Bagian 32

863 42 5
                                    

HAPPY READING

Gus Varo Pov

"Mas Alvaro" panggilnya seseorang dari belakang , aku tahu jelas itu suara siapa. Silla. Ya, Silla putra Om Adit

Seketika ku genggam tangan ning Moza dengan erat, Ning Moza menatapku dengan raut bingungnya. Namun seketika Ning Moza langsung paham maksudku

"Mas Alvaro" panggilnya lagi, karena tadi aku pura-pura tidak dengar

"Eh.waalaikumsalam" kataku

"Eh iya maap, lupa. Assalamu'alaikum "kata Silla dengan senyumnya yang lebar dengan mengulurkan tanganya ke depanku.

" Maaf Silla, "kata ku dengan menagkupkan kedua tanganku kedepan dengan tanganku yang masih setia menggenggam tangan Ning Moza

" Eh, maaf maaf. Masih sama kaya yang dulu ya kamu"kata Silla tersenyum menatap ku lalu menatap Ning Moza dengan  tidak suka

"Ada apa Silla? " tanyaku

"Nggak ada apa-apa sih. oh ya, kamu baru dateng? " tanya Silla

"Dari tadi" jawabku

"Oh yaaa? Kenapa nggak bilang sihh kamuuu. Tau gitu kan aku langsung temenin kamu" hebohnya Silla membuat ku merasa risih

"Sayang, kamu laper? " tanyaku pada Ning Moza

"Mboten Yang" jawabnya Ning Moza membuat ku tertegun,karena baru pertama kali nya Ning Moza menggunakan kata "Yang".

"Beneran? " tanyaku lagi, Ning Moza hanya menganggukan kepalanya

"Oh ya Silla, ini istri saya. " kataku dengan memperkenalkan Ning Moza pada Silla

"Hai.moza" kata Ning Moza dengan memperkenalkan diri

"Silla" jutek nya Silla "lagian dah tau"katanya dengan tak suka

"Saya kira belum tahu, soalnya waktu pernikahan saya, kamu nggak di Indonesia. Ya sudah kalo gitu saya langsung pulang dulu"

"Loh kan baru ketemu, masak main langsung pulang aja sihh? . Ngobrol dulu dong" kata Silla dengan menarik lenganku

Dengan cepat ku tangkis tangan Silla sebelum tambah berulah yang aneh  aneh

"Maaf.kami harus pulang sekarang. Karena ada kepentingan yang harus kami urus. Assalamu'alaikum" pamit ku lalu dengan cepat segera ku bawa Ning Moza masuk mobil

***

Sampainya didalam mobil ku tetap Ning Moza yang hanya diam.

"Sayang, kamu marah? " tanyaku pada Ning Moza

"Enggak"

"Beneran marah ya? " tanyaku lagi

"Enggak.ngapain aku marah? " kata Ning Moza dengan mengalihkan pandangan nya ke luar

"Kelihatan Yang"kataku

"Apanya yang kelihatan?" kata Ning Moza dengan menatap ku jengkel

"Kalo lagi marah"

"Nggak.perasaan njenengan mawon niku" kata Ning Moza

"Cemburu boleh yang, kan sampun halal. Beda kalo belum halal" kataku

"Apa bedanya? "

" kalau sudah halal itu wajar jika cemburu namun jika belum halal kita belum berhak untuk cemburu. Kan belum tentu milik kita "kataku dengan tersenyum

"Njihh terserah e njenengan. "

"Lah ko malah gitu loh yang? "

"Ya makanya njenengan diam, aku ngantuk mau tidur"

"Yang, ih ko malah tidur. "

"Ngantukk "

"Ya sudah ya sudah njenengan tidur "

"Nggak ko. Bercanda" kata Ning Moza dengan tertawa . Aku pura-pura diem tak menggubris Ning Moza yang tertawa

"Ih ngambek? Lah ko jadi Mas Varo yang ngambek sihh?. Tau ih"

"Nggak yang. Mana mungkin bisa kulo? "

"Beneran ih"

"Iya Sayang"

***

Assalamu'alaikum..
Bagaimana kabarnya?..
Alhamdulillah baik ya?..
Aminnn🙏

Jangan lupa vote nya ya?
Kritik ato saranangsung di comen ya

Terimakasih❤
Lope You🥰❤



Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang