absen dulu deh pake awal nama kalian
panggil aku kaboooos
-C H I K A-
"Udah sampai hey." Kevin menepuk pipi Chika pelan. Cewek ini tertidur di mobil setelah mereka selesai makan tadi. Benar benar tukang tidur ni anak.
Chika menggeliat lalu menguap, dia melihat sekitar sambil berusaha mengumpulkan semua nyawanya. "Udah sampai ya?" tanya dengan suara khas bangun tidur.
"Udah. Dari tadi malahan. Katanya mau nonton uttaran, udah yok turun," ajak Kevin. Chika melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Udah habis mah uttaran jam segini," ujarnya dengan nada kembali jutek, baru aja bangun tidur. Cewek itu keluar dari mobil di susul dengan Kevin di belakangnya.
"Bundaa," teriak Chika dari ambang pintu setelah meletakkan sepatunya di tempat. Hara—Bunda Kevin— keluar dari dapur dan berjalan ke ruang tamu.
Chika langsung menghampiri dan menyalami Hara lalu mencium pipinya. Hara adalah adik dari mamanya.
Kevin menghampiri kedua cewek itu dan menyalami Hara seperti yang Chika lakukan tadi.
"Gimana sekolahnya?" tanya Hara seperti biasanya. Kevin menaikkan bahunya acuh sambil menatap Chika.
"Bunda tau gak sih bun, tadi Chika mau pulang cepat karna mau nonton uttaran juga bareng bunda, tapi si Epin malah jalan lambat kaya pengantin, terus bawa Chika makan," curhat Chika heboh sambil memukul pelan lengan Kevin.
"Oh, jadi kalian udah makan? Pantes lama, biasanya kan kita nonton uttaran bareng," ujar Hara tak kalah hebohnya.
"Tah nih bun, Epin, rese banget jadi cowok. Bunda kan jadi kesepian," ujar Chika memeluk Hara.
Kevin terkekeh lalu berjalan ke atas meninggalkan kedua cewek pencinta uttaran itu.
"Bun, Chika ke atas dulu ya, mau mandi," ujar Chika di balas anggukan oleh Hara.
Chika berjalan ke atas tepatnya ke kamarnya yang berada di sebelah kamara Kevin dan melakukan ritual mandinya.
Setelah selesai bersih bersih diri, Chika duduk di pinggir kasur sambil melihat gelang hitam yang dia simpan di dalam tas.
Chika mengeluarkan gelang itu lalu menatapnya lekat lekat. Bayangan muka cowok tadi tersetak jelas di pikirannya. Sepertinya cowok itu sudah mengambil hati Chika pada pandangan pertama.
"Woi, ngelamun aja lo," ujar Kevin masuk ke kamar Chika sambil menepukkan kedua tangannya di depan muka Chika.
"Ih, apaan sih lo, suka suka gue dong, diri diri gue juga, ngapain sih lo pake masuk kamar gue segala," ujar Chika seraya memasukkan gelang itu kembali ke dalam tasnya.
"Mana dompet gue tadi?" Kevin menjurkan tangannya di depan Chika.
"Cari sendiri tu dalam tas," ujar Chika seraya berdiri dan mengambil sisir untuk menyisir rambutnya.
Kevin membuka tas Chika lalu mencari dompet yang tadi ia titipkan pada Chika.
"Gelang siapa ni Ka?" tanya Kevin penasaran, cowok berambut coklat itu mengambil gelang hitam yang ada di tas Chika dan mengeluarkannya.
Biasanya tu gelang Chika warnanya abu abu muda, bukan hitam dan Kevin juga punya gelang yang sama dengan Chika.
Chika menoleh. "Oh, itu ada tadi punya orang, jatuh," ujar Chika jujur. Kevin mengangguk lalu kembali memasukkan gelang itu ke dalam tas Chika.
"Lo tau gak Vin, orang yang punya gelang itu tu keren banget," ujar Chika histeris menghampiri kevin yang duduk di tepi kasurnya. Cewek itu sampai mengguncang guncangkan lengan Kevin saking histerisnya.
"Kenapa keren?" tanya Kevin.
"Sumpah cowoknya ganteng banget Kevin, matanya bagus banget, gue suka, hidungnya mancung lagi, aduuuh, gak pernah gue lihat cowok kaya gitu," curhat Chika pada Kevin dengan senyumannya.
Kevin terdiam, mencoba untuk biasa saja, ia hanya ingin mendengarkan apa yang akan Chika katakan selanjutnya.
"Tadi dia nyenggol gue terus jatuh deh barang barangnya, dan gue bantu beresin terus masih ketinggalan satu, tu gelang dia. Buat gue aja kali ya?" tanya Chika dengan senang hati.
"Kenapa buat lo? Kan itu punya dia Chika," ujarKevin tenang, cowok itu membenarkan duduknya dan menatap Chika dengan lekat.
"Ya gak papa, pingin aja gitu," jawab Chika. Cewek itu mengambil gelang di dalam tasnya dan melihatnya dengan senyuman.
"Jadi, lo suka sama dia?" tanya Kevin hati hati. Chika langsung menoleh padanya dan mengangguk semangat.
"Iya, gue suka sama dia," kata Chika. Bahu Kevin langsung turun mendengarnya. Ternyata orang yang ia sukai tak menyukai dirinya, cintanya bertepuk sebelah tangan.
Kevin menormalkan mimik wajahnya, berusaha untuk setenang mungkin agar Chika tak curiga. Memang, Chika belum tau kalau Kevin ternyata menyukai dirinya.
Kevin memasang senyum paksaan. Melihat Chika bahagia juga bisa membuatnya bahagia. Chika itu kunci kebahagiaannya, dari kecil sampai sekarang.
Chika meletakkan kembali gelang itu ke dalam tas lalu beralih menatap Kevin. "Kalau lo, siapa yang lo suka Kevin? Masa gue terus yang harus curhat sama lo, lo gak pernah curhat tentang cewek sama gue," ujar Chika penasaran. Cewek itu mendekatkan dirinya ke Kevin.
"Malahan semua cewek lo senyumin, kasihan mereka, gak dapat kepastian dari lo, lo PHPin terus. Mereka bahkan ada yang curhan tentang lo sama gue. Gak kasihan apa lo?" lanjut Chika lagi.
Kevin tersenyum, ia mengacak puncak kepala Chika lalu memegang pipinya. "Tugas gue sekarang jagain lo Ka, bukan cewek lain. Dan gue tau lo pasti udah tau itu."
-C H I K A-
haiiii
kabarnya baik baik aja kan?
follow ig aku
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa
@resvagos
@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@rajaallaver
@biancakejora@alanagabriellaa
@algaraalexander@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini galvin
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...