hai hai haiiii
bralens kembali lagiiii
panggil aku kabos yaaaa
selamat membacaaaa
B R A L E N S
Chika berlari di bawah guyuran hujan menuju ke halte depan gerbang sekolah. Ia menutup kepalanya dengan tas sekolahnya lalu menatap ke sekitar, pulang bersama siapa dia hari ini?
Nasya, Beby dan Amora sudah pulang duluan tadi dan Kevin apa lagi, Chika melihat dia tadi pulang dengan Prilla. Chika memang sengaja keluar lama. Malahan dia tidak ada niatan untuk pulang hari ini.
Percuma saja dia di rumah, gak ada teman. Biasanya Kevin yang selalu dia ajak bercerita dan bercanda lalu diganggu tapi sekarang tidak lagi. Hara juga tidak ada di rumah karna keluar kota bersama Farhan lima hari.
Chika melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul lima sore, mau tidak mau Chika harus segera pulang saat ini juga.
Jarak rumahnya dengan sekolah memang tidak terlalu jauh, Chika juga tidak melihat angkot yang lewat lagi. Mungkin karna hari hujan.
Chika memilih melangkah meninggalkan halte menuju rumahnya dengan tas yang ia letakkan di kepalanya. Percikan-percikan air hujan itu banyak mengenai seragamnya yang memang sudah basah karna terkena siram oleh orang-orang yang dendam padanya.
Setiap hari Chika selalu terpojokkan oleh semua orang dan pasti mendapatkan bullyan. Kevin yang melihat tidak ada niatan untuk membantunya, Kevin benar-benar sudah berubah. Dan Chika tau dia salah.
Chika tidak mempedulikan itu sekarang, yang dia ingin adalah segera sampai ke rumah meski basah kuyup, dia juga tidak peduli lagi dengan dirinya sendiri.
Akhirnya setelah menempuh 20 menit berjalan ke rumahnya, Chika sampai juga meskipun bajunya sudah sangat basah, bahkan menjadi tembus pandang.
Hachim hachim
Chika terbersin saat ingin masuk ke rumahnya. Mungkin ini efek berlari di bawah guyuran hujan. Chika khawatir besok dia akan sakit karna seminggu ini dia banyak izin karna sakit juga.
Chika masuk ke dalam rumah tak lupa mambuka kaus kakinya yang sudah basah. Ia juga menggosokkan badannya karna terasa dingin.
Saat Chika masuk, pemandangan yang sangat membuatnya iri itu memenuhi penglihatannya. Kevin dan Prilla ada di sama dengan tangan Kevin yang merangkul Prilla lalu kepala Prilla yang bersandar di dada bidang Kevin.
Harusnya Chika yang ada di sana. Biasanya Chika yang selalu mendapatkan hal itu dari Kevin, kenapa sekarang cewek lain? Dan kenapa juga Chika harus melihat hal itu yang akan membuatnya sakit hati.
Tidak, Chika tidak suka dengan Kevin, tapi dia hanya iri karna biasanya perlakuan Kevin itu hanya untuknya. Dan sekarang semuanya sudah berubah.
"Eh Chika udah pulang, kok hujan-hujanan sih?" tanya Prilla basa-basi ingin mengangkat kepalanya tapi Kevin menghalanginya dengan memegang kening Prilla agar mengangkat kepalanya.
Chika hanya tersenyum membalasnya. Memang Prilla tidak tau kalau di luar hujan? Apa karna keasikan di dalam dengan Kevin dia jadi tidak memikirkan cuaca di luar?
"Gini aja, gue kedinginan ni," pinta Kevin dengan nada manja.
"Peluk lagi," pinta Kevin lagi membuat Chika yang mendengar sangat merasa iri.
Prilla memeluk Kevin dengan menutup matanya. "Iya-iya, manja banget sih jadi orang."
"Tapi lo suka kan?" goda Kevin dengan kekehan.
Mendengar itu Chika dapat menyimpulkan kalau Kevin benar-benar sudah berpacaran dengan Prilla. Kevin benar-benar melupakan Chika.
"Iya deh, gue ngalah."
"Chika, lo ganti baju ada dulu, nanti bisa sakit kalau makai baju basah terus," kata Prilla pada Chika tanpa mengubah posisinya. Prilla memang tidak jahat, tapi entah mengapa Chika tidak suka dengan cewek itu.
"Ngapain lo peduli sama dia sih sayang? Peduliin gue aja deh," komen Kevin yang sepertinya merasa iri karna dari nada bicaranya dapat terdengar.
Sayang kata Kevin? Sebegitu sayangnya Kevin pada Prilla? Chika lalu berjalan masuk dan tidak mau lagi mendengar apa yang mereka katakan. Semua itu hanya akan membuatnya sakit hati.
Saat berada di tangga Chika menolehkan kepalanya sedikit ke belakang, dapat dilihat Kevin yang mencium puncak kepala Prilla lalu memeluknya erat.
Chika menutup matanya membuat air mata mengalir di pipinya. Apa keirian Chika itu ada terselip perasaan suka tapi Chika tidak menyadarinya? Tapi Chika yakin, dia tidak menyukai Kevin.
Tapi kenapa melihat Kevin yang begitu sayangnya dengan Prilla membuatnya seiri ini? Chika tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Dia yakin dia tidak suka dengan Kevin.
Chika lalu masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya lalu mengganti baju dan menghempaskan badannya ke kasur.
Chika teringat dengan liontin itu. Ia berjalan mengambil liontin dan kalung yang Alza belikan beberapa hari yang lalu. Chika lalu memasangkan kalung itu ke lehernya.
Chika tersenyum melihat lehernya. Liontin itu sangat cantik dan pas untuk kulitnya, besok Chika akan memperlihatkan kalung ini pada Alza.
"Alza, atau Kevin?" tanyanya pada diri sendiri sambil menatap lurus ke cermin.
"Gue suka Alza, tapi kenapa gue iri lihat Kevin dekat sama Prilla?" tanya Chika lagi.
Hachim hachim
Chika kembali terbersin. Sepertinya dia benar-benar flu dan Hara tidak ada di rumah, siapa yang akan menjaganya nanti. Chika lalu berjalan ke kasur, lebih baik dia istirahat dulu dari pada harus memikirkan dia cowok itu. Kesehatan juga sangat penting bagi dirinya.
"Selamat tidur Kevin."
B R A L E N S
hai hai haiii
gimana kabar kaliann
gimana part iniiii
follow ig aku yaaa
@fitriasalmadong
@fitriasasalmafollow ig mereka jugaa yaaa
@resvagos
@alanagabriellaa
@algaraalexander@rajaallaver
@biancakejora@salqueenamelody
@reyvanogalaxyca@stellavalenciaa
@latasyasahrez
@achaauristela@galvinravael
@kiaraanastasyaaaaa@tessakalila
@albarasamudra
@regalcomel
@langitwilliam@airinshanata
@arabellakeanaa
@sahirakinara@gerlanadinata
@rezviankeano
@ininatanganteng@kenziearkanaaa
@aryaaalvaroo
@gladysclaristaini aiger
KAMU SEDANG MEMBACA
BRALENS [COMPLETED]
Novela Juvenil(PART MASIH LENGKAP) Ini kisah Chika, cewek pencinta segala hal yang berkaitan dengan warna biru. Suka berteriak keras, ketawanya besar yang pastinya akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang yang mendengarnya. Ini juga kisah Kevin, cowok hum...