42. BRALENS🇸🇴

222 67 120
                                    

hai hai haiiii

kembali lagi dengan bralens

panggil aku kabos

selamat membaca

B R A L E N S

Hari ini Chika berniat menemui Alza. Dengan sangat semangat ia berjalan di antara kerumunan orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Chika sangat bersyukur mereka tak melihat keberadaannya.

Chika berbelok ke arah ruang perpustaan dan masuk dengan perasaan senang tapi pemandangan lain membuat ia mengurungkan niatnya.

Terlihat Alza sedang tertawa bersama seorang cewek. Bahkan cewek itu mencium pipi Alza dan Alza tidak menolaknya. Chika memundurkan langkahnya saat Alza menoleh ke arahnya tapi ia langsung memeluk cewek itu.

Muka Alza biasa saja, bahkan cowok itu tak berniat menghampiri Chika atau memberikan kejelasan padanya. Chika tersenyum paksa lalu pergi dari sana. Percuma juga dia di sana akan melihat itu.

Tapi Chika merasa aneh, kenapa rasa sakitnya tidak sama seperti ia melihat Kevin dengan Prilla? Apa Chika benar-benar tidak suka Alza dan lebih suka dengan Kevin?

Kepertinya memang benar. Kevin benar-benar sudah merebut hatinya. Chika tidak tau harus melakukan apa lagi. Chika bingung, keadaannya sekarang tidak sama lagi seperti dulu.

Chika berjalan ke kantin untuk membelikan minuman pada Kevin. Chika bingung, kenapa tidak ada yang menghalangi jalannya padahal mereka semua melihat Chika. Tapi tatapan itu adalah tatapan meremehkan.

Chika menundukkan kepala takut. Dia mempercepat langkahnya dan berjalan ke kelas Kevin tak lagi mempedulikan tatapan itu.

Chika menghampiri Kevin dengan senyuman walaupun dia melihat ada Prilla di sana. Tak memperdulikan perkataan orang, Chika datang meletakkan minuman di atas meja Kevin.

"Kevin, ini Chika bawain minum buat Kevin. Tadi Kevin lupa bawa minum kan?" tanya Chika meletakkan minum itu di atas meja Kevin.

Kevin terkekeh melihatnya. "Tumben, biasanya mana pernah peduliin orang," sindirnya membuat Chika terus saja tersenyum.

"Tapi sekarang udah beda Kevin."

Kevin menaikkan sebelah alisnya lalu menoleh pada Prilla dan ia mengangkat tangannya yang memegang botol minuman yang sama.

"Prilla udah beliin gue duluan tadi." Chika melirik botol itu sekilas.

Kenapa harus Prilla lagi. Prilaa selalu yang pertama. Salalu saja ada nama Prilla di dalam kata-kata Kevin. Chika jadi sangat kesal mendengarnya.

"Yaudah ini buat nanti kalau udah habis. Gue duluan ya, oh iya kalau belum makan jangan lupa makan ya Kevin. Daaa." Chika berbalik badan lalu keluar dari kelas Kevin menuju kelasnya.

"Aduh-aduh dipeduliin Chika ni." Charles berucap untuk menggoda Kevin dengan mencolek dagunya yang membuat Kevin jadi jijik.

"Ih tangan lo abis ngupil anjir. Enak aja megang-megang gue." Kevin menghempaskan tangan Charles kasar.

"Ya kan udah gue cuci tadi, gak ada yang sisa kok," gerutu Charles merasa kesal. Memang dia tadi ngupil tapi dia langsung mencuci upil itu.

"Gimana mau bersih kalau nyucinya aja pake ludah. Yang ada jari lo itu tambah jorok goblok." Deren menonjor kepala Charles berharap kegoblokan temannya itu berkurang.

"Kenapa? Lo mau? Minat ya?" Charles menjulurkan jarinya ke arah Kevin membuat Kevin langsung mundur. Charles orang yang sangat jorok dan tidak kenal tempat.

BRALENS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang