Bagian 19

897 51 0
                                    

Sekitar setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga ,aku langsung turun dari mobil Gus Alvaro saat Gus Alvaro memarkirkan mobilnya. Tanpa harus menarik lengan Mbak Sari,langsung ku langkah kan kaiku masik kerumah dan langsung menuju kamar. Aku tidak peduli dengan Gus Syafiq yang tengah mamanggilku. Dan aku juga tidak peduli kalo nantinya Gus Syafiq menganggap ku cewek matre, aku tetap tidak peduli. Aku memang sengaja memilih asal cincin yang harganya mungkin terlalu mahal. Namun nyatanya justru Gus Alvaro membuat ku tambah geram saat Gus Alvaro bahkn menyuruh ku untuk memilih perhiasan lain. Terserah nantinya kalo Gus Alvaro bilang ke Abah dan Umik.

***

"Bang Syafiq" panggil ku pada Bang Syafiq yang tengah menderas hafalannya di balkon kamarnya

"Wonten nopo? " kata Bang Syafiq dengan menatap ku sebentar, lalu aku mendudukkan tubuhku disamping Bang Syafiq

"Bang Syafiq" panggil ku lagi dengan memainkan ujung kaos Bang Syafiq

"Iya apa? " tanya Bang syafiq dengan menghentikan deres hafalannya

"Memangnya Bang Syafiq siap kehilangan dan merasa sendiri untuk ke dua kalinya? " tanyaku tetap dengan memainkan ujung  kaos Bang syafiq

"Maksute pripun? " tanya nya dengan menatapku serius

"Kan Moza tinggal 1 minggu lagi sudah menjadi milik orang . Memang nya Bang Syafiq tidak merasa kesepian nantinya? " kataku dengan air mataku yang sudah membendung

"Ning, dengerin Abang. Kamu pasti akan jauh lebih  bahagia ketika kamu nanti bersama Gus Alvaro. Dan Abang percaya kalo Gus Alvaro akan membuatmu bahagia. Ya kalo soal  kesepian itu kan nanti ada pengobat nya sendiri" jelasnya Bang Syafiq

"Memangnya apa pengobat nya? " tanyaku dengan menatap Bang Syafiq

"Ya nanti. Kan belom kesepian? " katanya Bang Syafiq

"Memang Bang Syafiq yakin pada Gus Alvaro? Kalo suatu saat nanti Gus Alvaro membuat Moza sedih, menangis, atau bahkan tidak bahagia apa Bang Syafiq tetap yakin?"

Kalo Gus Alvaro berani membuat kamu sedih, menangis atau bukane membuat hati kamu tidak bahagia. Bang Syafiq menjadi orang pertama yang maju"kata Bang Syafiq membuat ku terharu

"Emangnya berani?"tantangku

"Kata siapa tidak berani? Justru Gus Alvaro yang tidak berani menyakiti kamu"

"Kata siapa? "

"Abang lah"

"Yahh"

Tawa kami seketika lepas. Entah kenapa akhir-akhir ini Bang Syafiq menjadi orang yang tepat selalu membuat ku tersenyum. Ya, walaupun dengan sikap dingin dan cuek tidak pernah terabsenkan.

"Kenapa Bang Syafiq cuek sih? Padahal jauh lebih ganteng kalo Bang Syafiq care"tanyaku membuat tawa Bang Syafiq terhenti dengan menatap ku

"Orang cuek itu belum tentu tidak peduli, tapi memiliki cara tersendiri untuk membahagiakan orang yang dia sayangi dan cintai. "jelasnya Bang Syafiq dengan menatapku saksama

" Duh. Ternyata Abang aku dah bisa puitis ya? "Candaku dengan tertawa

"Dari dulu" katanya, justru membuat  tawaku semakin lepas

"Lah kenapa malah tertawa?" tanya nya juga ikut tertawa

"Lucu aja"

"Lucunya dari mana?"

"Ya Abang lah".

***

Jangan lupa di vote ya🙏❤🙃

Terimakasih ❤❤

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang