Bagian 55

905 35 1
                                    

Ning Moza pov

Air mataku masih saja tak mau berhenti dan bahkan semakin sakit ketika foto Mas Varo terbayang-bayang.

Aku masih tidak percaya tapi di foto itu sangat jelas bahwa laki-laki itu adalah Mas Varo. Dengan mesranya Mas Varo merangkul tubuh wanita disamping nya.

Tiba-tiba suara deru mobil berhenti di garansi, pasti itu Mas Varo, segera ku usap air mata ku, dan cepat pergi dari ruang tamu, aku segera masuk kamar dan ku kunci dari dalam, aku berjalan ke alemari untuk mengambil baju ganti. Dengan cepat aku segera membuka kunci kamar sebelum Mas Varo mengetuk pintu

Tok. Tok. Tok

"Ceklekk"

"Sayangg"panggilnya Mas Varo

" yank, udah tidur ya? "Tanya Mas Varo dengan berjalan menghampiri ku

Aku pun Pura-pura terlelap, aku tidak mau Mas Varo tahu kalau aku sedang menangis.

"Sayangg" panggilnya Mas Varo dengan mengusap pipiku pelan

"Mimpi indah sayang" ucapnya Mas Varo dengan mencium kening ku

Lalu Mas Varo bangkit dari jongkok nya dan masuk kekamar mandi,

"Maaf Mas, " kataku pelan dengan air mata ku yang sudah mengalir deras

"YaAllah maafkan hamba, hamba tidak bermaksud untuk tidak menghormati suami, tapi hati hamba sedang sakit. Hamba tak mampu yaAllah" ucapku dlm hati

Seharusnya sebagai istri itu menyambut suami nya yang baru saja pulang kerja, iya.tapi kali ini aku egois, sudah cukup aku untuk bersabar. Ini bukan yang pertama kalinya tapi ini sudah yang kesian kalinya Mas Varo berurusan dengan seorang wanita yang bukan mahram nya.

Sekitar 15 menit, akhirnya Mas Varo sudah bersih-bersih, Mas Varo membaringkan tubuhnya, aku tetap diposisi ku semula dengan memunggungi Mas Varo.

"Sayang" panggilnya Mas Varo dengan memelukku dari belakang,

Aku tetap pura-pura tertidur,

"Mas minta maaf yang, mas gak nepati janji Mas" katanya dengan membisikkan ku

🌼🌼🌼

"Sayang, bangun yok. Tahajud dulu" kata Mas Varo dengan mengoyang-goyangkan tubuhku pelann

"Kulo sampun" ucapku dengan mata terpejam

"Kamu sudah tahajud? " tanyanya Mas Varo

"Nggh" jawabku

"Nggh mpun, Mas tahajud dulu" kata Mas Varo, lalu turun dari ranjang dan segera mengambil air wudhu.

Aku memang sengaja tidak membangunkan Mas Varo, setelah tahajud tadi aku langsung kembali membaringkan tubuhku kembali.

Aku masih marah dengan Mas Varo, aku sudah berusaha untuk biasa saja tapi tetap tidak bisa.

Pukul 06.29

"Pagi sayang" sapanya Mas Varo dengan mencium pipi kananku, kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas Mas Varo di setiap hari,tapi kali ini aku hanya diam

"Pagi sayangg" sapanya lagi dengan berganti mencium pipi sebelah kiri

Aku masih tetap diam, biasanya aku akan membalas Mas Varo dengan apa yang Mas Varo lakukan. Tapi kali ini aku hanya diam dan tetap pura-pura sibuk menyiapkan sarapan pagi .

"Kamu kenapa yank? Lagi gak enak badan? " tanyanya Mas Varo dengan mencoba menyentuh keningku, dengan cepat aku menepis nya dengan pelan

"Yank, kenapa? , lagi dapet ya? "

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang