Pagi ini Aera terbangun dari tidurnya yang kurang nyenyak. Tidur diselimuti emosi memang tidaklah bagus. Karena alih-alih bisa terlelap dengan cepat dan merasa nyaman, Aera justru merasa sulit tidur tadi malam. Ia bahkan sampai bermimpi buruk.
Sungguh, pertengkaran antara dirinya dan Jungkook tadi malam rupanya cukup menguras emosi. Mata Aera yang sudah terbuka sempurna menatap ke arah nakas samping kasurnya. Niat awal ingin melihat ponsel na'asnya yang sempat ia punguti tadi malam. Namun, pandangan matanya justru mengarah pada sebuah kotak yang berada disebelah lampu tidur.
Aera sontak terduduk. Meraih kotak tersebut dan mengeryit heran. Sebuah kotak ponsel bermerk sama dengan miliknya. Aera tidak ambil pusing, pasti yang membelikannya Jungkook. Memang sudah sepantasnya pemuda itu bertanggung jawab dengan membelikannya ponsel baru lantaran Jungkook sendiri yang merusak ponsel tersebut.
Aera membuka kotak tersebut, dan mendapati sebuah ponsel yang memiliki tipe sama dengan miliknya sebelumnya. Bahkan warnanya pun sama, tidak ada yang berbeda sama sekali. Aera kini terlihat sibuk mengotak-atik ponselnya. Setelah cukup lama waktu berlalu, Aera bangkit dari kasurnya seraya meletakan ponsel baru itu disamping ponselnya yang sudah hancur.
Aera keluar dari kamarnya, dan ternyata bertepatan dengan Jungkook yang juga baru keluar dari kamarnya sendiri. Mereka sempat bertatapan sekilas, sebelum Aera melengos. Menuruni tangga dengan cepat langsung menuju ruang makan.
"Pagi nak Aera, nak Jungkook!" Sapa bibi Choi yang barusaja lewat dari arah dapur. Aera tersenyum ramah sembari menjawab sapaan bibi Choi.
"Pagi juga bi."
Aera mengambil sebotol susu dengan sebuah sedotan dari dalam kulkas. Setelah itu, Aera bergegas melewati Jungkook yang baru sampai di ruang tamu dengan sebelah alis terangkat.
Aera menghindarinya?
Jungkook hanya memandang Aera dari belakang yang perlahan menuju ruang tengah. Ia lantas menggelengkan kepalanya samar.
Jangan ditanya kenapa Aera bersikap demikian, tentu saja ia masih marah. Walaupun Jungkook sudah mengganti ponselnya, tapi tetap saja yang diinginkan Aera adalah sebuah permintaan maaf.
"Sorry." Aera yang tengah menyeruput susu yang dibawanya tersedak kaget saat Jungkook tiba-tiba sudah berada disampingnya.
Ya, Jungkook tadi langsung bergerak menyusul Aera dengan langkah seribu. Hingga saat Aera baru mendudukan pantatnya di sofa ruang tengah, Jungkook sudah berada dibelakangnya sebelum berpindah ke samping gadis itu.
"Sorry gue udah rusakin hp lo." Ucap Jungkook sedikit terdengar rasa bersalah dari suaranya.
Pemuda itu sudah mengambil tempat disebelah Aera. Gadis itu hendak membuka suara namun kembali tertahan saat Jungkook mendahuluinya.
"Tapi itu juga pantes buat lo."
Aera memicingkan matanya pada Jungkook. Apa pemuda ini bilang? Ia sebenarnya niat minta maaf atau tidak?
Astaga, padahal tadi Aera yang beruntungnya diberi ketabahan hati yang luas sudah berniat memaafkan Jungkook yang terlihat menyesali perbuatannya. Nemun setelah mendengar perkataan yang selanjutnya, Aera dibuat mencebik.
"Ya lo gak perlu pake ngelempar hp gue segala, itu belinya pake duit bukan pake daun!"
"Kan udah gue ganti." Balas Jungkook santai membuat Aera mendengus tanpa menoleh padanya.
Setelah itu, keduanya terdiam cukup lama. Aera mulai merasakan canggung. Gadis itu mencuri pandang ke arah Jungkook yang masih duduk disebelahnya dan seketika langsung membuang muka cepat saat mendapati Jungkook ternyata tengah menatapnya. Aera merutuki dirinya sendiri sekarang. Ia merasa tertangkap basah hanya dengan mencuri pandang kepada pemuda itu, padahal seharusnya yang tertangkap basah adalah Jungkook yang sedari tadi ternyata menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Brother - jjk
FanfictionAwalnya, Aera pikir tidak masalah memiliki saudara tiri seperti Jungkook. Namun, setelah bertemu dan tinggal berdua dengan Jungkook membuat Aera menarik perkataannya. Dia, pemuda yang selalu menatapnya sengit. Jeon Jungkook. Sosok sempurna yang memb...