HAPPY READING ❤
Mozayyanah Qotrunnada Az-Zahra Al-Khariri Pov
Entah kenapa aku sangat merasa bersalah dengan Gus Alvaro. Aku tahu apa yang aku lakukan salah, tapi apa mugkin aku harus mengatakan semuanya kepada Gus Alvaro? Nanti kalau Gus Alvaro marah bagaimana?.
"Njenengan kalo mau cerita, cerita saja Yang" katanya dengan mendudukkan tubuhnya di sofa kamar. Aku hanya diam. Aku bingung apakah aku harus jujur didepan Gus Alvaro?
"Njenengan, sampun tahu soal Naufal, Gus?" tanya ku dengan memberanikan diri menatap Gus Alvaro
"Sedikit Yang" jawabannya dengan tersenyum
"Njenengan yang angkat telepon Nauval kemarin? "Tanyaku, lagi lagi Gus Alvaro tersenyum dengan menatap ku
" Njihh. Ngampuntene kalo sampun lancang"katanya
"Njenengan mboten marah sama saya? " tanyaku lagi dan lagi senyuman hadir menghiasi wajah Gus Alvaro.
"Melupakan seseorang itu tidak mudah apalagi keduanya sama-sama memiliki perasaan yang sama" jawab Gus Alvaro tersenyum
"Kasih saya waktu"kataku pelan namun masih bisa di dengar oleh Gus Alvaro
" Yang. Kita jadi ke Jakarta kan? "Tanya Gus Alvaro dengan mengganti topik
" Jadi, tapi hanya 1 bulan"jawabku membuat Gus Alvaro menatap ku
"Satu bulan? "
"Iya , memang mau berapa lama? 1 tahun? " sewot ku, dah dikasih satu bulan masih aja nawar
"Ya nggak gitu juga ,Yang. Maksudnya kan_"
"Ya terserah njenengan, kalo sampai lebih satu bulan berati harus balik ke Semarang" potongku
"Satu bulan itu bukannya sebentar? "
"Lama" kataku "ya kalo memang mau lebih ya it's okay, but jangan tanyakan kalo saya akan kembali ke Semarang sendiri. So,keputusan ada di njenengan"
"Ya sudah iya. Satu bulan" pasrah nya Gus Alvaro ,Entah apa yang membuat bibir ku tertarik keatas menjadi sebuah senyuman.
"Besok kan berangkat nya? " tanya nya
"Njihh" jawabku.
Akhirnya dengn kesepakatan,kami akan ke Jakarta selama satu bulan setelah itu kembali ke Semarang.
*
**
Aku memang belum bisa membuka hati untuk Gus Alvaro sampai sekarang. Sampai pernikahan kami jalan satu bulan tapi hati ku masih ragu dengan semua sikap Gus Alvaro yang kadang membuat ku merasa nyaman.
Dengan sikapnya yang tidak pernah marah kepadaku, selalu tersenyum ketika berbicara pada ku. Aku takut ketika nanti aku luluh dengan sikap Gus Alvaro, namun ternyata sikap itu hanya untuk meluluhkan aku dan setelah aku luluh Gus Alvaro akan meninggalkan ku atau bahkan semua sikap dan perilaku Gus Alvaro ternyata hanya bualan semata, hanya settingan agar aku luluh kepada nya. Itu adalah salah satu alasan kenapa aku enggan membuka hati untuk Gus Alvaro, bukan. Bukan enggan melainkan takut terluka untuk kesekian kali nya.
Aku memang tidak pantas untuk Gus Alvaro yang baik, sedangkan aku hanya seorang perempuan yang masih mengharapkan balasan sebuah perasaan dari orang yang jelas jelas tidak mungkin akan membalas perasaan itu.
***
Hi.. ❤
Gimana nih kabarnya? ❤🥰
Alhamdulillah baik ya? 🥰❤Jangan lupa di vote ya🙏❤
Karena kalian adalah penyemangat ku🥰Love you❤
Terimakasih 🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Ning Moza
RomansNing Moza yang mendapatkan biasiswa sampai ke jenjang atas dan semuanya terasa tiba tiba ketika Gus Alvaro hadir mengkhitbahnya dan menghalalkan dalam ikatan sakral. Dan masalah seketika menjadi ombak dalam iktan sakral, dengan hadir nya masa lalu...