hai hai haiii
kembali lagi dengan bralens yang udah lama gak up
call me 'kabos' yaaa hehe, kak bosnya resvagos🥊
absen dulu pake huruf awal hari ini
-B R A L E N S-
"CHIKAAA, AMBILKAN MINUUUUUM," teriak Galang—Abang Chika— dari arah ruang keluarga. Chika yang sedang berselonjor di kasurnya berdecak sebal karna suruhan cowok itu.
"Taunya nyuruh aja, ambil sendiri kek," komen Chika sambil turun dari kasurnya. Ia berjalan dengan tidak ikhlas ke luar kamar tapi kakinya yang tidak seimbang membuat tubuhnya ikut tidak seimbang dan hampir saja terjatuh.
Tapi Kevin yang juga keluar kamar dan melihat Chika hampir jatuh ke tangga langsung menarik tangan cewek itu dan memeluknya membuat Chika langsung terjatuh di dada bidang Kevin dengan keadaan Kevin yang memeluk cewek itu.
Chika tersadar, ia sedikit mengangkat kepalanya dan menatap Kevin yang sedekat ini dengannya. Matanya seolah di buai oleh tatapan sendu Kevin membuatya tak dapat berkutik.
"Cantik," puji Kevin dengan suara yang kecil dan senyuman tipis menghiasi bibirnya.
Detakan jantungnya bahkan sangat terasa jelas oleh Chika yang berada di atasnya. Chika tersadar dan langsung berdiri dengan gelagapan. Perkataan Kevin yang serius tadi dia anggap hanya kesalahan omong.
Ia langsung berlari meninggalkan Kevin yang masih tertidur di atas lantai karna susah untuk berdiri. Kevin tersenyum membayangkan Chika dengan muka yang sangat dekat dengannya tadi.
Kevin jadi bingung dengan perasaannya, di sisi lain dia ingin membuat hatinya menganggap Chika sebagai adik sepupunya dengan cara menggoda cewek-cewek lain untuk melupakan Chika, tapi di sisi lain hatinya tak dapat dibohongi, Chika memang satu satunya cewek yang ada di hatinya dari dulu.
Kevin berdiri lalu menyandarkan menopang kedua tangannya di pengangan tangga sambil melihat Chika dari atas. Cewek itu sedang membawakan minuman untuk Galang.
Beberapa hari ini Chika jadi sedikit tersiksa karna kehadiran abangnya yang selalu menyuruhnya mengambil-ngambilkan sesuatu. Bukannya Chika tidak ingin menolak suruhan Galang, sangat ingin malah, tapi Hara yang juga menyakinkan Chika untuk mengikuti kemauan Galang.
Mau tidak mau Chika jadi harus menuruti permintaan Galang, dan janji Galang juga sangat menggiurkan, akan membelikan Chika satu kotak coklat setiap hari, itu sebabnya Chika juga tidak dapat menolak.
Chika berjalan ke atas dengan muka yang jutek lalu menoleh pada Kevin yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Ngapain senyum-senyum anjir, kaya kerasuka lo. Takut gue," gerutu Chika memegang tenggkuknya merasa sedikit takut dengan Kevin.
"Cium," ujar Kevin menunjuk pipinya. Chika memutar bola matanya malas lalu mendekat ke arah Kevin dan mencium pipi cowok itu.
Itu adalah hal yang selalu ia lakukan jika bangun pagi, dari mereka berumur lima tahun. Sebenarnya Chika sudah menganggap Kevin sebagai abangnya sendiri karna Galang yang juga jarang bersamanya.
Tapi hati Kevin malah baper dengan itu dan menaruh hati pada adik sepupunya itu. Ini bukan menentang, hanya saja harus dihindari, bukan tidak boleh, hanya saja lebih baik jangan.
"Udah mandi belum lo?" tanya Kevin mengacak-acak puncak kepala Chika.
Chika menggeleng. "Males gue, nanti aja, selesaikan dulu perintah si Garang," kata Chika sambil melirik Galang yanga sedang sibuk berkutat dengan laptopnya dari atas sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...