hai hai haiii
bralens kembali inii, hayolo chikaaa astagaaa
panggil aku kabos
selamat membacaaa
B R A L E N S
"WOI ANJING, LO APAIN CEWEK GUE BANGSAT."
Belum sempat bibir cowok itu mengenai bibir Chika, lampu langsung menyala membuat Chika sangat bersyukur. Kevin berjalan dengan tangan kesal dan menghajar cowok itu.
Chika langsung berjalan ke kasur karna entah kenapa dirinya jadi lemah gini. Bajunya kembali ia kancing dan bersandar di kepala kasur. Ia menarik selimut lalu menyelimuti badannya yang berkeringat dingin. Rambutnya juga sudah berantakan.
"Bangsat lo babi. Lo pegang-pegang cewek gue. Lo apain dia hah?!" tanya Kevin terus saja meninju cowok itu tak berperasaan.
"Gue lumat bibirnya yang manis." Kekehan terdengar di akhir kalimat cowok itu menganggap kalau kejadian itu sudah terjadi padahal belum sama sekali.
"Badannya juga udah gue pegang-pegang," lanjut cowok itu lagi yang membuat kemarahan Kevin bertambah besar.
"Anjing lo bangsat. Enak aja lo gituin dia. Gue yang jaga dia lo malah ngerusak bangsat." Kevin melayangkan tendangan ke perut cowok itu.
Sepertinya cowok itu tidak sepenuhnya sadar karna Kevin merasakan bau alkohol jika dekat dengan dia. Kevin lalu menoleh pada Chika yang sudah lemas.
"Ger, lo urus si anjing itu," suruh Kevin pada Aiger menunjuk cowok yang sudah terkapar itu.
Kevin lalu berlari ke arah Chika dan memeluk cewek itu. "Maaf, maafin gue. Maafin gue, gue minta maaf. Gue gagal jagain lo lagi Ka, maafin gue," pinta Kevin dengan nada yang sangat merasa besalah.
Tangisan Chika kembali pecah mendengarnya. "Kevin gak salah," lirihnya dengan lemah.
"Apa yang udah dia lakuin ke lo Ka?" tanya Kevin dengan posisi yang masih seperti tadi.
"Tadi dia-dia tadi pegang, dia jahat Kevin. Dia pegang-pegang, dia jahat," ujar Chika lagi dan melepas tangisannya.
"Udah jangan dibilang. Gak usah diingat lagi. Gue ada di dekat lo. Maafin gue Ka," ujar Kevin lagi.
"Kevin, dia buka baju Chika, Kevin. Chika takut," cicit Chika membuat Kevin semakin mengeratkan pelukannya.
"Bangsat, cowok gila!" umpat Kevin mendengar penuturan Chika. Cowok itu sudah dibawa Aiger ke luar entah ke mana.
"Dia pegang perut Chika Kevin, dia juga pegang punggung Chika. Chika gak tau kalau Kevin gak datang tadi gimana nasib Chika sekarang," tutur Chika lagi semakin membuat Kevin sangat merasa bersalah.
"Maaf gue datangnya lama, maafin gue Ka, gue yang salah. Harusnya gue langsung percaya sama lo tadi. Maafin gue, gue gagal lagi jagain lo." Kevin mencium puncak kepala Chika berkali-kali.
"Dia pegang bibir Chika, Kevin. Dia jahat Kevin, dia pegang-pegang Chika," adu Chika seperti anak kecil yang sedang mengadu pada orang tuanya.
"Chika takut Kevin, Chika takut banget," cicit Chika lagi yang sudah segukan. Air matanya sudah membanjiri seluruh wajahnya.
"Gue gak akan tinggalin lo lagi Ka, maafin gue. Maafin gue." Kevin sangat merasa bersalah melihat Chika seperti ini. Ini memang salahnya, kenapa dia harus meninggalkan Chika disaat seperti ini, apalagi Chika sendiri di rumah.
"Kevin jangan pergi lagi. Chika gak mau Kevin pergi. Kevin di sini aja. Jangan pergi dari Chika lagi Kevin. Chika takut." Kevin tau Chika sedang mencari perlindungan. Dia juga sangat tau cowok tadi itu ingin membalas perbuatan Chika dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...