Bagian 56

773 34 4
                                    

Gus Alvaro pov

Setelah berdebat dengan ning moza aku langsung menuju kantor, seharusnya bukan seperti ini yang harus ku lakukan, semestinya aku menyelesaikan kesalah pahaman ning moza, tapi entah ego ku tak mau mengalah.

"Assalamu'alaikum, nggh mik. "

"... "

"Astaghfirullahalazim, nggh mik, varo kesana sekarang"

"... "

"Nggh, assalamu'alaikum"

Setelah mendapat panggilan dari umik, segera kuambil kunci mobil yang sejak tadi kuletakkan diatas meja kerja ku.

"Permisi pak, rapat akan segera dimulai, " kata Rama yang menjadi sekretaris ku

"Saya harus pergi sekarang" kataku

"Tapi, 5 menit lagi rapat dimulai pak" kata Rama mencoba mencegah kepergian ku

"Kamu yang akan menggantikan saya" putus ku sudah sangat bulat

"Maaf Pak, saya tidak mempunyai hak untuk itu"tolak nya Rama

" saya harus pergi sekarang, dan kamu yang memimpin rapat nanti"

"Tidak bisa pak"

"Rama ini sangat mendesak."

"Tapi pak-"

"Saya percaya sama kamu" kataku dengan meyakinkan Rama "istri saya masuk rumah sakit, dan saya harus kesana sekarang" jelasku

"Tapii-"

"Saya percaya sama kamu, saya pamit. Assalamu'alaikum" pamit ku

"Wa'alaikumsalam"

🌼🌼🌼

Sampainya rumah sakit aku langsung mencari ruangan ning moza.

Aku tak peduli entah sudah berapa orang yang ku tubruk

"Maaf-maaf" ucapku

"Hati-hati dong " marahnya bapak-bapak yang ku tubruk

"Iya pak, maaf"

Dari kejauhan raut wajah khawatir umik dan abah sangat terlihat jelas.

"Mik, gimana dengan ning moza mik? " khawatir ku

"Belum ada info dari dokter. Kita tunggu sebentar lagi " kata Bang Syafiq karena umik dan Abah hanya diam tidak menjawab pertanyaan ku.

"YaAllah.jagalah istri hamba" doaku dalam hati

"Duduk dulu Gus, " kata Bang Syafiq

"Njiih Gus" tapi aku masih setia berdiri didepan pintu ruangan ning Moza dirawat.

Aku sangat khawatir dengan keadaan ning Moza yang tiba-tiba masuk rumah sakit. Padahal tadi pagi masih terlihat sehat tidak ada apa-apa.

Rasa bersalah ku kian bertambah, saat kupandang Abah umik, yang raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Seharusnya tadi pagi aku tidak langsung pergi begitu saja. Seharusnya aku jelaskan semuanya apa yang terjadi, tapi egoku sangat bertolak belakang dengan pikiran ku.

Setengah jam kemudian pintu ruangan ning Moza terbuka.

"Dok. Bagaimana keadaan istri saya dok? " tanyaku saat dokter keluar dari ruangan ning Moza

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang