Bagian 57

737 31 5
                                    

Ning Moza Pov

"Umikkk" panggil ku pada umik dengan air mata yang mengalir deras

Baru saja umik membuka pintu ruangan tempat ku dirawat air mata ku sudah mengalir deras tanpa sungkan nya.

Umik langsung membekap tubuhku.

"Yang sabar, Nduk. Semua pasti ada jalannya. " kata umik dengan melepas pelukannya

"Umik. Moza gagal menjadi seorang ibu. " tangisku dengan rasa bersalah yang amat dalam

"Nduk.mungkin ini yang terbaik buat kamu sama Alvaro. Berarti kamu harus lebih ikhtiar, sabar, dan ikhlas. Kamu gak perlu menyalahkan diri kamu sendiri. " nasehat umik

"Allah marah sama aku ya mik? Sampai-sampai Allah mengambil janin dalam kandungan ku".kataku dengan ngelantur

"Astaghfirullahalazim. Nduk kamu gak boleh gitu. Ini yang terbaik buat kamu. Istighfar nduk. Allah tidak akan memberi ujian yang berat pada makhluknya. Itu berarti Allah menguji kesabaran, ketabahan, keihlasan mu dan nak Alvaro. Yakin kalo Allah akan menggantikan dengan yang lebih indah. Entah itu kapan, yang terpenting kamu bisa menerima semua apa yang terjadi. " nasehat umik yang sangat menyentuh hati

"Astaghfirullahalazim" ucapku

"Yang tenang, hadapi dengan senyuman. Walaupun itu berat" kata umik membuat ku tersenyum.

"Matursuwun mik. Udah selalu ada buat Moza"

"Umik akan selalu ada buat kamu. Kamu kan putri umik satu-satunya. " kata umik dengan tersenyum

"YaAllah terimkasih telah mempertemukan ku dengan orang-orang yang baik, yang mencintai Hamba. Jaga abah umik. Sebagaimana Engkau menjaga orang-orang yang Engkau jaga "

"Mas Varo masih dikantor nggh mik? " tanyaku

"Tidak. Nak Varo ada didepan sama Abah dan Abangmu. " jawab umik

"Aku takut nanti mas Varo marah mik" kataku dengan air mata yang tanpa seizin keluar.

"Omongin baik-baik. Pasti Nak Varo bisa mengerti" kata umik

Aku hanya diam

"Lain kali kamu lebih hati-hati. Gimana mau bertemu dengan nak Varo sekarang? "

Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku. Aku takut nanti mas Varo marah, pasti mas Varo beranggapan kalau aku tidak bejus menjadi seorang istri.

"Kenapa? "

"Takut mik"

"Kalo kamu takut, justru kamu akan selalu merasa bersalah, karena kamu tidak mau berbicara dengan nak Varo. "

"Takut nanti mas Varo marah"

"Bismillah. Tarik nafas keluarkan pelan-pelan ,tenangin diri kamu,dan yakin InsyaAllah nak Varo bisa mengerti kamu. "

"Tetep gak bisa mik"

"Kamu belum mencoba, nak. Mana putri umik yang berani dalam mengambil keputusan yang baik. Kenapa tiba-tiba pesimis seperti ini? "

"Nggh kalo gitu Moza mau "

"Nah gitu dong. Baru putri umik"

"Tapi beneran gak marah mik? "

"Harus yakinn nduk. Ya sudah kalo gitu umik keluar manggil nak Varo "

"Nggh mik"

🌼🌼🌼

Setelah umik keluar dari ruangan hati ku tidak tenang. Tanganku yang tiba-tiba dingin, saat nya mempersiapkan diri untuk tetap terlihat kuat saat nanti didepan mas Varo.

Sekitar 15 menit akhirnya pintu terbuka.

"Assalamu'alaikum." ucap mas Varo

"Wa'alaikumsalam" jawab ku dengan suara yang pelan.

"Mas aku minta maaf, " kata ku dengan air mata yang mengalir deras

Mas Varo hanya diam dikursi dengan menatap  ku, aku sangat takut sekali jika nanti mas Varo marah.

"Aku minta maaf, gak bisa jaga anak kita. " kata ku minta maaf lagi karena mas Varo tak kunjung bicara

"Mboten nopo-nopo" kata mas Varo dengan mencoba tersenyum, aku tau kalau sebenarnya ada rasa kecewa dalam hati mas Varo.

"Dan aku juga minta maaf belum sempat kasih tau njenengan"kataku dengan menundukkan kepalaku. Tak berani kutatap wajah mas Varo.

"Iya, gak pa-pa" kata mas Varo. Lagi-lagi dengan respon yang singkat. Tidak seperti biasanya mas Varo seperti ini

"Mas gak marah sama Moza?, kalo mau marah gak pa-pa mas. Moza sadar kalo ini salah Moza. " tangis ku dengan air mata yang sudah mengalir deras

"Buat apa marah? " kata mas Varo dengan suaranya yang bergetar

Aku semakin merasa bersalah

"Aku janji gak akan melakukan kesalahan ini " kata ku

"Iya sayang. Ini sudah takdir Allah"kata mas Varo dengan mencium kening ku lama

" kenapa mas gak marah? "Tanya ku pada mas Varo.

Mas Varo mengangkat dahulu agar tidak menunduk, agar aku bisa menatap wajah mas Varo

" karena takdir Allah lebih indah, suatu saat nanti Allah pasti ganti dengan yang lebih indah"jawabnya mas Varo dengan tetap tersenyum walaupun dalam hati ada rasa sakit yang tersembunyi.

"Kamu istirahat ya, gk boleh capek-capek" kata mas Varo dengan mencium punggung tangan ku

"Mas nggak dikantor " tanyaku

"Dikantornya nanti kalo kamu sudah sembuh total"kata mas Varo dengan tersenyum.

🌼🌼🌼

Assalamu'alaikum..
Gmn kabarnya? Baik ya? Alhamdulillah🥰


Jangan lupa vote, comment, and share ya guyss🙏🥰🥰

Terimakasih 🙏🥰
Lopyuuu🥰🥰

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang