hai hai haiii
bralens kembali lagi niii
panggil aku kabos yaaa
selamat membacaaa
B R A L E N S
Chika berjalan bersama Kevin di lorong SMA dengan berbagai tatapan juga perkataan orang yang melihatnya. Semua sudah tau mereka berpacaran karena Charles yang memberikan infonya di SG.
"Woi-woi, kalian udah dengar berita belum?" tanya Salah satu cewek dengan berlarian menghampiri temannya. Chika dapat mendengarnya dengan jelas.
"Berita apa?" tanya temannya dengan penasaran.
"Tadi gue habis dari ruang guru, terus Bu Rani bilang Alza meninggal karna operasinya gagal," ujar cewek itu membuat Chika terdiam.
Ia berhenti berjalan denvan menggenggam kuat tangan Kevin. "Kevin, dengar itu?" tanya Chika dengan mata yang mulai berair.
"Iya Ka, gue dengar." Kevin mengangguk lalu membawa Chika dalam dekapannya.
"Maafin Chika nangisin cowok lain, tapi Chika baru tau Vin, tenyata Alza itu teman kecil Chika," ujar Chika dalam dekapan Kevin.
Kevin dapat mengerti hal ini. Ia mengelus punggung Chika dengan lembut. "Ayo kita ke rumahnya."
Kevin menghapus air mata Chika dan menarik Chika dengan lembut lalu menariknya untuk kembali menuju parkiran, membiarkan Chika melihat Alza untuk terakhir kali.
B R A L E N S
"Tante Fika?" Chika berdiri telat di depan makan Alza yang baru itu. Fika—Ibu Alza— dari tadi terus menangis dipelukan suaminya.
Fika menoleh pada Chika. "Kamu Chika kan?" tanya Fika membuat Chika mengangguk.
"Kamu Chika yang dulu sering sama Alza kan?" tanya Fika lagi kembali membuat Chika mengangguk.
Fika langsung memeluk Chika dan kembali menangis memeluk Chika. Chika ikut memeluk Fika dan mengelus punggung wanita itu.
"Tante, maafin Chika, mungkin karna Chika Alza jadi stres gini," ujar Chika dengan lemah. Fika menggeleng lemah.
"Engga Chika, penyakit Alza udah ada dari dia lahir nak. Ginjalnya memang udah satu dari lahir," kata Fika membuat hati Chika seperti tersambar petir.
"Alza udah kuat banget bisa hidup sampai umurnya yang segini. Ibu bangga sama dia," lanjut Fika lagi.
"Chika juga bangga sama dia Bu, semua Alza bahagia di sana. Ibu jangan nangis lagi ya. Nanti Chika bakalan lihat-lihat Ibu ke rumah."
Fika melepas pelukannya lalu mengambil sesuatu dari sakunya. "Ini dari Alza buat kamu Chika."
"Chika menyerit bingung. Apa ni Bu?" tanya Chika dan Fika menggeleng.
"Ibu gak tau Chika. Sebelum dia operasi dia titip ini sama Ibu, kamu lihat aja di rumah ya." Chika mengangguk lalu melihat dengan jelas apa yang Alza berikan.
Ia lalu melihat gundukan tanah yang masih basah itu sekilas membuat air mata kembali terjatuh dari pelupuk matanya. Tidak menyangka kawan kecilnya sudah pergi meninggalkannya.
"Yang tenang di sana Alta, Alta udah gak sakit lagi sekarang. Meiza bakalan doain Alta terus."
B R A L E N S
Chika duduk di tepi kasurnya lalu mengambil kotak yang tadi Fika berikan. Ia membuaka kotak itu perlahan menampakkan satu kertas yang berlipat, sebuah kalung dengan liontin berwarna hijau juga satu lembar foto.
Chika mengambil foto itu, dua anak berbeda kelamin sedang saling berangkulan. Chika lalu melihat foto kecilnya yang terpajang di atas nakas, mirip sekali dengannya jadi itu memang dia.
Chika melihat tulisan di belakangnya 'ini alta sama meiza'. Setelah itu ia membuka kertas yang Alta berikan itu dan membacanya perlahan.
hai meiza, ini surat dari alta buat meiza
mungkin waktu meiza baca ini alta udah gak ada di dunia karna alta ngerasa hidup alta gak akan lama lagi
sakit za, sakit banget
capek harus selalu cek ke dokter, harus selalu minum obat yang pahit pahit itu
eh jadi curhat
okedeh kembali ke topik
meiza jangan sedih ya, alta pingin lihat meiza senyum terus
kemarin alta gak datang seminggu karna alta dirawat di rumah sakit, maaf karna meiza jadi nyariin
dan minuman satu liter itu memang harus di minum sama orang berpenyakitan kayak alta
maaf ya kemarin alta peluk cewek lain, sebenarnya alta gak mau meiza sedih waktu alta benar benar pergi dari dunia
tapi ternyata alta lihat meiza masih sedih dan nangis sekarang
jangan nangis ya meiza, alta bakalan lihat meiza dari sini
tetap semangat jalani hari hari meiza
oh iya itu foto kita dulu za, meiza simpan baik baik ya
sama kalung itu buat meiza, alta yang buatnya ditolong sama ibu
yang lama pasti udah kecil dan agak jelek
alta sayang sama meizaChika menutup kertas itu lalu meletakkannya kembali ke kotak. Ia mengusap air mata yang mengalir di pipinya lalu menarik nafas panjang.
Chika mengambil kalung itu dan meletakkannya di atas telapak tangannya. Sangat cantik, Alza yang membuatnya langsung dari tangannya.
Chika mengelus liontin itu dengan lembut. "Makasih ya Alta, semoga Alta bahagia di sana."
Chika berjalan ke arah lemarinya dan mengambil album di sana lalu meletakkan fotonya dan Alza tadi di atas. Dia akan menyimpan foto itu baik-baik sebagai kenangan.
Chika mengelus foto itu perlahan dan menutup lemarinya, bisa-bisa kalau lama-lama melihat itu dia akan semakin sedih.
Chika lalu berjalan ke cermin dan membuka kalung pertama lalu memasang kalung yang baru Alza berikan ini. "Makasih Alta, kalungnya bagus."
B R A L E N S
hai hai haiii
gimana kabarnya niiii
gimana juga part iniii
jangan lupa selalu senyum dan bilang makasih yaaa
follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander@rajaallaver
@biancakejora@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini beby
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...