Bagian 37

875 35 6
                                    

HAPPY READING ❤

Ketika kamu yakin dan ikhlas menerima seseorang yang tiba-tiba hadir dalam kehidupanmu ,selalu membuatmu nyaman tanpa kau  sadari, lalu dengan tiba-tiba nya ia menghancurkan keyakinan dan keikhlasanmu untuk menerimanya seperti halnya dengan Ning Moza. Dengan berjalannya waktu Neng Moza selalu berusaha dan berdoa agar ia yakin dan ikhlas dengan kehadiran Gus Alvaro yang menjadi bagian dari hidupnya,menjadi imam dunia dan akhiratnya ,dan ternyata Gus Alvaro berhasil mencoretkan luka dengan kehadiran Syifa dan Bella teman masa SMA gus Alvaro. dengan angin yang menerpa dedaunan dan menerpa jilbab pashmina yang Neng Moza kenakan kini ning Moza sedang di taman Pondok Putri.

"Assalamualaikum neng" ucap Mbak Santri

" Ada apa Mbak? "tanya Neng Moza

"Teng ndalam ke panggihan tamu Neng ,di dalem juga tidak ada Abi sama Ummah tindak an,kalian gus Alvaro ngajar ngaos teng Pondok Putra" jelasnya Mbak Santri dengan sopan

"Nggih mpun saya ke sana "kata Neng Moza

" njihh Ning. Monggo kulo arter" kata Mbak Santri dengan mengantarkan Ning Moza menuju ndalem .

Sampainya di ndalem Mbak Santri izin balik ke pondok karena masih ada ngaos

" Assalamualaikum" ucap Ning Moza dengan tersenyum

"Waalaikumsalam" jawabnya tamu tersebut

" Mbak Syifa ya ?"tanyanya Ning Moza dengan suara yang bergetar.entah apa yang  membuat hati Ning Moza sakit ketika Ning Moza menatap Syifa.bayang bayang gus Alvaro memenuhi pikirannya waktu gus Alvaro dengan serius nya meminta restu Abi dan Ummah.

"Iya.saya Syifa "kata Syifa dengan tersenyum

"Mbak mau bertemu mas Alvaro? Maaf mbak mas Alvaro sudah beristri jadi saya mohon jangan ganggu suami saya " tegasnya Ning Moza dengan meremas jemarinya

"Saya mau bertemu mbak. mbak bener istrinya Mas Alvaro kan? "

"Iya" keta Neng Moza

"Mbak saya mohon saya mbak. Please saya mohon Mbak mau berbagi Mas Alvaro dengan saya Mbak.saya sedang hamil anak Mas Alvaro "katanya dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi pipinya

"Maksudnya mbak apa ?poligami? "tersentak nya Ning Moza dengan matanya yang sudah berkaca-kaca

"Ya Mbak ,saya mohon pasti Mbak juga bisa merasakan bagaimana keadaan saya Mbak" tangisnya dengan terisak

"Mbak hamil? "tanya Neng Moza dengan suaranya yang bergetar

" Iya Mbak saya hamil dan Mas alvaro akan bertanggung jawab dengan kehamilan saya. Mbak saya mohon Mbak mau berbagi Mas Alvaro dengan saya sama calon anak kami Mbak"

" Astagfirullah "Neng Moza tak lepas membaca istighfar di dalam hati

Ning Moza  masih termenung dengan air mata yang sudah mengalir deras sehingga pashmina yang ia kenakan juga basah akibat air matanya. Syifa hanya menundukkan kepalanya dengan tangisnya yang kian menjadi isakan .keduanya sama-sama diam, sama sama tak mampu berkata-kata lagi, sedangkan Syifa sedang terisak .

***

Setelah kepergian Syifa Ning Moza segera ke kamar dan mengambil koper yang ia letakkan di pojok kamar dekat sofa lemarinya,Ning Moza tak mampu menahan rasa sakit yang semakin bertambah. Ning Moza memasukkan pakaiannya dengan an air matanya yang terus mengalir tak mampu menahan Lara yang tengah gas Alvaro curahkan dan bagus Alvaro Alvaro sadari dengan tangan gemetar Neng  menelepon Kang Syahrul Untuk mengantarkan Neng Masa ke Semarang tanpa Gus Alvaro yang menemani

"Assalamualaikum Kang "

"Waalaikumsalam Neng. Wonten nopo Ning?"tanya Kang Sahrul dari seberang sana

"Kang Sahrul tolong siapkan mobil dan minta 2 Mbak Santri buat nemani saya nanti Kang Sahrul yang nyetir"

" jeh Neng"

" matur nuwun Kang .Assalamualaikum"

" Waalaikumsalam Neng "

Sekitar 10 menit akhirnya suara deru mobil kang syahrul terdengar. Ning Moza segera melangkahkan kakinya dengan menyeret koper keluar dalem

"Biar kulo mawon Neng" kata Kang Syahrul dengan mengambil koper yang  Neng Moza bawa

Ning Moza hanya menganggukan kepalanya

" Mbak Mbak santrinya sudah Kang ?"tanya Neng Moza

"Sampun Ning,sebentar lagi datang" kata kang Syahrul dan benar Mbak Dila dan Mbak kirain sudah berjalan menghampiri Ning Moza dan Kang Syahrul

Dengan sopan Mbak Dita dan Mbak Kiran menyalami Neng Moza.ning Moza segera mengajak mbak Dita dan Mbak kiran untuk cepat masuk mobil sebelum ada santri yang melihat kepergiannya

"antarkan saya ke Semarang kang" kata Ning Moza

" Maaf kalau saya ganggu mbak mbak sama Kang Sahrul "kata Ning Moza

"Mboten nopo-nopo Ning" kata kang Syahrul

"Njihh Ning mboten nopo-nopo "jawabnya Mbak Dita dan Mbak Kiran

sebenarnya Ning Moza tahu kalau mereka kebingungan dengan sikap Neng Moza yang tiba-tiba meminta mengantarkan dan menemaninya ke Semarang .waktu di perjalanan Ning Moza tidak bisa menyembunyikan tangisnya di depan kang Syahrul dan Mbak Dita sama Mbak Kiran. padahal sekuat tenaga Neng Moza menahan agar tidak menangis namun tak sesuai ekspektasi, nyatanya Neng Moza menitikkan air matanya di depan santri abi sama ummah

Ning Moza menyeka air matanya yang mengalir deras "maaf kalau tangisan saya mengganggu mbak Dita sama mbak Kiran "kata Ning Moza

" mboten nopo-nopo Ning. Monggo jika panjenengan badhe menangis  Neng, biar sedikit lega karena dengan menangis kita mengurangi rasa sakit ,walaupun cuman sementara. "jawab Mbak Kiran Jika dengan Gang Sahrul Neng Moza sudah biasa menangis sampai terisak karena kalau Ning Moza sedang tidak mood atau sedang terluka hatinya Ning Moza sering mengajak kang Syahrul sama Mbak Via untuk menemaninya walaupun sekedar keliling Jakarta.

***

Hi...
Gimana nihh sampai sini?
Jangan bosen2 ya?
Ohh iya..
Jangan lupa tinggalkan vote dan comen

Biar tambah semangat wkwk

Matur suwun 🙏
Lupe yu❤

Sebening Cinta Ning MozaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang