11. Painting

6.9K 786 99
                                    

Tak cukup membuat kepala Aera pening kemarin malam, Jungkook lagi-lagi menodong Aera dengan kalimat yang sama.

"Gue suka lo Jeon Aera."

Lagi.

Aera memejamkan matanya rapat, berusaha meredam rasa kesal yang seketika menyeruak setelah mendengar perkataan Jungkook. Bahkan saat ini ia baru saja keluar dari kamarnya dan sudah mendapati hal yang membuat peningnya kembali. Bukan ini sambutan selamat pagi yang Aera harapkan.

Lihat! Bagaimana pemuda dihadapannya itu tengah menyeringai padanya.

Aera menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum kembali membuka kelopak matanya untuk menatap Jungkook dengan tatapan lelahnya.

"Udah gue bilang, becanda lo nggak lucu Jung.. Kita sodara!" Aera lantas melenggang pergi mendahului Jungkook untuk berjalan menuruni tangga.

Seharusnya pagi ini berjalan seperti biasanya, Aera melewati acara sarapannya dengan tenang tanpa gangguan yang membuat dirinya hampir tersedak saat mengunyah roti—siapa lagi pelakunya kalau bukan Jungkook.

"Kaos lo tipis, keliatan daleman lo item."

Sumpah, rasanya Aera ingin mencolok kedua mata Jungkook yang masih setia memandang kearah dadanya dan menyumpal bibir tipis yang sekalinya berucap mampu membuat kepalanya panas. Kalau didalam komik, mungkin gambaran tokoh Aera saat ini adalah seorang gadis dengan pipi yang bersemu merah bukan karena malu tetapi karena menahan emosi, juga latar yang berwarna gelap dengan api disekelilingnya.

Separah itu memang rasa kesalnya. Padahal ini masih pagi.

Aera merubah posisi duduknya sedikit menyamping berusaha menjauhkan aset berharganya dari pandangan Jungkook. Kalau bukan karena ia lapar dan masih ingin menghabiskan sarapannya, sudah dipastikan Aera langsung mengambil langkah seribu meninggalkan ruang makan sejak pemuda itu berucap dengan gamblang tadi.

"Nyokap jadi kesini?" Tanya Jungkook yang dibalas dehaman malas oleh Aera.

Pemuda Jeon itu hanya duduk sambil bertopang dagu di meja makan tanpa berniat mengambil sarapannya.

"Nginep nggak?"

"Kayaknya iya." Jawaban Aera rupanya membuat Jungkook mengehela napas.

"Kenapa emang?" Tanya Aera ketika menyadari gerak-gerik Jungkook yang aneh.

"Gue jadi gak bisa gangguin lo." Aera memutar bola matanya jengah.

Baru beberapa hari, dan pemuda itu sudah menunjukan perubahan sikap yang sangat kentara. Aera sudah bilang kan kalau Jungkook sekarang begitu menyebalkan? Mungkin setelah ini ia akan mengulang kata-kata tersebut karena memang sebegitu menyebalkannya Jungkook.

"Nanti sore temenin gue nge-gym!" Kalimat mutlak yang keluar dari bibir Jungkook membuat Aera menoleh cepat.

"Gak ma—"

"Gue gak terima penolakan."

Selesai berucap tegas, Jungkook bangkit dari duduknya dan berjalan pergi setelah sempat mengerlingkan sebelah matanya.

"Heh! Pokoknya gue nggak mau!" Seru Aera yang hanya dibalas lambaian tangan oleh Jungkook yang perlahan menjauh.

"Jungkook!" Teriak Aera sekali lagi pada sosok yang kini sudah menghilang dari pandangnya.

Okay Jungkook sukses menghilangkan nafsu makannya.














Jalanan kampus itu cukup ramai oleh beberapa mahasiswa yang berlalu lalang, ada yang berjalan kaki ada pula yang berkeliling kampus dengan menaiki sepeda yang terlihat mahal. Beberapa petugas kebersihan juga tampak selalu siaga membersihkan paving yang terlihat kotor walaupun hanya karena bekas sepatu mahasiswa. Itulah mengapa kampus Aera ini sangatlah bersih.

My Crazy Brother - jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang