hai hai haiii
bralens kembaliiii
panggil aku kabosss
selamat membacaaaa
B R A L E N S
Chika memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ini pasti karna hujan-hujanan tadi, dan Hara tidak ada di rumah untuk mengurusnya.
Sedangkan pembantu rumah tangga, rumah Kevin mana ada pembantu rumah tangga. Semua yang ada di rumah ini diurus oleh Hara seorang. Tidak ada campur tangan orang lain.
Dulunya memang ada, tapi semenjak Chika menjadi bagian dari keluarganya, Hara memilih mengurus semuanya sendiri dan berhenti dari pekerjaannya yang merupakan sekretaris Farhan, suaminya sendiri.
Hara itu dulunya adalah seorang sekretaris dengan Farhan yang merupakan bosnya, dan lama-lama muncul perasaan antara keduanya, Farhan melamar Hara dan menjadikannya istri.
Setelah itu punya anak Kevin dan Hara tetap dibolehkan menjadi sekretaris oleh Farhan. Sementara Kevin dititipkan ke Mamanya Chika. Saat Mama Chika meninggal, Hara ingin membalas semua perbuatan Mama Chika yang sangat baik itu , ia memilih berhenti dari pekerjaannya dan mengurus Chika juga pekerjaan rumah.
Tapi entah mengapa belakangan ini Hara jadi sering ikut dengan Farhan, entah apa masalah kantor sampai Hara juga harus ikut dan turun tangan.
Chika bangun dari rebahannya dan ia menopangkan kedua tangannya di samping badan. Ia menutup matanya dan merasakan sakit kepala yang sangat terasa berat. Badannya juga terasa sakit-sakit.
Chika menoleh ke arah jam yang ada di atas nakas, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, tapi Chika tidak akan bisa tidur saat badannya sakit semua seperti ini, dia juga belum makan.
Chika berdiri dengan tangan yang ia rentangkan untuk menjaga keseimbangannya. Ia berjalan dengan tangan yang memegang dinding dan keluar dari kamarnya. Chika berniat makan dan meminum obat agar besok bisa sekolah dan tidak izin terus.
Chika berjalan perlahan ke arah tangga dan pas sekali Kevin juga keluar dari kamarnya. Tapi cowok itu memilih masuk lagi ke kamarnya tak jadi keluar karna melihat Chika.
Chika tak mempedulikan itu. Ia berjalan dengan memegang pembatas tangga dengan satu tangan lagi yang menggenggam erat rambutnya.
Chika berhenti sebentar lalu duduk di tangga itu. Tidak kuat rasanya harus turun dalam kondisi yang seperti ini. Ia meyandarkan kepalanya ke pembatas tangga.
Setelah merasa cukup kuat, Chika kembali berjalan dan kembali memegang pembatas tangga, tapi pemandangannya memburam dan menghitam hingga dia terjatuh di anak tangga terakhir.
Kevin melihatnya, karna dia tidak benar-benar menutup pintu. Kevin mengintip dari kamar. Tapi Kevin tidak mempedulikannya, bisa jadi Chika hanya pura-pura untuk menarik perhatiannya.
Tapi setelah lima menit Kevin melihat karna benar-benar tidak percaya Chika pingsan, cowok itu tak melihat pergerakan Chika.
Pingsan beneran? batin Kevin dengan decakan.
Mau tidak mau Kevin dengan keterpaksaannya berjalan menghampiri Chika dan menepuk pipi cewek itu tapi tak juga sadar.
"Ck, nyusahin," umpat Kevin lalu menggendong Chika tentunya dengan terpaksa ke arah sofa ruang keluarga.
"Berat lagi," gerutu Kevin lagi meletakkan cewek itu di sofa.
Setelah itu Kevin berjalan ke dapur dan mengambil air lalu memercikkannya ke muka Chika tanpa perasaan. "Bangun deh, jangan nyusahin," ujar Kevin tanpa mau melihat Chika.
Chika jadi terbangun dan berusaha membuka matanya yang sangat berat. "Kevin," lirihnya menolehkan kepala ke arah Kevin.
"Ngapain pake drama sih, gue gak akan mempan tau gak!" seru Kevin dengan kesal.
Chika tak mempedulikan perkataan Kevin itu. Dia memegang kepalanya yang terasa sangat sakit dan memilih bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah dapur.
Kevin melihat saja semua yang Chika lakukan itu karna dapurnya juga tembus pandang. Cewek itu mengambil roti dan memakannya tanpa selai. Setelah itu dia berjalan ke lemari obat dan meminum obat.
Kevin curi-curi pandang melihat terus apa yang Chika lakukan sambil bermain HP, ada terselip perasaan iba melihat Chika seperti itu dan membantu Chika melakukannya. Tapi Kevin tidak ingin hal itu terjadi, dia hanya ingin Chika mengerti.
Setelah itu Chika berjalan lagi duduk di sofa dengan lemah, dia tidak akan kuat berjalan ke atas dengan kondisinya yang seperti itu. Chika menoleh sedikit ke arah Kevin yang sibuk dengan HPnya.
"Kevin," panggil Chika lirih dengan takut-takut. Mereka seperti orang yang tidak kenal sama sekali padahal dulunya mereka adalah orang yang sangat dekat.
"Apa!" balas Kevin dengan nada kesal.
"Boleh minta tolong?" tanya Chika lagi.
"Urus sendiri. Nyusahin terus lo." Kevin berdiri dengan kekesalan dan berjalan ke kamarnya.
Chika tertohok mendengar kata-kata Kevin, aa dia memang selalu nyusahin Kevin? Bahkan karna sifat egoisnya ia tak merasa menyusahkan orang lain.
"Maaf Kevin, Chika selalu nyusahin. Maaf juga Chika egois banget jadi orang. Chika janji gak akan nyusahin Kevin lagi," ujar Chika dengan suara serak menatap punggung Kevin.
Tentu saja Kevin mendengarnya, tapi dia tidak ingin berhenti atau berbalik badan menatap cewek itu.
Chika merebahkan dirinya di sofa, lebih baik dia tidur kedinginan di sini dari pada harus menyusahkan Kevin untuk mengambilkan selimutnya ke atas.
Chika memeluk dirinya dengan tangan dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Sangat dingin rasanya, tapi mau ke atas Chika juga tidak kuat.
Sementara kamar yang ada di lantai satu hanya kamar Hara, tidak mungkin juga Chika masuk ke kamar itu.
"Selamat malam Kevin, Chika sayang Kevin."
B R A L E N S
hai hai haiiii
gimana kabarnyaaa
gimana part iniiii
follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander@rajaallaver
@biancakejora@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini charles
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...