Bagian 50

960 42 3
                                    

Ning Moza

"Bang." panggil ku dengan suara yang sangat lemah, dengan tatapan ku yang tak lepas dari Mas Varo dan Mbak Syifa.

"Nggak perlu di persani,Ning." kata Bang Syafiq dengan menutup mataku dengan telapak tangannya

"Sakit, Bang. Moza nggak pernah ngerasain ini sebelumnya" lirih ku dengan tangisan ku

"Kamu harus kuat, Ning. " kata Bang Syafiq dengan mengajakku bangkit dan pergi meninggalkan tempat ini

"Ayok, Abang anter kamu masuk. Kamu harus istirahat" ajaknya Bang Syafiq , aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju

***

"Mas Varooo" panggil ku dengan tangisan yang tak bisa ku tahan lagi

"Mass, bangun. Moza kangen sama Mas" kataku dengan memainkan jemari Mas Varo

"Assalamu'alaikum" ucap seseorang dari pintu

"Wa'alaikumsalam.Mas Haidar"

"Bagaimana sama Gus Alvaro ,dek.? " tanya Mas Haidar

"Dereng bangun ,Mas." jawabku dengan menatap wajah Mas Varo yang pucat.

Pasalnya sebelum di pukulin Bang Syafiq, tubuh Mas Varo sangat lemas karena masuk angin. Kalo akhirnya akan seperti ini, aku tidak akan membiarkan Mas Varo bertemu dengan Bang Syafiq, yah walaupun niat Bang Syafiq memang seutuhnya hanya untuk aku. Tapi, apa jauh lebih egois kalo aku membiarkan Mas Varo terluka.

"Kamu makan dulu sana. Biar Mas yang jagain Gus Alvaro. Kamu harus ingat sama kesehatan kamu" kata Mas Haidar

"Tapi-"

"Nggak ada tapi-tapian ,dek. Nanti kalo kamu nggak jaga kesehatan kamu, terus siapa yang jagain Gus Alvaro kalo kamu seperti ini? Nanti sakit" nasihatnya Mas Haidar

"Itu Bang Syafiq sampun di depan. Sampun ditunggu" kata Mas Haidar, benar kalo Bang Syafiq sudah didepan. Aku tahu kalau Bang Syafiq pasti tidak mau masuk.

"Aku nggak laper, Mas." kataku

"Liat tuh Abang kamu. Mau buat Bang Syafiq marah lagi? "

"Iya-iya. Yaudah kalo gitu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Lalu ku langkah kan kaki ku keluar dari ruangan Mas Varo.

Tanpa sepatah katapun Bang Syafiq langsung berjalan tanpa harus ngobrol dengan ku. Bang Syafiq hanya menatap ku sekilas saat aku masih belum mengikuti Bang Syafiq dari belakang.

"Mau sampe kapan diem terus? " dinginnya Bang Syafiq,lalu melanjutkan langkahnya.

"E-nggh" kataku kamu, lalu ku langkahkan kaki ku mengikuti Bang Syafiq ke luar rumah sakit.

"Mau makan apa? " tanya Bang Syafiq sebelum masik mobil, kami sudah sampai diparkiran.

Aku hanya diam berdiri kaku di depan Bang Syafiq.alhirnya Bang Syafiq menarik lengan lu, dan membukakan pintu.

"Masuk" kata Bang syafiq dengan menatap ku tajam. Aku hanya menurut saja tanpa harus menolak, karena itu sama saja akan memancing emosi bang Syafiq.

Setelah aku masuk lalu Bang Syafiq masuk, dan Bang Syafiq dengan cepat memasang Satebaell nya.

"Kalo minta di pasangin bilang" kata Bang Syafiq dengan memasang Satebaell di tubuhku

Aku hanya menatap nya sekilas, lalu ku alihkan pandangan ku ke jendela

"Kecewa boleh, tapi jangan di pendam. " kata Bang Syafiq dengan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Tiba-tiba air mata ku lolos jatuh tanpa sungkan nya. Dengan cepat ku hapus air mataku agar Bang Syafiq tidak melihat air mata ini. Namun itu sia-sia. Bang Syafiq sudah melihat.

"Mau makan apa? Seblak? Mie ayam? Soto? Nasi goreng? " tanya Bang Syafiq dengan menatap ku sekilas

"Terserah" jawabku, tidak! Ini bukan sebuah jawaban.

"Kamu kalo mau marah sama Abang, marah aja" kata Bang Syafiq

"Ngapain aku marah ke Abang? "

"Kamu itu nggak bisa bohong. Sikap kamu sudah jelas kalo kamu marah sama Abang. "

"Itu menurut Abang, "

"Kamu jadi adek Abang sudah berapa lama? ,ko sampe Abang salah pengertian sama kamu"

"Setengah abad" jawabku malas

"Ouhh. Pantesan. "

"Kenapa? "

"Kelihatan bohong nya"

"Apaan sih" kesel ku

"Ya makanyaa bilang kalo mau marah sama Abang. Abang siyapp, kalo kamu mau marah ke Abang"

"Bang Syafiq kenapa jadi cerewet gini sih? "

"Kenapa memang nya? Nggak boleh?. Nanti diem dikira kaku, ngomong di kira cerewet"

"Tapi ngomong nya nggak usah kaya gitu. "

"Loh emang kenapa? "

"Anehhhh.udah si cepetan Bang Syafiq bawa mobilnya. Aku laperrr"

"Laper? Katanya nggak laper. Ditanya mau makan apa diem. Sok jaim" kata Bang Syafiq

"Banggggg"

"Iya-iya.lepas cubitan nya"

"Biarainnn"

"Ini lagi nyetir  loh, Za. "

"Ya emang. Silakan yang bilang Bang Syafiq Makan? "

"Astaghfirullah.iya-iya .Abang diemm"

"Awass ngomong satu kata. Beliin eskrim"

"Ok2."

***

YOK JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW AND SHARE KETEMEN KALIAN YA🙏🙏🥰

KRITIK ATO SARAN LANGSUNG KE KOLOM KOMENTAR YAAA 🥰🥰

LUP YUU🥰🥰

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang