Aera memutar bola matanya malas mendengar cerocosan temannya, Lia. Gadis berambut blonde itu tak henti-henti memuji seorang pemuda yang kini tengah duduk tak jauh dari mereka. Pemuda berkemeja cokelat yang sedang duduk bersandar di kursi kantin dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya.
Tak lama setelah itu datang dua teman pemuda itu yang ikut bergabung. Aera sempat melirik sekilas kesana dan mendapati saudaranya yang baru mendudukan diri disana, Jungkook.
"Duh calon masa depan gue pada ngumpul." Gumam Lia yang langsung mendapat jitakan dari Hyuna tepat didahi, gadis tomboi yang duduk disamping Aera.
"Halu mulu lo!" Lia meringis sambil mengusap bekas jitakan Hyuna.
"Sakit bego!" Kesal Lia yang dihiraukan Hyuna. Gadis berambut hitam legam dengan wajah polos tanpa riasan sedikitpun itu lantas lebih memilih fokus pada makanan didepannya, membuat Lia mendengus kesal lalu kembali menoleh ke arah tiga orang pemuda yang kini saling berbincang sesekali salah satu diantara mereka tertawa. Jungkook, Taehyung dan Hoseok.
Awalnya kedatangan Taehyung yang sendirian ke dalam kantin sudah cukup mencuri perhatian. Dan sekarang, suasana kantin menjadi lebih heboh saat dua pemuda menyusul masuk dan menarik bangku dimeja yang sama. Jungkook dan Hoseok.
Siapa yang tidak kenal dengan mereka bertiga?
Kim Taehyung, anggota komdis yang terkenal akan ketampanannya yang tidak tertandingi di kampus ini. Fitur wajah Taehyung memang terlalu sempurna bagi seorang manusia biasa. Jangan lupakan tatapan matanya yang setajam elang, seolah dapat menguliti siapapun yang ditatapnya.
Jung Hoseok, ketua club dance terkenal di kampus mereka. Pemuda itu memiliki segudang pesona. Hoseok itu ramah dan murah senyum kepada siapa saja. Seringkali para wanita dibuat meleleh dengan senyumnya yang manis itu.
Kemudian Jeon Jungkook, sosok multitalent sekaligus saudara Aera yang cuek minta ampun. Teman-teman Aera memang belum tahu kalau sebenarnya ia bersaudara dengan Jungkook karena Aera sendiri malas memberitahukannya dan tidak ingin terlibat dengan Jungkook yang ternyata punya kepopuleran tinggi di kampus. Begitu juga dengan Jungkook, menganggap Aera seperti orang asing saat di kampus.
"Astaga, gue dapet salah satu diantara mereka aja udah bersyukur banget. Kok bisa ya ada orang sesempurna mereka." Lia tersenyum-senyum sendiri sambil setia mengamati tiga sosok tampan itu.
"Mereka mana mau sih sama lo?" Celetuk Hyuna disela kegiatan makannya yang membuat Lia mendelik tajam kearahnya.
"Heh gini-gini gue dulu primadona sekolah asal lo tau."
Lia mengangkat dagunya tinggi sembari mengibaskan rambut blondenya.
Diam-diam Aera mencoba melirik ke arah Jungkook, dan ia terkejut saat Jungkook ternyata sudah menatapnya lebih dulu. Tatapan mata mereka terkunci satu sama lain hingga Aera lebih dulu memutus tatapan mereka saat Lia tiba-tiba memekik.
"Gila! gila! kak Jungkook itu ngeliatin gue gak sih? Aw gue malu!"
"Kayaknya kak Jungkook bukan ngeliatin lo deh Li." Sahut Hyuna dengan pandangan mata terarah pada Jungkook lalu beralih pada Aera.
Lia pun melakukan hal sama seperti Hyuna sebanyak dua kali dan ternyata benar. Kakak tingkatnya yang sexy itu sebenarnya sedang menatap Aera.
"Eh iya anjir, ternyata kak Jungkook lagi ngeliatin lo Ra!" Lia terlihat antusias sedangkan yang diajak bicara hanya mengedikan bahunya acuh.
"Mungkin lagi bengong gasengaja liatnya kesini."
"Ih mana ada? Tuh tuh kak Jungkook curi-curi pandang terus kesini. Jangan-jangan lo diem-diem ada hubungan ya sama kak Jungkook?" Selidik Lia yang seketika membuat Aera tersedak minumannya.
"Ngomong apasih, udah gue mau balik bentar lagi ada kelas." Ucap Aera seraya bangkit dan langsung berjalan cepat keluar kantin diikuti Lia yang menyusul karena mereka berada di kelas yang sama. Sementara itu, kejadian barusan tidak luput dari pengamatan Jungkook.
♧
Jam diatas nakasnya sudah menunjukan pukul 11 malam dan Aera masih asik menonton drama kesukaannya. Gadis itu sejak pulang dari kampus memilih bergelung di kasurnya sambil memainkan ponsel. Ia hanya akan keluar kamar saat jam makan tiba atau hanya sekedar ingin mengambil minum.
Selama hampir dua minggu ini Aera nyatanya masih belum terbiasa tinggal disini bersama Jungkook dan satu asisten rumah tangga, bibi Choi. Sebenarnya wanita yang hampir seumuran dengan neneknya itu hanya berada di rumah sampai pukul 5 sore dan setelahnya akan kembali pulang ke rumah. Aera terkadang sempat bercanda dengan bibi Choi. Lumayan untuk memecah keheningan rumah.
Jungkook?
Pemuda itu entah masih ingat rumah atau tidak karena setiap Aera pulang kuliah, ia tidak pernah mendapati Jungkook ada dirumah. Bahkan sampai tengah malam pun Aera tidak mendengar deru motor maupun mobil Jungkook.
Aera mematikan laptopnya dan beranjak dari kasurnya. Berjalan keluar kamar untuk pergi menuju dapur berniat mengambil minum. Setelah memijakan kakinya di tangga terakhir, Aera menghentikan langkahnya dan menoleh saat mendengar bunyi pintu terbuka.
Aera memicingkan matanya dan mendapati Jungkook yang sedang mengunci pintu lalu menghempaskan tubuhnya disalah satu sofa ruang tamu. Dengan ragu, Aera berjalan mendekat untuk sekedar memastikan keadaan Jungkook.
"Dari mana-"
Ucapan Aera terhenti saat maniknya menangkap wajah Jungkook yang penuh lebam. Ujung bibirnya juga terluka dengan bekas darah yang mengering.
"Kenapa lo? Kok bisa bonyok kayak gini?" Jungkook membuka matanya sebentar melirik Aera yang tengah berdiri dihadapannya. "Bukan urusan lo." Sahut Jungkook kemudian.
"Lo habis tawuran ya? Parah lo gue bilangin papa mama tau rasa!"
Jungkook berdecak. Matanya kembali terbuka dan menatap sengit Aera. Sedangkan gadis itu sepertinya tidak terpengaruh dengan tatapan tajamnya.
Aera menghela napas, dan berjalan meninggalkan Jungkook. Selang beberapa menit ia kembali sambil membawa sebuah kotak berisi peralatan p3k lantas mendudukan dirinya tepat disamping Jungkook membuat pemuda itu mengerutkan alisnya.
"Kalo gak diobatin lama sembuhnya." Ucap Aera sembari mulai menuangkan alkohol di kapas.
Jungkook menarik kepalanya menjauh saat tangan Aera sudah terangkat hendak membersihkan luka dan memar diwajahnya.
"Diem!" Aera menahan wajah Jungkook lalu mulai menepukan kapas di beberapa lebam dan luka di wajah pemuda itu.
Jungkook akhirnya hanya dapat mengehela napas pasrah membiarkan Aera melakukan sesukanya. Jemari Aera begitu telaten mengobati luka dan memar diwajah Jungkook. Pemuda itu memilih diam sembari memandang wajah Aera yang tampak serius.
Iris hazel, bulu mata lentik, hidung mungil, dan bibir ranum yang berwarna merah muda. Cantik.
Karena merasa sedang diamati, Aera pun mengalihkan pandangan matanya tepat pada manik mata Jungkook. Benar laki-laki itu sedang menatapnya dengan pandangan mata sulit diartikan. Sepersekian detik Jungkook membuang muka, merampas kapas ditangan Aera.
"Gue bisa sendiri!"
---●●---
Akhirnya update juga setelah sempat bingung mau pake gaya bahasa gimana hehe
Sesuai request juga karena banyak yang milih nonbaku supaya lebih dapet nanti feel jungkook yang anaknya bakal begajulan 😂
Jangan lupa vote yaa, yuk bisa tembus 50 vote 🙊
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Brother - jjk
FanfictionAwalnya, Aera pikir tidak masalah memiliki saudara tiri seperti Jungkook. Namun, setelah bertemu dan tinggal berdua dengan Jungkook membuat Aera menarik perkataannya. Dia, pemuda yang selalu menatapnya sengit. Jeon Jungkook. Sosok sempurna yang memb...