hai hai haiiii
kembali lagi dengan bralens
panggil aku kabos yaaaa
selamat membaca yaaaa
B R A L E N S
Chika menatap foto yang ada di genggamannya. Air matanya dari tadi mengalir di pipinya. Ia mengelus foto itu dengan lembut.
"Gue kangen sama lo Kevin. Siapa yang bakal jagain gue kalau lo dingin gini sama gue?"
"Belikan gue minuman sana!" perintah salah satu murid teman Chika, Chika menoleh dengan sinis ke arah orang itu.
"Ngapa lo ngatur-ngatur gue hah?! Berani lo sama gue?" tanya Chika dengan nada yang tidak suka juga muka memerintahnya.
"Lo kira lo siapa di sini sampai bisa ngatur-ngatur? Uang lo udah gak ada. Ingat, lo bukan orang kaya lagi. Orang tua lo yang kasih lo uang udah meninggal. Jangan sok lagi," ujar cewek itu dengan nada yang lebih memerintah dari Chika.
"Gue ini bos lo!" seru Chika dengan nada penekanan disetiap kata-katanya.
"Itu dulu, sekarang enggak lagi. Pergi beliin gue minuman sana." Cewek itu mendorong bahu Chika dengan kasar menyruh cewek itu untuk membelikan apa yang tadinya ia suruh.
Chika yang masih kelas 10 itu berjalan dengan kesal ke stad minuman. Dulu dia adalah orang yang sering membully, memerintah, egois, tak mau kalah dan memiliki anak buah yang bisa dibayar dengan uang sekarang telah berubah semenjak orang tuanya meninggal seminggu yang lalu.
Teman-temannya yang dulu selalu bersamanya juga perlahan menjadikan dia sebagai pesuruh dan babu untuk mereka. Dunia Chika yang dulu menjadi pembully menjadi korban bully saat ini.
Mereka semua hanya mengandalkan uang Chika. Semua karna uang, dan perubahan itu juga karna uang Chika. Mereka menjauh karna uang Chika sudah tidak ada lagi untuk menyenangkan mereka.
"Ini minumannya!"
Chika meletakkan mimuman berwarna merah kesukaan temannya itu di atas meja dengan kesal. Ia sedikit menghentakkannya membuat airnya sedikit keluar dan mengenai baju mantan temannya itu.
"Anjir lo ya." Cewek itu langsung berdiri dan menyiramkan minuman berwarna merah kuat itu ke dada Chika.
"Lo ngapa nyiram gue." Tidak mau kalah, karna sifatnya masih tetap sama seperti dulu, Chika menarik rambut cewek itu dengan kasar.
"Lo yang duluan." Cewek itu juga menjambak rambut Chika kesal.
Brak
Chika dilempar dengan kesar oleh cewek itu membuat punggungnya mengenai tembok. "Mau apa lo hah?! Masa memerintah lo udah habis Chika. Lo kira kami mau temenan sama lo lagi? Tukang bully kayak lo yang sekarang patut buat dibully."
Cewek itu mengambil salah satu makanan yang ada di atas meja dan menumpahkannya di kepala Chika. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, cewek itu menyuruh semua orang melempar Chika dengan makanan.
Mereka semua tertawa sinis, itu akibatnya jika sering membully. Masa-masa pembullyan itu tidak akan bertahan lama dan karma pasti akan datang.
"Rasain tu, itu rasanya dibully. Tapi itu belum seberapa, lo lihat aja selanjutnya Chika."
Chika meringis mencoba berdiri. Dia berlari pincang menuju kamar mandi dan mencuci semua rambutnya yang terkena makanan juga bajunya yang terkena minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Novela Juvenil(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...