Bagian 36

970 39 9
                                    

HAPPY READING❤

Ning Moza

Teriknya matahari membuat ku harus berteduh di Gazebo belakang koperasi Pondok Putri

"Mbak "panggilnya seseorang yang suaranya Tak asing lagi Bagiku. Kiano .ya kiano

" Ada apa ?"kataku

"Mbak Moza nggak papa? " tanyanya dengan duduk di tangga Gazebo sedangkan aku Tengah duduk di tangga gazebo bagian atas.

"Iya Mbak Nggak papa"

" Mbak bukannya kiano membela Mas Varo Tadi kiano hanya ingin memberitahu Mbak  bahwasanya Mas _"

"Kiano Mbak nggak mau denger"kataku dengan memotong perkataan kiano

"Tapi mbak ini penting ,jauh lebih penting mbak_"

"Maaf Kiano ,mbak nggak mau dengar semua itu .Mbak permisi dulu Assalamualaikum"

Aku memang tidak ingin mendengar penjelasan apapun untuk saat ini, Namun langkahku terhenti ketika kiano justru Menghadang langkahku

" Mbak Moza dengerin Kiano dulu"

"Sekali lagi mbak minta maaf Kiano, Mbak nggak bisa bertahan di samping mas Varo lagi Mbak sudah meminta mas Varo untuk menceraikan Mbak"

"Apa Mbak ? Mbak Moza nggak boleh nyerah"

"Dulu Mbak memang nggak suka sama Mas Varo, tapi ketika mas Varo berhasil membuat mbak nyaman ,dan Mbak pelan-pelan menerima pernikahan ini.Namun semua usaha Mbak nggak ada hasilnya, semua sia-sia. Mbak sudah mencoba membuka hati untuk Mas Varo.sekarang setelah Mbak bisa menerima,justru Mas Varo sendiri yang membuat Mbak nggak percaya"kataku dengan terisak

"Tapi aku harap Mbak lebih baik dengan penjelasan Mas Varo Mbak" tegasnya kiano dengan menatapku

"Assalamualaikum Gus ,Ning" ucap kang santri di tengah percakapan kami

"Waalaikumsalam "jawab kami bersamaan

"Wonten nopo Kang? "tanya kiano dengan mengajak Kang Santri sedikit menjauh dariku

" Sak derengipun ngampuntene sampun ganggu Gus. badhe  Matur wonten tamu teng dalem Gus sedang cari Gus Alvaro. kan Gus Alvaro nembe tindakan Gus, sedangkan Abi sama Umah jeh baru saja Berangkat diantar Kang Danu kadose pripun Gus? "jelasnya Kang santri itu dengan sopan

percakapan mereka masih bisa kudengar

" Ya sudah rawuhi pinarak rumiyen Kang Saya nanti ke sana" kata kiano

"masalahnya niku tamunya Estri Kang  mboten ngagem jilbab" kata Kang santri itu lagi membuat Kiano mengerutkan keningnya

"Ndak papa .kan tamu itu ndak mandang siapa atau bagaimana cara berpakai kan?Bukankah abi selalu ngendikan seperti itu?"

"Njiheh mpun kalau begitu bade pamit rumiyen. Assalamualaikum" pamit nya Kang santri itu lalu berjalan meninggalkan kami

"Monggo Mbak ada tamu di rumah,ndak ada yang di rumah "Kata kiano dengan menghampiri ku

"kamu duluan saja" kataku seadanya

Lalu Kaano melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ku.

***

Setelah kepergian Kiano beberapa menit yang lalu.lalu kulangkahkan kakiku menuju ruang tamu namun suara tangisan seorang perempuan membuatku berlari terbirit-birit untuk cepat sampai ruang tamu

" Kiano ada apa ?"Tanyaku setelah sampai di ruang tamu

"Duduk dulu mbak" katanya mempersilahkanku untuk duduk tanpa basa-basi aku menuruti kata Kiano dan aku duduk di samping kiano

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang