"Ning.bangun Ning. Kita makan dulu".ajaknya manusia kulkas dengan membangun kan ku
Ya aku waktu diperjalanan memang ketiduran. Dengn perlahan ku buka mataku dan kudapati manusia kulkas sedang menatap ku dengan tersenyum. Ku cek mataku kembali. Ternyata bukan mimpi.
Manusia kulkas lebih dulu turun dari mobil.
" Mari Ning makan dulu".ajaknya lagi. Namun dengan malasnya diriku ku pejamkan mataku lagi . Rasa kantuk yang tak bisa kutahan . Ingin ku posisikan tubuhku namun manusia kulkas tiba-tiba sudah membuka pintu job belakang tempat yang ku duduki
"Mari Ning".ajaknya lagi entah sudah yang keberapa kalinya
Dengan malas akhirnya aku turun dari mobil dan kuikuti manusia kulkas dari belakang.
Namun langkahnya tiba-tiba terhenti hingga membuat ku juga terhenti dengan menabrak punggung nya." Aduhh. Kenapa berhenti sih? "Omel ku dengan memegang kening ku yang tertabrak oleh punggungnya.
" Monggo Ning Moza duluan ".katanya
" Apa?! ".
" Ning Moza duluan yang jalan nanti saya di belakang ".katanya dengan santai. Seketika membuatku langsung melotot kearahnya.
" Nggak usah gitu liat nya Ning"tegurnya
"Terus saya harus giman?".kesalku
" Njih Ning Moza di depan nanti saya yang di belakang Ning. Nyontek".
"Hah? ".
"Kalo gitu Ning di depan atau disamping saya?".
" Apaan sih? Aneh banget".
" ya. Ning didepan atau di samping saya".
"Nggak usah ngarep kalo saya mau jalan disamping kamu ya".
" loh kenapa Ning? ".
" kenapa kenapa. Saya bukan cewek ganjen".
"Astagfirullahalazim. Saya nggak bilang begitu kok Ning".
" ya kamu memang nggak bilang. Tapi seakan akan. Begitu kan dalam pikiran kamu? ".
" Astagfirullahalazim. Ning jangan su'udzon. Nggak baik".
"Ya udah lah kamu di depan. Kan kamu laki-laki. Laki-laki itu harusnya di depan buat imam nanti ketika berkeluarga".
" Tapi ini kita kan bukan mau berkeluarga Ning. Tapi kita mau makan".
"Siapa yang bilang kita mau berkeluarga? Jangan aneh aneh kamu ya! ".
"Ya_".
" Udah! Kamu duluan! ".
" Mboten. Ning Moza dulu".
"Kamu".
" Ning mawon".
"Kamu".
" Ning Moza dulu_".
"Ya sudah sampingan aja jalannya".akhirnya kuputuskan untuk jalan berdampingan.
***
" Capek ya Ning perjalanan jauh?".Tanyannya manusia kulkas
Aku hanya diam dengan pura pura sibuk dengan makanan ku.
"Pasti laper. Makan yang banyak ya Ning".katanya lagi. Aku tetap diam tak menggubris nya sanal sekali
" Nanti kalo kurang punya saya di makan juga nggak papa Ning. Ini bistik nya juga masih utuh punya saya".katanya.lagi lagi aku tetap diam.
Sepertinya manusia kulkas ini tau kalau aku sedang mendiamkan nya. Salah siapa tadi di mobil aku di diemin. Tau rasa kamu sekarang.
"Ning marah sama saya? " tanyanya Tiba-tiba membuatku mrlirik Kearahnya sekilas. Lalu ku fokuskan dengan makan ku lagi.
Uh ternyata jadi orang pekaan juga
walaupun seperti manusia kulkas."Nama saya Alvaro Ning. Kalo tadi Ning tanya".katanya dengan memperkenalkan diri
" Siapa yang nanya? ".tanyaku
" Tadi Ning kan nanya ".
" Mana?. Dari tadi saya kan makan ".ketusku
" Waktu di mobil Ning ".
"Oh itu,lupakan saja".
" Tapi saya masih ingin mengingat nya Ning".katanya dengan tersenyum
"Saya mau nanya sama kamu".
" Nanya apa Ning? ".
" Kenapa kamu yang jemput saya? ".akhirnya pertanyaan itu keluar juga. Padahal aku berharap pertanyaan itu tidak perlu aku lontarkan, tapi entah apa hingga pertanyaan itu terlontar begitu saja.
" Kalo itu saya nggak bisa jawab Ning".
"Pertanyaan segampang itu aja kamu nggak bisa jawab? Gimana kalo kamu di tanya sama istri kamu. Kenapa kamu mencintai nya? Lalu apa jawaban kamu? ".
" Karena cinta yang sesungguhnya itu milik Allah Ning. Jadi kalo istri saya nanti bertanya kenapa saya mencintai istri saya?karena saya di kirim Allah untuk menyempurnakan separuh agamaku bersamanya".
"Jawaban yang bagus".kataku dengan mengalihkan pandanganku
" Sebenarnya itu gampang Ning".
"Apanya yang gampang? ".
" pertanyaan Ning Moza tadi".
"Lalu? ".
" Cuman jawabannya harus saya simpan terlebih dahulu ".
"Hemm. Sepertinya sudah lama ceritanya. Balik sekarang aja".kataku dengan lebih dulu bangkit dari duduk ku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Cinta Ning Moza
RomanceNing Moza yang mendapatkan biasiswa sampai ke jenjang atas dan semuanya terasa tiba tiba ketika Gus Alvaro hadir mengkhitbahnya dan menghalalkan dalam ikatan sakral. Dan masalah seketika menjadi ombak dalam iktan sakral, dengan hadir nya masa lalu...