hai hai haiiii
call me kaboooss
kembali lagi dengan bralens
ayo absen dulu pake tanggal berapa sekarang
selamat membacaaaa
B R A L E N S
"Lo."
Chika langsung terdiam sambil menatap Kevin tak percaya. Selang beberapa detik tawanya langsung meledak memenuhi suara di rumah itu.
"AHAHAHA, lo bercanda kan Vin, gak mungkin lah," protes Chika dengan tawa yang besar.
Kevin menyeritkan keningnya bingung. Kenapa Chika melepas tawanya padahal tidak ada yang lucu. Bahkan cewek itu salah merespon perkataan Kevin.
"Kenapa ketawa sih Ka? Gak ada yang lucu. Kenapa lo malah ketawa. Gue juga gak melucu," komen Kevin dengan kening yang berkerut.
"Ya lo melucu, becandaan lo lucu Vin, yakali lo suka sama gue, lo becanda biar gue bisa ketawa kan Vin? Biar gue gak sedih lagi kayak tadi kan Vin? Lo mau hibur gue kan Vin?" tanya Chika lalu kembali melepas tawanya.
"Ka, gue gak becanda Ka, gue serius," timpal Kevin membuat Chika berusaha menahan tawanya.
"Huh, capek perut gue. Lo buat gue ngakak Vin." Chika menarik nafas lalu membuangnya dan dilakukannya berkali-kali.
"Chika." Kevin memegang bahu Chika lalu menghadapkannya lurus ke hadapannya.
"Gue serius Ka. Gue gak bisa nyimpan perasaan ini terus-terusan karna gue udah lama nyimpannya, gue gak sanggup. Lihat lo dekat sama Alza aja gue gak bisa Ka, gue iri. Gue beneran suka sama lo lebih dari status kita yang sepupu, gue sayang sama lo lebih dari sepupu, gue cinta sama lo Ka sebagai cowok dan cewek biasa," jelas Kevin lagi.
Chika mengerjabkan matanya tak percaya, mendengar penuturan yang tiba-tiba dari Kevin membuat dirinya syok. Kenapa tiba-tiba seperti ini?
"Mungkin karna ini juga gue jadi sering marah sama lo, karna lihat lo dekat sama Alza Ka. Mungkin tadi gue juga iri lihat lo bisa jalan sama Alza Ka." Kevin melepaskan tangannya yang memegang bahu Chika. Bahunya jadi turun melihat Chika yang tak bereaksi apapun.
"Gue gak tau harus apa Ka, gue gak tau kenapa perasaan ini tumbuh, gue gak tau Ka. Tapi intinya dari dulu, dari kita kecil gue udah suka dari lo Ka, lo cinta pertama gue."
Kevin mencurahkan semua yang ia rasakan selama ini pada Chika. Setelah bertahun-tahun memendam itu semua akhirnya Kevin bisa mengeluarkan semuanya di depan Chika.
"Lo bohong kan Vin? Gue gak percaya," sanggah Chika yang masih belum percaya.
"Gue benar Chika, gue gak bohong. Semua yang gue lakuin sama lo selain melindungi lo sebagai adek sepupu gue, gue juga melindungi lo sebagai orang yang gue cinta Ka," tutur Kevin dengan muka yang sangat serius.
Matanya menatap mata Chika sangat dalam, menyalurkan semua perasaan yang selama ini ia pendam dan tidak pernah mengatakan langsung pada Chika.
"Gu-gue gak bisa Vin." Chika lalu berjalan meninggalkan Kevin dengan tatapan yang tidak bisa Kevin artikan maksudnya.
Kevin langsung menarik tangan Chika agar tidak pergi. "Ka, gue gak minta lo balas perasaan gue, gue cuma mau lo tau kalau gue suka sama lo Ka, cuma itu, tolong jangan jauh dari gue Ka, gue gak bisa lo jauh dari gue," imbuh Kevin dengan nada yang sangat sendu.
Chika tak mempedulikan perkataan Kevin, ia berjalan meninggalkan Kevin dengan langkah yang cepat.
Kevin yang terdiam di tempat jadi menurunkan bahunya. Ternyata keputusannya untuk mengatakan perasaannya pada Chika itu salah. Chika malah tak mau bicara padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...