du•a

773 127 7
                                    

Aku Noushavarina. 30 tahun dan sudah menjadi Ibu tunggal dari sepasang anak kembar berusia lima tahun, Nira dan Kara.

Tujuh tahun lalu, orang tuaku memutuskan untuk menetap di Bali. Katanya lelah jika harus bolak-balik Jakarta - Bali untuk mengurus usaha penginapan dan juga bengkel motor dan mobil yang mereka miliki sejak mereka baru menikah. Alhasil, di Jakarta aku hanya tinggal dengan si Mbok dan juga Nana cucunya.

Saat itu, aku sudah berpacaran dengan seorang penyanyi yang mulai dikenal banyak orang. Akis Valderrama. Dia juga temanku sejak masa SMA. Sehingga orang tuaku juga sudah cukup akrab dengannya. Namun tidak denganku. Aku tidak terlalu akrab dengan orang tuanya, hanya sebatas mengenal saja. Tapi aku cukup dekat dengan kakak perempuannya.

Hingga akhirnya, suatu hari aku dinyatakan hamil. Aku yang waktu itu berniat memberi tahu Akis akan kabar ini, nyatanya harus mengubur niatku dalam-dalam.

"Tante mohon, Nou."

"Tapi ini anak kami."

"Tante paham. Sangat paham. Tapi karier Akis baru aja dimulai. Berita ini akan menghancurkan impian dan usaha Akis selama ini Nou. Jadi Tante sangat mohon sama kamu. Please.."

"Lantas Nou harus gimana Tante? Nou nggak mau menggugurkan anak ini. Akis dan Nou ngelakuin ini dengan sama-sama sadar meskipun kami salah karena melakukan ini sebelum kami menikah."

"Mereka adalah kesalahan."

"No. Mereka sama sekali bukan kesalahan. Anak itu bukan kesalahan, Tante."

"Okay. Terserah kamu. Kalau kamu nggak mau menggugurkan anak ini, just go away. Pergi sejauh yang kamu bisa."

"Ta-"

"Tante yang akan gantiin peran Akis. Tante akan biayain seluruh biaya yang kalian butuhkan. Tanpa terkecuali. Kamu hanya perlu pergi sejauh mungkin dari Akis. Pergi ke tempat yang Akis nggak tau dan nggak akan kepikiran kamu ada di sana. Sebagai calon Ibu, kamu sudah paham kalau kamu harus melindungi anak kamu. Dan ini yang sedang Tante juga lakukan, melindungi anak Tante. Tante harap kamu mengerti."

Dan pada hari itu, aku memutuskan untuk menghilang dari hidup Akis. Tanpa sepatahpun kata perpisahan..

---

"Ibu!"

Seruan Nana menyadarkanku dari bayangan masa laluku. Kejadian yang sama sekali tidak akan pernah aku lupakan.

"Maaf Bu kalau ngagetin. Abis daritadi Nana panggil, Ibu diem aja."

"Iya maaf Na, lagi mikirin konsep baju. Kenapa?"

"Itu di depan ada yang cari Ibu. Katanya yang udah janjian sama Ibu."

"Oh iya. Sudah datang ya?"

"Sudah Bu. Tapi, dia datang sama perempuan yang tadi ngobrol sama Ibu di sekolahnya Nirankara."

"Hm? Kak Maureen?"

Nana mengedikkan kedua bahunya.

"Aku keluar dulu. Kamu jaga anak-anak ya. Jangan kasih mereka keluar dari sini sampai aku balik."

"Siap Bu!"

Aku lantas keluar dari ruang kerja pribadiku dan berjalan menuju showroom.

"Selamat siang, Mbak Kinar." Ucapku ramah.

Mbak Kinar ini salah satu pelanggan setiaku sejak aku membuka butik pribadiku di Jakarta beberapa bulan lalu.

"Nah ini dia idolaku." ucapnya penuh semangat. "Reen, kenalin ini Nou. Yang punya ini butik sekaligus perancang baju-baju gue yang lo suka itu." sambungnya.

NirankaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang