23. BRALENS🇦🇱

249 117 135
                                    

hai hai haiii

panggil aku kabos

bralens kembali lagi niii

selamat membaca yaaa

B R A L E N S

Chika menoleh ke arah Hara yang sudah terlelep di bahu Farel —Ayah Kevin— dengan air mata yang sudah mengering di pipinya.

Ayah Kevin baru saja datang beberapa menit yang lalu setelah selesai meeting. Sementara teman-teman Kevin masih menunggu di ujung lorong IGD masih setia menunggu Kevin.

Entah sudah berapa jam mereka menunggu di sana, tapi dokter belum juga keluar dari ruangan itu. Chika sangat takut terjadi sesuatu pada Kevin.

Decitan pintu IGD membuat Chika menoleh ke arah pintu dan mendapati dokter sudah keluar dari ruangan. Chika dengan cepat membangunkan Hara dan berjalan ke arah dokter.

Galvin, Aiger, Kevin dan Charles juga berjalan mendekati Dokter dengan muka was-was dan takut juga khawatir mereka.

"Dengan keluarganya pasien?" tanya Dokter setelah Hara berdiri di depannya.

"Iya dok, saya Bundanya." Hara mengangguk menatap dokter khawatir.

"Begini Bu, pasien mengalami benturan yang cukup keras di bagian kepalanya menyebabkan pembekuan di bagian dalam kepalanya," jelas dokter dengan tenang.

Hara menutup mulutnya dengan tangan dan badan yang lemas, kalau saja Farel tidak memegangnya makan bisa jadi Hara sudah terjatuh ke lantai.

"Pembekuan dok? Jadi apa yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan dia dok?" tanya Chika dengan air mata yang kembali mengalir di pipinya.

"Kami akan melakukan operasi untuk pasien, dan itu semua juga dilakukan atas persetujuan dari orang tua." Dokter memandang Hara dan Farel.

Farel dan Hara saling pandang. "Lakukan yang terbaik buat Kevin dok, saya gak mau anak saya kenapa-napa."

"Baik Buk, silahkan ikut saya," ujar suster yang ada di belakang dokter itu.

"Chika, kamu di sini aja ya nak." Chika mengangguk sayu menghapus air matanya.

Dokter masuk ke ruangan IGD tempat Kevin tadi dan tak lama kemudian Kevin di keluarkan dari ruangan itu menuju ruangan operasi.

Kepalanya diperban dengan beberapa luka di bagian bawah mata dan pipinya. Di lengan Kevin juga sudah diperban yang sangat panjang, sepertinya luka di lengannya sangat panjang.

Chika yang melihat itu kembali menumpahkan air matanya. Ini semua salahnya, Kevin tidak akan seperti ini kalau Chika menghalanginya tadi.

"Vin, kami tau lo pasti kuat." Deren menarik nafas panjang melihat Kevin yang ditarik menuju ruang operasi dengan beberapa lukanya yang sudah diperban.

"Epin yang kuat ya, Ika bakalan doain Epin biar kuat dan cepat sadar. Nanti kalau Epin udah sadar Ika bakalan jagain Epin dan gak bakalan egois lagi," ujar Chika tepat di depan muka Kevin mengikuti arah brankar itu ditarik suster.

Isakan Chika terdengar sangat jelas. Ia menghapus air matanya yang mengalir bebas di pipinya.

"Tunggu di sini." Suster menghalang jalan Chika saat cewek itu ingin masuk juga ke ruang operasi.

Charles terduduk lemas di kursi tunggu depan ruangan operasi Kevin. Dari tadi cowok berambut keriting itu tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk Kevin.

Pastinya mereka tidak ingin ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya itu. Dan mereka juga ingin operasi yang Kevin jalani berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan bisa membuat Kevin sehat lagi.

"Kenapa Kevin bisa teledor gak bawa helm sih?!" tanya Deren entah pada siapa sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Kenapa kata Reskar Kevin marah-marah? Gue jadi bingung, Kevin mana pernah lupa bawa helm biasanya," timpal Aiger yang duduk di sebelah Deren.

Chika yang mendengar dari kursi tunggu seberang mereka jadi sangat merasa bersalah. Apakan niat Kevin memang untuk mencari mati karna tidak menggunakan helm.

"Ngapa juga Kevin bawa motor sambil marah-marah, fatal kan akibatnya," ujar Deren lagi.

"Ka," panggil Charles dari tempatnya menatap Chika.

Chika mengangkat kepalanya menoleh ke arah Charles. "Kenapa?" tanyanya dengan suara yang serak.

"Kevin tadi dari rumah kan sama lo? Sebelum itu dia ngapain? Kenapa dia bisa marah-marah gitu? Lo pasti tau kan?" tanya Charles bertubi-tubi pada Chika.

Chika menutup mulutnya rapat, tak tau harus mengatakan apa. Memang Kevin tadi bersamanya dan sebelum Kevin pergi dia dan Kevin berkelahi.

"Ka, lo kenapa diam aja? Gue nanya jawab dong!" seru Charles dengan nada yang sangat tidak sabaran.

"Tadi Kevin di rumah sama gue, tapi tadi ka-"

"Chika, Kevin gimana nak?" tanya Hara yang baru saja datang membuat Chika menghentikan ucapannya.

Charles menghempaskan tangannya di udara dengan kasar, padahal Chika ingin mengatakan kronologi kejadiannya tapi Hara malah datang.

"Kevin udah di dalam Bun, tapi luka Kevin banyak Bun, Kevin pasti sakit," kata Chika melepas kembali tangisannya.

Hara membawa Chika dalam dekapannya. "Sttt, udah ya sayang, Kevin pasti selamat. Kevin kan kuat. Chika juga tau kan Kevin kuat," ujar Hara menyemangati Chika dengan tenang meski sebenarnya dia tidak tenang.

"Semoga Kevin baik-baik aja dan Kevin bisa sekolah bareng Chika lagi," ucap Chika meyakinkan dirinya.

"Semoga Kevin cepat sembuh dan dia bisa makan di luar lagi bareng Chika."

"Semoga Chika cepat sembuh dan kami bisa kelahi lagi kayak biasanya."

B R A L E N S

hai hai haiiii

gimana kabar kaliannnn

semangat yaaaaaaaaa kalian semuaaaa

follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalma

follow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander

@rajaallaver
@biancakejora

@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca

@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela

@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa

@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam

@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara

@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng

@kenziearkanaaa

@aryaaalvaroo
@gladysclarista

ini charles

ini charles

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRALENS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang