berani harus berbicara seperti ini ke Abah sama Umik.
Tapi aku hanya ingin tahu menahu tentang perjodohan ku dengan Gus Alvaro. Karena itu juga untuk masa depanku.

"Kamu nggak lali kan Nduk sama Apa yang di bilang Abah dulu,Sakdurunge sampeyan berangkat ke Jakarta? ".kata Abah

"Mana mungkin Moza lupa,Bah.soal laki laki yang akan menjadi imamku nanti di tentukan oleh Abah dan Umik".kataku

" Berarti tidak ada masalah kalo kamu di jodohkan dengan Gus Alvaro".Kata Bang Syafiq dingin. Lalu Bang Syafiq berdiri dari duduknya.

"Kenapa Abang kaya gitu?".tanyaku sebelum Bang Syafiq melangkahkan kakinya meninggalkan ruang keluarga

" Kamu udah besar Ning.Sebelum berbicara atau tanya itu dipikir matang dulu. Pake realistis dan logika. Ganti pola pikir kamu!".kata Bang Syafiq dengan dingin membuat ku harus menundukkan kepalaku.

Aku tahu Bang Syafiq sedang marah pada ku, sudah kelihatan dari perkataan nya yang pedes itu.

"Fiq.Bicara yang sopan".Tegurnya Mas Haidar pada Bang Syafiq

" Syafiq ke kamar dulu".pamitnya Bang Syafiq

Hening. Ya. Sangat pantas untuk mendefinisikan situasi yang sekarang ini.
Setelah kepergian Bang syafiq semuanya tidak ada yang mau memecahkan keheningan yang tercipta beberapa menit yang lalu.

"Sudah bicarakan ini lain kali saja".kata Umik memecahkan keheningan di antara kami. " Nduk istirahat dulu kamu".kata Umik lagi

"Njihh mik".jawabku tapi masih tetap duduk di tempatku. Aku tak kunjung bangkit sebelum semuanya bangkit. Kini tinggal aku dan mbak Zahra istri Mas Haidar

"Diterima dengan ikhlas hati ya dek. Ini demi kebaikan kamu. Abah sama Umik nggak akan pilihkan orang yang salah untuk kamu. Jika Abah memilih Gus Alvaro yang menjadi imammu nanti berarti Gus Alvaro yang terbaik buat kamu".kata mbak Zahra menasihati ku dengan kata-kata nya yang lembut. Ku hamburkan tubuh ku kedalam pelukan mbak Zahra.

" Mbakkk. Aku nggak bermaksud buat Abah dan Umik marah_ hiks. Hiks. Hiks".kataku dengan tangis yang sudah lolos keluar

"Iya mbak ngerti kok. Mbak yakin kamu pasti bisa menerima ini semua dek. Udah ya jangan nangis".kata mbak Zahra menenangkan ku

" Iya mbak aku tahu. Tapi apa aku nggak berhak untuk tahu. Kan itu bersangkutan dengan masa depanku ".kataku dengan isakan

" Kamu tahu nggak? Abah ngelakuin itu demi kebaikan dek Moza. Jujur mbak sebenarnya juga kurang srek sama Gus Alvaro. Tapi setelah Abah menceritakan semuanya mbak yakin Gus Alvaro lah yang kamu cari selama ini dek".kata mbak Zahra lembut.

***

"Kamu sudah salah loh Ning kamu berbicara gitu di depan Abah sama Umik".kata Bang Syafiq

Kali ini aku ada di kamarnya Bang Syafiq. Aku sengaja datangi kamarnya karena ada hal yang harus aku tanyakan pada Bang Syafiq.

" Iya. Moza salah".kataku dengan pelan

"Abah milih Gus Alvaro karena Abah sudah tahu luar dalam nya Gus Alvaro. Abah milihin orang itu tidak segampang ketika kamu minta izin untuk meneruskan pendidikan kamu di Jakarta. Banyak laki-laki yang datang kesini dengan tujuan yang sama. Seperti halnya teman kamu itu. Sok gantle kesini tanpa orang tua".jelasnya Bang Syafiq panjang kali lebar

" Maksud Bang Syafiq, Nauval?".

"Ya menurut kamu siapa lagi? Ada temen kamu yang nekat datang ke Abah tanpa orang tua? Justru dengan dia tanpa bawa orang tua kesini ,Abah semakin tidak yakin dengan maksud dan tujuannya kesini".kata Bang Syafiq tidak suka

" Ya Abang nggak perlu kaya gitu juga lah".

"Memang bener kan? Pasti kamu mikir nya hebat banget ya datang kesini tanpa orang tua. Lain halnya kalo menurut Abah".

" Ya udah nggak usah dibahas".

"Memang kenyataan nya seperti itu".

" Iya Bang. Tapi nggak usah di lanjutin ".

" Bilangin temenmu iku. Sowan ki yo ora dewean nek ameh dewean yo ojo nge khitbah anak e wong. Gampang e nek ngomong mau mengkhitbah Nada. Halah halah.jeh cilik gayane mengkhitbah dewe".
Bilang pada teman kamu. Kerumah itu bukan sendirian. Kalo mau sendirian itu tidak mengkhitbah anak orang. Mudah banget kalo ngomong mau mengkhitbah Nada. Haduh haduh. Masih kecil aja sok sok an mengkhitbah sendirian ).

"Ya Abang kenapa sewot gitu loh?".kataku dengan kesal sendiri. " Abang itu seperti menghakimi Nauval kalo Nauval itu salah ".
Lanjut ku

" Kenyataan".

"Terserah kalo gitu".

" Kamu kesini mau ngapain? ".

" Nggak jadi. Nanti aja kalo mood ku sudah baik. Udah aku mau kekamar ".pamitku
Akhirnya aku keluar dari kamar Bang Syafiq.

" Hufttt".

***

Maaf ya kalo ada yang typo🙃🙏

Komen yok ketik atau saran bebas sih
Buat saling mengingatkan aku kalo ada kesalahan. 🙃🙏❤

Jangan lupa di vote ya❤

Terimakasih ❤


Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang