hai hai haiii
selamat datang lagi di bralennnsss
panggil aku kabos yaaaa
selamat membacaaa
B R A L E N S
"Gue terlalu keras ya sama Chika?" Kevin yang sedang duduk di atas kasurnya merasa telah salah bicara.
Setelah berminggu-minggu tidak bicara dan kali ini Chika mau berbicara padanya tapi Kevin malah berbicara ketus padanya.
Kevin lalu berjalan ke arah kamar Chika. Saat ia ingin membuka kamar itu ternyata dikunci dari dalam.
"Ka," panggil Kevin.
Tidak ada balasan dari dalam. "Ka maaf Ka, gue terlalu marah tadi," ujar Kevin dengan tangan yang mengetuk-ngetuk pintu kamar Chika.
"Pergi aja lo," balas Chika yang ada di dalam.
"Maafin gue Ka, maaf juga sama yang kemarin Ka." Kevin berucap dengan nada yang rendah.
"Ka, lo dengar gue Ka?" Tetap tidak ada balasan dari orang di dalam.
"Ka, ini semua salah gue, gue yang salah, hati gue salah Ka."
"Kemarin lo sendiri yang bilang lo bakaan buat orang yang gue suka itu suka sama gue juga, lo yang bakalan bujuk dia buat jangan marah ke gue, makanya gue berani bilang," tutur Kevin mengeluhkan semua yang masih ia pendam.
"Dan ternyata lo marah sampai sekarang sama gue, gue gak tau harus apa Ka, ini soal perasaan dan perasaan itu gak bisa dipaksa."
"Terus lo sendiri yang bilang kalau lo gak bisa, itu makanya gue pergi sama cewek lain, siapa tau gue bisa buka hati. Dan gue juga mau ngejauh dari lo Ka, biar lo bisa bebas sama Alza tanpa harus merasa bersalah lagi." Kevin terdiam sebenar.
"Kasih gau gue Ka, gue harus apa sekarang? Apa yang harus gue lakuin?"
Chika tak bersuara, entah apa yang cewek itu lakukan di dalam kamar. Kevin menghembuskan nafas pasrah, sudah lelah juga dia selalu membujuk Chika seperti ini.
"Ka, maafin gue Ka, gue mohon. Gue gak bisa didiamin gini terus Ka. Gue mau pergi sekolah bareng lo lagi, jalan-jalan bareng lo, makan bareng lo, kemana aja bareng lo Ka, gak kayak gini." Kevin mulai bersuara lagi dengan kepala yang ia sandarkan di depan pintu kamar Chika.
"Gue merasa jauh banget dari lo Ka, lo selalu aja menghindar, lo pergi waktu gue panggil, bahkan buat noleh ke gue aja lo gak mau Ka."
"Gimana buat hubungan kita kayak dulu lagi Ka? Gue harus apa?" tanya Kevin dengan suara yang rendah.
"Ka, gue minta maaf ya Ka, lo boleh pergi sama Alza kok, dan gue juga gak larang. Dia itu kebahagiaan lo, gue tau itu. Gue bisa lihat dari mata lo yang selalu senang kalau lihat dia." Chika tetap tidak bersuara.
"Percuma juga lo sama gue, lo gak akan bahagia sama gue Ka, bahagia lo itu Alza. Gue juga udah ikhlasin lo. Tapi gue mohon sama lo Ka, gue mau kita kayak dulu lagi. Gue mau perbaiki hubungan ini."
"Pergi aja lo Vin!" seru Chika yang mulai berbicara setelah Chika lama tidak bersuara.
Nafas panjang Kevin terdengar jelas. "Maafin gue ya Ka, gue pergi dulu, lo jaga diri lo di rumah. Doain gue semoga gue bisa lupain lo sebagai orang yang gue suka tapi enggak sebagai sepupu. Lo sepupu terbaik yang gue punya Ka."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...