Selamat menikmati malam minggu~
Siang ini Aera tengah berkutat di meja dapur. Beberapa mangkuk tampak berserakan di atas meja tersebut, pun dengan bungkus kemasan bubuk ice cream yang dibiarkan begitu saja diantara tumpukan mangkuk yang kotor belum dibuang ke tempat sampah. Hari ini Aera berniat membuat ice cream sendiri dari bubuk ice cream yang tinggal di mixer saja agar menjadi adonan ice cream.Saat adonan sudah mulai mengental, Aera mencicipi adonan tersebut dengan telunjuknya lalu tersenyum puas. Manis. Ia lantas mematikan mixernya dan berjalan ke lemari penyimpanan mengambil kotak wadah untuk adonan ice creamnya. Kotak itu terletak di kabinet paling atas membuat Aera harus berjinjit untuk menggapainya.
"Ini gue yang pendek apa gimana sih?" Dumal Aera sembari berusaha meraih kotak bening tersebut. Hingga tiba-tiba seseorang meraih kotak itu lebih dulu dari belakangnya dan membuat kepala Aera tertunduk karena terkatuk dagu sosok dibelakangnya. Bahkan tubuh Aera sampai sedikit terdorong ke depan karena tekanan dari tubuh dibelakangnya.
"Nih!"
Aera melirik kotak yang sekarang disodorkan padanya, lalu berganti menengok si empunya tangan sembari menerima kotak tersebut.
"Makanya tumbuh tuh ke atas." Ejek orang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jungkook yang kini tengah tersenyum mengejek.
Aera mendelik. Niatnya Aera ingin berbalik, namun Jungkook yang tidak juga menjauhkan tubuhnya membuat Aera tetap diposisinya. Terlebih lagi saat kedua tangan pemuda itu justru bergerak memerangkapnya.
"Bukan salah gue yang pendek, salah yang masang raknya ketinggian." Dumal Aera kemudian bibirnya mengerucut sebal.
Jungkook tersenyum gemas melihatnya. Manik pemuda itu kemudian fokus pada sesuatu di bibir Aera. Ia pun memajukan wajahnya membuat Aera berjengit merasakan Jungkook yang semakin menghimpitnya.
"Eh mau ngapain?" Aera menjauhkan wajahnya ke samping.
"Ada krim di bibir lo."
Secepat kilat, jemari Aera terangkat untuk mengusap bibirnya dan mendapati bekas adonan ice cream yang tadi dicicipnya. Tanpa sadar Aera mengulum jemarinya sendiri yang terkena adonan ice cream dengan Jungkook yang masih mengamatinya. Pemuda itu bahkan terlihat menelan ludah menyaksikan kegiatan Aera. Ingin rasanya ia ikut mencicipnya.
Jungkook sedikit merasa kecewa. Seharusnya ia yang membersihkan sisa adonan di bibir gadis itu dengan mulutnya, pasti rasanya akan lebih manis mencicipnya langsung dari bibir Aera.
"Gini doang diusap pake jari bisa, lo gausah modus pake nyosor segala." Cibir Aera membuat pikiran Jungkook yang sempat melayang kemana-mana buyar. Dan berganti kekehan pelan keluar dari bibirnya.
"Tentang yang lo bilang kemaren malem..." Kekehan Jungkook sudah lenyap dan bergantikan raut wajahnya yang serius menatap Aera sembari menggantung kalimatnya.
"Lo serius mau ngelupain perasaan lo ke gue?" Aera total menolehkan kepalanya ke samping, dimana Jungkook tengah menatapnya dalam. Dengan raut wajah yang seolah mengharapkan sebuah jawaban memuaskan dari Aera.
Namun, saat Aera menganggukan kepalanya pelan. Disitulah bahu Jungkook perlahan merosot.
"Ra, baru beberapa hari gue tau lo ternyata udah bales perasaan gue. Dan sekarang lo tega mau bikin gue patah hati? Lo gak mau ngasih gue kesempatan buat merjuangin perasaan gue sama perasaan lo? Persetan sama status kalo itu alesan lo."
Netra hitam itu menatap lurus tepat pada iris hazel Aera. Gadis itu mengerjap, bingung harus memberikan respon apa terhadap untaian kata cukup panjang yang diutarakan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Brother - jjk
FanficAwalnya, Aera pikir tidak masalah memiliki saudara tiri seperti Jungkook. Namun, setelah bertemu dan tinggal berdua dengan Jungkook membuat Aera menarik perkataannya. Dia, pemuda yang selalu menatapnya sengit. Jeon Jungkook. Sosok sempurna yang memb...