Epilog

5.6K 635 136
                                        

3 tahun kemudian

Gadis yang pertama kali menginjakan kakinya di kota pendidikan ini dengan rambut pendek nampaknya masih tidak berubah. Baik dari segi pakaian maupun style rambut yang masih suka dipotong sebahu. Tahun ini ia sudah hampir menyelesaikan perkuliahannya. Bersama kedua temannya, ia kini tengah bersantai di gazebo kampus dengan ditemani buku lumayan tebal. Maklum, disemester segini mereka harus memperbanyak literasi mereka kalau mau lulus dan wisuda tepat waktu.

"Ra, liat deh kak Jimin update di Instagram!"

Suara Lia yang duduk disamping Aera menarik perhatian gadis yang tadinya sedang sibuk membaca itu. Lia masih tetaplah Lia yang bawelnya minta ampun. Si ratu gosip yang teh nya tidak akan pernah habis.

Aera menengok isi layar ponsel Lia yang disodorkan padanya. Terlihat seorang pemuda yang tersenyum menghadap kamera saat difoto bersama dengan seorang laki-laki berjenggot yang tidak Aera kenali. Mungkin sama-sama seorang seniman?

Jimin juga masih tampak sama. Senyumnya masih manis dan akan selalu manis sama seperti saat pertama kali bertemu dengan Aera. Pemuda itu selalu menikmati hidupnya. Berkeliling dunia untuk mencari inspirasi dalam segala karyanya. Mungkin satu hal yang tidak Aera tahu. Jimin pergi karena ingin mengurus hatinya juga, dengan terbang ke berbagai negara Jimin berharap segera menemukan pengganti Aera.

Jimin itu sekalinya jatuh cinta dengan seseorang sangat sulit untuk berpaling. Jadi sampai saat ini, jujur didalam hatinya masih ada nama Aera. Mungkin kisah mereka cukup simple kalau dijadikan sebuah novel, bertemu, berkenalan, jatuh cinta, sudah. Terdengar ringan memang. Jimin tidak suka cinta yang berbelit, kalau Aera memang tidak bisa membalas perasaannya yasudah. Jimin tidak akan memaksa dan akan mencoba mencari pengalihan walaupun sulit.

Seperti saat ini, tanpa diketahui Aera Jimin sedang memikirkannya. Jauh diseberang benua sana.

"Udah hampir setahun dia nggak pulang, betah banget dinegara tetangga. Makanan di rumah gue jadi nggak ada yang ngabisin." Hyuna berucap setelah sempat melirik isi layar ponsel Lia.

Hyuna masih sama dengan sikap tomboinya, justru gadis itu sekarang ikut terjun ke dalam dunia balap. Sama dengan Jaehyun si ketua geng motor Meteor, Hyuna menguasai arena dengan motor merahnya. Dari yang awal hanya suka mengendarai vespa, rupanya selera Hyuna sudah beralih ke motor sport.

"Makin keren aja ya liat kak Jimin, gue jadi bayangin yang kayak di drakor, nanti kak Jimin ketemu sama kurator cantik trus fall in love deh."

"Yeuu drama banget idup lo." Hyuna menoyor kepala Lia. Tidak mau kalah, Lia langsung membalasnya cukup kencang. Dan terjadilah adu toyoran disana.

Aera hanya dapat tertawa menyaksikan bagaimana tingkah konyol kedua temannya itu.

Ponsel Aera bergetar, layarnya menyala dan menampilkan sebuah nama yang sedang Aera tunggu-tunggu dari tadi.

"Eh gue balik dulu ya udah dijemput." Aera berdiri sembari memeluk buku tebalnya.

"Iya hati-hati bray!" Sahut Hyuna yang sekarang tengah memiting Lia sedang gadis berambut blonde itu hanya mampu melambaikan tangannya.

Aera bergegas pergi menuju gerbang kampusnya. Langkahnya sempat terhenti sejenak untuk mengagumi sosok bersetelan jas dengan kaca mata hitam yang melindungi matanya dari pantulan sinar matahari, sedang bersandar di samping mobil dengan tangan yang terlipat didepan dada. Terlihat memancarkan auranya dengan kuat hingga menarik perhatian warga kampus.

Beberapa mahasiswi yang tidak sengaja lewat pun menghentikan langkahnya untuk mengagumi sosok yang beraura tegas itu. Sebagian dari mereka bahkan sengaja tersenyum entah berniat menyapa atau menggoda sosok itu. Aera sedikit kesal menyadarinya. Ia menghentakan kakinya menuju sosok tersebut.

My Crazy Brother - jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang