29. Worried

5.7K 767 118
                                    

Taehyung mengusap-usap dagu dengan jari telunjuknya, tampak sedang memikirkan sesuatu. Pemuda itu menatap lamat Aera yang duduk berseberangan dengannya berbatas meja bundar cafe. Aera menanti jawaban Taehyung tentang hal yang barusan ia tanyakan. Hal yang membuat dirinya bimbang selama beberapa terakhir.

Setelah dirasa menemukan jawaban yang tepat, Taehyung berganti melipat kedua tangannya di atas meja sembari menatap penuh selidik pada Aera.

"Jangan bilang lo juga suka Jungkook?" Aera membelalak, tertawa tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Gue? Suka sama dia? Mana mungkin. Nggak lah!" Aera membuang muka.

Kedua mata Taehyung menyipit memperhatikan Aera.

"Yakin?" Tanyanya dengan sebelah alis terangkat.

"Iyalah, yakali gue suka sama sodara gue sendiri." Aera tertawa sembari meraih minumannya dan menyeruputnya rakus.

"Tapi menurut gue iya tuh, lo emang suka sama dia." Putus Taehyung membuat Aera tersedak dan menatapnya tidak terima.

"Kak—"

"Coba lo tanya hati lo, beneran nggak ada rasa sama sekali sama Jungkook?"

Bibir Aera yang sudah terbuka siap menjawab pertanyaan Taehyung tiba-tiba terkatup rapat. Pupil matanya bergerak-gerak bingung.

"Ng-nggak! Gue nggak ada rasa sama.. Jungkook." Ucapnya ragu membuat Taehyung menghela napas lalu menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi.

Taehyung tampak membasahi bibirnya sendiri. Tangannya bersedekap didepan dada. Menatap Aera malas.

"Lo tuh emang lemot apa gimana sih Ra? Gemes gue. Perasaan sendiri masa nggak paham sih?" Taehyung menghembuskan napas berat.

Aera menundukan kepalanya. Pandangannya hanya tertuju pada jemarinya sendiri yang saling bertaut diatas pangkuannya. Memainkan satu sama lain, sesekali memilin ujung sweater yang sedang ia pakai.

Aera bingung. Entah sudah berapa hari ia merasakan perasaan yang terasa mengganjal dihatinya. Perasaan yang menyangkut saudara tirinya— Jungkook. Sebenarnya Aera paham apa yang dirasakannya. Perasaan ini sama seperti perasaan yang pernah ia rasakan tiga tahun lalu, saat menyukai salah satu kakak kelasnya di sekolah menengah atas. Mungkinkah ini perasaan yang sama?

Tidak, Aera masih belum bisa mengambil kesimpulan yang jelas. Perasaannya ini masih tabu, mungkin benar ia menyukai Jungkook tetapi hanya sebatas rasa suka atau sayang kepada kakaknya sendiri. Bukan rasa ketertarikan antara lawan jenis, atau rasa cinta?

Aera tertawa kecil saat menyadari bagaimana konyolnya dirinya kalau memang benar merasakan perasaan yang tidak seharusnya diperuntukan untuk Jungkook. Sepertinya hanya penafsiran Taehyung saja yang salah, batin Aera.

Taehyung menghela napas lalu kembali mencondongkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangan tertumpu pada meja cafe.

"Aera, gue ini paling jago buat tau isi hati cewek, bisa lo bilang pakar? Hahaha, nggak gue becanda, eh tapi gue serius tentang tau isi hati cewek. Termasuk lo, gue yakin lo ada rasa sama Jungkook. Lo cuma lagi berusaha nyangkal perasaan lo itu karena inget kalo Jungkook kakak lo sendiri." Ucap Taehyung.

"Sekarang yang perlu lo lakuin, cari tahu perasaan lo sendiri, yakinin hati sama diri lo. Walupun udah gue spill tapi itu masih perspektif dari gue kan, lo yang punya perasaan aja masih belom yakin."

Taehyung menyeruput minumannya yang sudah tinggal setengah hingga tandas. Pemuda itu melirik jam yang tergantung di dinding cafe.

"Udah sore nih, ayo balik. Jungkook pasti udah nyariin lo." Ajak Taehyung sembari bangkit dari kursinya.

My Crazy Brother - jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang