"Lo harus tau Ra, gue nggak suka sama Hyorin. Gue cuma cinta sama lo."
~~~
"Gimana?"
Aera menatap Jungkook tidak percaya. Jungkook melangkah maju, hingga kedua ujung kaki mereka saling bersinggungan. Sebelah tangannya terangkat dan menyentuh lembut pipi Aera membuat gadis itu berjengit.
"Gue cuma suka sama lo, sayang gue, cinta gue cuma ke lo Ra."
Jemari Jungkook berpindah ke atas saat menyadari kening Aera yang berkerut. Mengusap kerutan itu pelan sampai menghilang.
"Percaya sama gue."
Aera menggeleng, ia memundurkan langkahnya hingga tangan Jungkook kini hanya menyentuh udara kosong. Alis Jungkook terangkat, menatap Aera penuh tanya. Sedangkan yang ditatap sedemikian dalam, hanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa.
"Lo nggak percaya sama gue? Mau gue buktiin?" Tanya Jungkook namun Aera masih tetap bergeming.
"Aera." Jungkook bergerak maju dan Aera refleks melangkah mundur.
"Ra, lo beneran nggak percaya sama gue?" Jungkook terlihat kecewa. Pemuda itu terdiam ditempatnya.
Aera menarik napas panjang lalu menghembuskannya, berdehem sekali sebelum berucap.
"Kalo gitu, kenapa lo pacaran sama kak Hyorin?" Tanya Aera menusuk.
Ia mulai merasa jengkel pada saudaranya ini. Kenapa Jungkook jadi suka memainkan perasaan perempuan? Belajar dari mana dirinya? Dari Taehyung?
Jungkook terdengar menghela napas, kepalanya yang sempat tertunduk sejenak kini terangkat lagi.
"Gue punya alesan lain buat itu." Jawab Jungkook sembari menatap Aera dengan pandangan meyakinkan.
Sedangkan Aera masih menatapnya penuh selidik.
"Trus, lo nggak mau ngasih tau gue alesannya apa?" Jungkook terdiam, dan hal itu membuat Aera tertawa sinis.
"Ok, hak lo mau cerita ke gue atau enggak, karena gue juga bukan siapa-siapa lo. Hubungan kita emang cuman sebates kakak adek, nggak lebih!"
Entah kenapa Aera kini merasa kecewa karena Jungkook sungguh tidak berniat memberitahunya. Ia juga tidak paham kenapa kalimat tersebut meluncur dengan lancar dari bibirnya. Yang jelas, ia kesal dengan Jungkook.
Aera berbalik dan berjalan cepat ke arah tangga sembari menahan rasa kesalnya. Namun baru satu pijakan, tubuhnya dibuat menegang.
Jungkook memeluk tubuhnya dari belakang, mendekapnya erat seraya menjatuhkan dagunya diatas pundak Aera hingga empunya tidak bisa berkutik.
"Jangan ngomong gitu." Lirih Jungkook.
Aera melihat dari sudut matanya, Jungkook tengah memejamkan matanya sembari mengirup aroma tubuhnya dengan nyaman.
"Sekarang mungkin iya cuma sebates kakak adek, tapi inget! Gue balalan jadiin lo milik gue nanti, Jeon Aera."
Aera tertawa tidak percaya.
"Gila lo!"
Jungkook tersenyum.
"Iya gue gila, karn—"
"Karna lo!" Sahut Aera sembari memutar matanya jengah, membuat Jungkook tersenyum gemas.
"Nggak kreatip banget jadi orang, cari kata-kata lain kek." Ejek Aera.
Jungkook terkekeh. Ia membalik tubuh Aera, menjadikan mereka berdua saling berhadapan dengan Jungkook yang masih enggan melepas pelukannya.
"Gak perlu ada yang diubah Ra, kata-kata gue emang bener adanya. Gue masih tetep gila karna lo, dulu, sekarang, masih sama." Ucap Jungkook serius sembari menatapnya sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Brother - jjk
FanfictionAwalnya, Aera pikir tidak masalah memiliki saudara tiri seperti Jungkook. Namun, setelah bertemu dan tinggal berdua dengan Jungkook membuat Aera menarik perkataannya. Dia, pemuda yang selalu menatapnya sengit. Jeon Jungkook. Sosok sempurna yang memb...